Summer : a Letter From Him

557 67 18
                                    

Suhu udara mulai berubah menjadi lebih hangat, ini sudah memasuki musim panas bukan? Para murid membawa perlengkapan mereka masing-masing, untuk menuju ke Hogwart express. Kereta itu berangkat masih dua puluh menit lagi, tapi sudah banyak yang datang lebih dulu agar nantinya tidak terburu-buru. Trio singa dan ular sudah sama sama dalam perjalanannya, dengan trio singa yang memimpin.

"Hey Drake," Panggil Goyle, tidak berhenti berjalan.

"Hm?"

"Liburan ini nanti, kau rencana kemana?"

"Rumah, dimana lagi?" Jawab Draco singkat. Pandangannya terfokus ke depan, lebih rincinya, menatap Hermione dari belakang.

"Maksudku, kau tidak ingin kita bertiga liburan bersama hm? hm?" Draco menggeleng,

"Memangnya apa untungnya liburan bersama kalian, setiap hari aku juga sudah bertemu kalian."

"Ada benarnya juga," Goyle menjeda kalimatnya. Dia terlihat berpikir, dia ingin liburan di luar rumah tapi tidak tahu bagaimana.

"Tapi ku dengar-dengar," Crabbe membuka suara.

"Tiga sekawan itu, liburan bersama di rumah Weasley." Draco berhenti, menatap Crabbe. Matanya sedikit melebar.

"Siapa? Granger? Liburan di rumah Weasel!?" Crabbe mengangguk santai. Dia tersentak saat, Draco menarik kerah bajunya.

"Apa? Kenapa? Bagaimana? Kapan? Berapa lama? Hanya Granger? Tch, ini tidak bisa di biarkan!" Dia melepas genggaman pada kerah Crabbe.

"Aku bilang tiga sekawan, bukan hanya Granger, Drake. Kau ini bagaimana, perlu ku periksa telinga mu? ah tapi percuma, aku tidak paham. Aku tidak tahu apa itu gendang telinga. Apa itu sebuah alat musik gendang? Jadi di dalam telinga kita ada alat mu--"

Goyle menempelkan jari telunjuknya pada bibir Crabbe, seraya menggeleng pelan. "Sudah cukup, tutup mulutmu. Aku sudah tidak kuat."

"Kalian berdua memang yang paling an--" Ucapan Draco terpotong, kala sesorang tak sengaja menabraknya dari belakang.

"Ah, maafkan aku. Aku terlalu lama menunduk" Dia tidak menatap wajah orang yang ditabraknya. Kepala yang menunduk, membuat Draco bingung siapa orang yang menabraknya. satu hal yang ia ketahui, dia adalah seorang gadis yang mungkin adik tingkatnya. Draco memasang wajah datarnya, seperti biasa.

"Jika sudah tahu kesalahanmu menabrak, kenapa masih melakukannya bodoh?" Gadis itu tersentak, dengan cepat mendongakkan wajahnya.

"Maafkan aku, bukan mak--"

"Adik Daphne?" 

"A-aku pergi dulu, sekali lagi maaf." Adik Daphne dengan nama Astoria itu bergegas pergi meninggalkan trio ular yang menatapnya bingung. gadis itu pergi berlawanan arah, yang awalnya menuju kereta, malah kembali ke arah kastil.

Draco merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi. Dia jadi mengingat bagaimana tingkah laku Gadis Greengrass itu sebelumnya, dimana dia begitu ceria, aktif, bahkan itu sangat menganggunya. Tapi, kenapa yang kali ini seperti bukan orang yang sama? Draco memiringkan kepalanya, lalu menepuk bahu Crabbe dan Goyle.

"Bawakan perlengkapanku ke kereta, ada sesuatu yang tertinggal." Draco berlari, menyusul Astoria yang masih terlihat keberadaannya. Dia mengikuti Astoria menuju balik semak, dimana tidak ada orang di sekitarnya. Sejenak Draco terdiam, kala maniknya menangkap Astoria berjongkok dengan punggung yang gemetaran. Matanya melebar ketika indra pendengarnya menangkap sebuah isakan pelan.

Draco melangkahkan kakinya, mendekat pada gadis yang sedang membelakanginya. Jujur saja, ini situasi yang paling di benci. Maksudnya, ketika dia ikut campur urusan orang yang bahkan dia tidak mau ikut. Tangannya terulur, tapi ia menariknya kembali. Dia cukup angkuh untuk tidak menyentuhkan tangannya pada orang yang tidak dia kenal.

Accio YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang