3rd Year : Foolish Boy

657 87 15
                                    

Dua minggu lagi, para murid akan melaksanakan tes kenaikan kelas mereka. Gadis bernama belakang Granger itu, semakin hari semakin sensitif saja. Bukan tanpa alasan, pasalnya waktu belajarnya selalu tidak bisa tenang. Ada saja orang yang datang, mengganggu konsentrasinya terhadap materi. Kalau tidak kedua sahabatnya, ya ular pirang itu. Apalagi, akhir-akhir ini Harry sedikit aneh, baginya. Pemuda berkacamata bulat itu, sering memberinya pernak-pernik lucu.

Hermione membaca buku tebal yang di ambilnya di rak ke lima belas, di perpustakaan. Hatinya terus berdoa agar dirinya bisa belajar dengan tenang, hari ini. Satu persatu halaman ia balik, seusai dibacanya. Bait per bait penting, di pahami oleh otaknya. Sampai konsentrasinya sedikit goyah, karena seseorang yang tidak ia lihat mengambil duduk di hadapannya. Hermione tidak ambil peduli, hingga akhirnya dia kembali fokus.

"Buku apa ini? Isinya tulisan semua, mana gambarnya? Sangat membosankan." Hermione mengernyitkan dahinya. Ini perpustakaan, bagaimana bisa seseorang di depannya berbicara begitu keras, Berani sekali.

"Hey kau, Kau tidak bosan membaca buku itu?" pemuda itu bertanya dengan Hermione yang ada di hadapannya. Tetapi, Hermione mengira bahwa bukan dirinya yang di ajak berbicara. Dia tidak menghiraukan pertanyaan pemuda tadi.

"Kau tidak mendengarku? Aku berbicara padamu!"

'Tolong jika ingin berbicara, sikahkan pergi dari sini. Konsentrasiku terganggu.'

"Hey!" Baiklah, Hermione geram. Dia mengangkat kepalanya dari buku. Dia menatap pemuda itu, lalu memutar bola matanya malas. "Granger?!"

Hermione kembali menuju bukunya, tidak menghiraukan pemuda di hadapannya. Sementara, pemuda itu menatapnya terpukau. Gadis dengan Rambut semak yang dulu sering dia ejek, kini tidak sesemak itu.

"Wah, aku tidak mengenali mudblood kesayangan Hogwarts ini. Kapan kau mengganti rambut semakmu?" Tanyanya dengan senyuman miring di bibirnya. Siapa yang berpikiran bahwa Hermione Granger itu jelek? Pastinya hanya orang yang tidak waras.

Sekali lagi, Hermione mencoba tidak menghiraukannya. Percuma meladeni pemuda Malfoy itu, hanya akan membuat dirinya kesal. "Sayang sekali, kau terlihat semakin jelek dengan tatanan rambut barumu."

"Pergi Malfoy, aku tidak akan menyuruhmu dua kali." Ucap Hermione tanpa memandang Draco. Draco menutup bukunya, dan berdiri. "Dengan senang hati." Dia pergi keluar dari Perpustakaan.

Hermione membuang napasnya lega, dia kembali menaruh fokus pada bukunya. Tidak lama seseorang kembali datang. Kali ini, pemuda berambut jahe. Dia mengambil duduk, di tempat Draco tadi. "Sudah ku bulang aku tidak akan menyuruhmu dua kali, Malfoy."

"Malfoy?" Ron menaikkan satu alisnya. Dia menarik buku yang di pegang Hermione, dan melihat wajahnya. "Kenapa kau memanggil ku Malfoy?"

"Ah, itu, seperti kau tidak tahu saja. Kemarikan buku ku, apa kau tidak belajar juga?" Hermione mengambil kembali bukunya, dan menaruhnya di depan wajah. Dia mencoba menutupi wajah malunya. "Belajar? Tes masih dua minggu lagi. Kenapa harus belajar sekarang?"

Hermione menggeleng kan kepalanya, tidak habis pikir. Kini, Ron duduk tenang. Dia hanya melihat Hermione yang kerap membalikkan halaman. Awalnya dia ingin menemui Hermione karena suatu hal, tapi dia lupa apa itu. Ia mencoba mengingatnya kembali.

Ron menggerakkan kakinya terus menerus. Kuku tangan ibu jarinya ia gigit. Otaknya terus berputar-putar, membuat alisnya mengerut. "Ah aku ingat!" Kalimat pendek itu membuat Hermione terkejut. Bagaimana tidak, yang awalnya hening tiba-tiba saja Ron bersuara.

"Pelankan suara mu Ron." Ron menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tidak lupa dengan cengiran kudanya. "Aku kemari, ingin bertanya padamu Hermione."

Accio YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang