KOOKV |07 👑

7.9K 661 40
                                    

Akmu (I love you) ~
.

.

.

Aku tidak mengerti harus bagaimana lagi agar makhluk di hadapanku ini bergerak dan berbicara padaku.

#bahasamulaibaku

Sudah berapa kali ku ajak untuk bicara, tapi kenyataanya nihil. Ku kira dia akan bicara dan mencurahkan isi hatinya, oh ternyata sangat keras kepala sehingga ia bahkan tidak mengatakan sepatah katapun.

Jangan-jangan dia TIDAK BERNAPAS JUGA??!

Wah gawat kalau begitu.

Dengan sengaja ku dekatkan wajahku sehingga menutupi layar televisi dihadapannya.

Matanya membulat lalu kembali datar. Apa dia memang sedatar ini sebelumnya?

Ku dekatkan tanganku lalu sampai di tujuan, tepat di bawah lubang hidungnya.

Ditatap juga tanganku yang mulai mendekat pada bawah lubang hidungnya. Aku melakukan ini agar tau, apakah dia bernapas atau tidak?

Setelah tau jawabannya langsung ku bersimpuh dan duduk di bawahnya. "fyuh, gue kira lo engga napas" ucapku.

Dia menatapku, terlihat menyembunyikan wajah kagetnya.

"apaan sih!" kasarnya lalu hendak bangkit namun dengan sedikit kekuatan ku tarik celana pendek yang ia biasa di kenakan di rumah.

Hampir melorot jika ia tak menarik kembali celana itu. "lo ada masalah atau gimana sih? Dari tadi diem aja" ungkapku akhirnya. Tidak kuat di diamkan seperti ini oleh orang yang serumah dengan kita.

Dia menatapku datar, lalu berjongkok sehingga mata kami bertemu sangat dekat. "gu engga ke.na.pa" lalu pergi begitu saja.

"jangan ganggu gue! " teriaknya dari dalam.

Panas, itu yang kurasakan di telinga ku. Perasaan kesal ku dapatkan.

"Haaaa? " geramku.

Sangat kesal jika kebaikan bicaraku di rendahkan seperti ini. Sebal.

Dia itu alpha?! Apa kata bunda?! ALPHA MURNI?! SEMPURNA?!

Mimpi.

Kurasa aku dan dia memang berbeda. Sepatutnya kata alpha itu padaku, lalu dialah omeganya. Ah sial- kenyataan tak seindah bayanganku.

Aku bahkan lupa kejadian heat pertamaku. Yang ku ingat dengan jelas hanyalah dia menolongku membelikan makanan.

"cih" lalu ku kembali ke dalam kamar, sebelum itu ku matikan televisi di ruang tamu lalu menghentakkan kakiku setiap ku melangkah.

Biarkan dia seperti itu, aku juga bisa seperti itu.

Sial!

.
.
.

Keesokannya, dia -Jungkook- sudah berangkat.

Apa sepagi ini dia bangun?! Ini bahkan masih jam 6 pagi. Bayangkan jam berapa dia berangkat sekolah yang baru mulai set8.

Biarkan saja, tapi saat ku lihat ke meja makan sudah ada sarapan.

sendwich itu terlihat menggoda dan dengan cepat ku dudukkan diriku pada kursi dan meminum susu yang ada di samping sendwich itu.

"lezat" ucapku tanpa sadar.

Tapi sungguh ini benar-benar enak.

Kami tidak menyewa pembantu karena aku tidak suka ada pembantu selagi aku bisa melakukan sendiri pekerjaan rumah.

Truth or Dare | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang