3rd Year : Draco's Girl-friend

862 93 4
                                    

Tahun telah berganti, kini mereka menduduki tahun ke-tiga. Mereka yang awalnya pada tahap anak kecil, kini sudah beranjak menjadi tahap pra-remaja. Semakin bertambahnya umur, seharusnya semakin dewasa dalam menghadapi situasi.

Pengecualian untuk Draco Malfoy.

Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Hermione. Pemuda itu sama sekali tidak berubah. Tetap seperti anak kecil, tetap mengejeknya, untung ejekannya semakin lama semakin mudah ia hadapi. Hermione sudah semakin kebal dengan ejekan darah lumpur itu.

'Hanya saja, kini Malfoy sudah memikirkan tentang gadis.'

Batinnya secara reflek mengikuti apa yang dia lihat. Pemandangan baru, sedikit aneh, tapi mereka bilang itu wajar. Draco Malfoy dengan Pansy Parkinson. Akhir-akhir ini mereka sering terlihat bersama. Tentu saja dengan Crabbe dan Goyle. Ditambah Blaise dan Theo yang baru masuk gumbulan itu. Tapi Sejoli itu juga beberapa kali terlihat hanya berduaan.

Berbeda dengan saat Draco menjadi teman Hermione selama 4 hari. Dan itu pun Draco diam-diam. Tidak dengan bangganya dia tunjukkan pada publik seperti sekarang. Apakah berteman dengan Muggle-born sepertinya se-menjijikan itu?

"Stop! Aku tidak ingin ambil pusing." Ucapnya sedikit berteriak, mengejutkan Ron yang tidak sengaja melempar potongan paha ayam nya di udara.

"Punya hak apa kau melarangku makan Mione?" Ron mendengus kesal. Hermione yang sadar dengan kelakuannya menoleh pada Ron, ngeri.

"Tidak, lanjutkan saja makanmu."

Mengingat tentang lelaki di sebelahnya ini, sama saja dengan Draco. Tidak ada perubahan. Sekalinya ada perubahan, perubahannya pun sama. Ronald Billius Weasley kini sedang dekat dengan gadis yang tahun lalu menyebarkan gosip tentangnya dan Draco. Bukankah itu menyebalkan?

Meskipun dia tahu, dia hanya cinta satu pihak. Tapi jika berusaha, Hermione yakin hubungannya dengan Ron akan berhasil. Semoga saja.

Hermione memakan makanan penutupnya dengan penuh kekesalan. Oh ya, dimana Harry? Dia duduk berhadapan dengan Hermione, hanya saja sedang asik bergurau dengan George dan Fred. Si kembar Weasley itu sedang membongkar rahasia tentang kejahilan yang akan mereka lakukan pada anak kelas satu. Tidak patut memang.

"Kau menyuruhku berhenti makan, tapi kau sendiri makan seperti babi."

Hermione mendelik, menoleh pada Ron. Tangannya mengepal, kesal. Rambutnya ikut mengembang, tidak tahu kenapa bisa menjadi seperti itu. "Apa kau bilang?"

"Uhm–aku, itu–kau, kau belepotan." Ron cengingisan. Dia takut dengan garangnya Hermione, tapi tetap saja suka mengerjai gadis itu.

"Jangan mengalihkan topik!"

"Aku tidak," Tangannya terulur untuk mengusap krim, di sudut bibir Hermione. Kemudian, dia menunjukkan krim itu padanya, "Kau lihat?"

Hermione mengalihkan pandangannya, wajahnya merona mengingat sentuhan kecil yang diberikan oleh Ron beberapa detik lalu. Rambut yang tadinya mengembang kini mengempis, tangan yang awalnya mengepal kini melemas. Mata yang awalnya mendelik, kini mengerjap berkali-kali. Sekecil apapun yang Ron lakukan bisa berpengaruh sangat besar pada hatinya. Dia melanjutkan makannya tanpa menghiraukan Ron yang menatapnya aneh.

Sepasang mata tengah memandang Hermione dan Ron sedari tadi. Matanya menyendu melihat betapa meronanya Hermione dengan perlakuan konyol Weasley itu. Makanannya tidak dia habiskan, alhasil Crabbe dan Goyle kini menyantapnya. Mubazir katanya.

"Kenapa Drake?"

"Kau melihatnya, Pans." Draco menoleh pada Pansy yang kini tersenyum. Dia menepuk-nepuk pelan punggung Draco. "Sakit hati lagi?" Pansy terkekeh. Draco menyunggingkan senyuman miringnya.

Accio YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang