3rd Year : Luck You Say?

695 89 22
                                    

"Baiklah, aku akan kembali ke asrama. Harry dan Ron mungkin sudah mencari ku dari tadi." Ucap Hermione dengan tawa kecilnya.

"Secepat itu? Habiskan waktu mu disini sebentar saja. Bersamaku, Ya? Hanya 10 menit lagi."

"Tidak Malfoy. Aku sudah menghabiskan waktu dengan mu kurang lebih dua jam lamanya. Lagi pula kita bisa menghabiskan waktu bersama besok." Pemuda berambut pirang itu merengut.

Draco dan Hermione menghabiskan waktu mereka selama waktu yang Hermione katakan. Dia bahkan belum bilang pada Harry dan Ron, bahwa dirinya bertemu dengan Draco malam ini.

"Terserah dirimu saja." Draco membalikkan badannya hendak pergi dari hadapan gadis itu.

"Hey, kau marah? Dasar egois!" Hermione melipat tangannya di depan dadanya. Draco membatalkan niatan untuk kembali ke asramanya. Dirinya kembali berbalik dan mendekat pada Hermione, menatap matanya tajam.

"Egois kau bilang? Kau menghabiskan waktumu seharian bersama dua teman idiotmu itu. Bahkan aku hanya kau beri paling lama dua jam saja. Kau tidak mengerti betapa menyiksanya rindu itu?" Ucap Draco kesal. Napasnya memburu, dada bidangnya ikut naik dan turun. "Atau jangan-jangan kau tidak pernah merindukan ku?"

Hermione tertawa mendengar penuturan Draco. Bagaimana Draco bisa memiliki sisi overprotective untuk dirinya. Sungguh Hermione merasa beruntung. Hermione mengikis jarak darinya dan Draco, lalu berjinjit. Senyumnya berubah jahil.

"Jadi kau cemburu?" Hidungnya hampir menyentuh hidung Draco. Jangan tanya bagaimana Draco. Yang tadinya dia benar-benar terlihat keren saat marah, kini gelagapan dengan kedua telinganya yang berubah menjadi merah.

"A-apa? Tidak." Hermione terkekeh. Senyum manis terpampang di wajahnya. Dia semakin mendekatkan wajahnya, dan Draco terpejam. Setelahnya ia terkejut, karena Hermione mengecup pipi kanannya. Hermione segera menjauhkan wajahnya, dan berjalan mundur.

"Selamat malam, Draco." Dia menyunggingkan senyuman jahilnya. Draco tidak habis pikir. Pipinya merona, dia memegang pipi kanannya dan tersenyum.

"Apa yang baru saja terjadi?" Senyuman sangat lebar terpatri di wajahnya, dia meloncat-loncat.

"Granger mencium pipiku!" Berikutnya dia tertawa, menggema di sepanjang koridor. "Di-dia memanggilku Draco!" Kembali tertawa.

Sedetik setelahnya, ia menetralkan wajahnya. Dia kembali, Hermione kembali. Draco memasang wajah jahilnya, "Bagaimana bisa kau melarikan diri setelah apa yang kau lakukan padaku, hm?"

Hermione tidak menghiraukan, dia malah mencengkram bahu Draco keras dan mengguncangnya hebat. Wajah jahil Draco menghilang, dia bingung dengan apa yang dilakukan Hermione.

"Granger, apa yang kau lakukan?!"

"Kau mendengarku?

"Hermione Granger!"











"Mate, bangun! Oi, cepat kau akan ketinggalan pelajaran Professor Snape!" Crabbe mengguncangkan tubuh Draco yang masih setia berbaring di kasurnya.

"Berhenti mengguncangkan badanku, Granger. Kau ini kenapa?" Ucap Draco di dalam tidurnya. Crabbe dan Goyle berbagi tatap, sedari tadi Draco mengigau tentang Hermione. "Coba kau pura-pura jadi Granger."

"Aku? Kau saja Goyle!" Crabbe melempar tugas, terpaksa Goyle harus melakukannya. Dia mengatur suaranya agar menjadi seperti Hermione. Mengayunkan tongkatnya dan,

"Ekhem! Draco sayang, ayo bangun. Kita akan ketinggalan pelajaran Professor Snape." Crabbe mengacungkan kedua jempolnya pada Goyle, dibalas serupa oleh pemuda itu. Mereka berdua tersenyum ketika melihat Draco tersenyum berusaha membuka matanya.

Accio YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang