Short Chap : Day 1

496 68 5
                                    

Musim panas telah berakhir. Beberapa orang menganggapnya indah, beberapa merasa kurang puas. Kereta yang diketahui berdestinasi ke hogwarts itu, sudah melaksanakan salah satu semboyannya. Menandakan bahwa kereta tersebut akan segera berangkat menuju destinasi yang telah ditetapkan.

Banyak kompartemen telah terisi. Jelas saja, siapa yang mau mengalami tragedi tertinggal kereta seperti yang Harry dan Ron alami di tahun ke-dua mereka? Tidak ada.

Kereta Hogwarts ini adalah salah satu tahap yang Hermione suka mengenai dunia sihir. Disetiap waktunya, dia disuguhkan dengan pemandangan dari luar kereta yang ia lihat melalui jendela. Meski dikatakan dia sudah lima tahun melihat pemandangan yang sama, tapi itu tidak mengurangi rasa senangnya.

Berbeda lagi dengan Harry dan Ron. Semakin bertambah umur mereka, semakin dekat pula mereka dengan kematian. Lihat saja sekarang, mereka berdua sudah tiga tahun berlatih seperti tidak bernyawa. Bedanya hanya, Ron mendengkur saat latihan.

Tok

       Tok

Hermione mengalihkan pandangan dari tidurnya Harry dan Ron. Jendela pada pintu kompartemen itu terhalang dengan seseorang, yang baru saja mengetuknya. Hermione tersenyum tipis menanggapi kedatangan orang itu.

"Bisakah kau pindah kompartemen sementara bersamaku? Hanya kita, tidak ada Crabbe dan Goyle." Ucapnya terdengar pelan karena penghalang diantara mereka.

Tanpa perlu menjawab, Hermione beranjak dari tempatnya. Hermione menggeser pintu kompartemennya, mendapat senyuman dari orang di hadapannya.

"Terimakasih." Suaranya terdengar lebih jelas sekarang.

Mereka berjalan, melewati beberapa kompartemen. Tak sedikit dari para siswa dan siswi yang menatap keduanya. Apa yang terjadi? Kenapa Hermione seakan tidak memberontak?

Persis di depan sebuah kompartemen yang tak ada bedanya dengan yang lain, mereka berhenti. Tangan milik Draco ter-ulur untuk menggeser pintu itu, mempersilahkan Hermione untuk masuk lebih dulu. Itu yang harus seorang pria lakukan bukan?

Draco dan Hermione mendudukkan diri, masih dalam kondisi canggung meski kemarin mereka menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk bersenang-senang.

Mengerti suasananya tidak menyamankan, Hermione mengeluarkan buku yang kemarin ia dapat. Maniknya memerhatikan buku itu sejenak, memikirkan cerita yang musim panas kemarin lelaki di sebelahnya ceritakan.

"Sudah membacanya?" Draco membuka suara, setelah memerhatikan Hermione dengan buku pemberiannya. "Belum."

"Kenapa? Aku pikir, meskipun itu sebuah liburan, kau akan tetap membaca. Bukan begitu?"

"Ya, kau benar. Tapi musim panas kemarin ku habiskan dengan membaca buku yang ku beli saja. Bukan yang ini." Draco menaikkan alisnya, ada tatapan tidak terima di matanya.

"Jadi kau meletakkan pemberianku di akhir? Hm, sungguh menyedihkan sekali aku." Wajahnya dia alihkan, kesal. Menolak menatap Hermione.

Kekehan kecil membuat lelaki itu mau tak mau kembali menoleh. Meski dia sedang kesal, hal sekecil apa pun yang Hermione lakukan, tidak boleh dia lewatkan. Itu terlalu berharga. Besar bukan rasa sukanya?

"Kau harus tahu kata-kata ini," Draco masih menatapnya kesal. "Apa memang?"

"Simpan yang terbaik untuk yang terakhir." Jawaban Hermione berhasil membuat pertahanan wajah kesal Draco roboh. Dia tak kuat menahan senyum ketika mendengarnya.

"Haha, kau terlihat aneh jika malu seperti itu!" Hermione yang semula tersenyum, kini tertawa terbahak-bahak. Membuat Draco kembali memperlihatkan, wajah kerennya. Meski terkesan memaksa.

Accio YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang