Virgo

6K 719 58
                                    

Sudah hampir dua minggu Mikha tidak bertemu dengan Abbie. Dia juga tidak bisa setiap hari menanyakan kabar Abbie. Carina hanya membantunya beberapa kali karena saat ini pengawal penggantinya itu tengah sibuk mencari tahu siapa orang-orang yang menyerang mobil Mikha malam itu.

Pak Wisnu sempat marah pada putri bungsunya dan mengancam akan menggantikan posisi Abbie dengan orang lain kalau Mikha tidak mau menuruti kata-kata papanya itu. Selama hampir dua minggu ini pula, Mikha benar-benar keluar rumah hanya untuk ke kampus saja. Dia tidak boleh main atau berlama-lama di kampus.

Mikha jadi lebih banyak berdiam diri. Selain memikirkan kesembuhan Abbie, ia juga sedang mencari tahu perasaan apa yang sebenarnya dia rasakan ketika bersama Abbie. Dia tidak bisa menceritakan hal tersebut pada dua sahabatnya. Dia tidak mau salah berucap.

Malam ini pun Mikha terlihat sedang meneropong bintang dari balkon lantai dua rumahnya. Dia merasa ada yang berbeda, dia merasa sepi, dan menoropong bintang tidak lagi jadi menyenangkan tanpa adanya Abbie di sampingnya.

"Kamu lagi neropong apa?" tiba-tiba ada Carina muncul dari balik pintu, berjalan menuju ke arah Mikha.

"Teropong bulan," jawab Mikha.

"Saya baru tahu kalau kamu suka astronomi," ucap Carina lagi.

Mikha duduk di bangku kayu. "Gue baru dua kali neropong bintang."

Carina menyilakan kedua tangannya dan dia berjalan ke depan sambil menatap ke langit luas.

"Abbie titip salam ke kamu," ucap Carina membuat Mikha menjadi sedikit bersemangat, namun dia mecoba untuk tetap terlhat biasa saja.

"Oh," sahutnya.

Carina melirik ke Mikha sambil tersenyum sedikit.

"Saya gak pernah melihat Abbie sangat khawatir sama kliennya seperti sekarang."

"Maksudnya?" tanya Mikha.

Carina menghela nafas dan dia merubah posisi berdirinya jadi menghadap ke Mikha.

"Abbie itu dikenal dingin. Dia jarang memperlihatkan ekspresinya. Dia juga selama ini kalau sedang bertugas, benar-benar hanya menjalankan tugasnya."

Mikha mengerutkan dahi tidak mengerti.

"Ya, terus?"

"Ini baru pertama kalinya Abbie berbohong dan tidak menjalankan tugasnya. Kamu ngerti maksud saya," jawab Carina.

"Iya ini salah gue emang," sahut Mikha.

"Tapi point saya bukan itu..." ucap Carina sambil berjalan mendekat ke arah Mikha.

Carina menatap kedua mata Mikha.

"Kamu pasti orang yang spesial bagi dia," ucap Carina membuat Mikha hanya diam terpaku.

Carina tersenyum tipis. "Dia akan lakuin apapun untuk bikin kamu bahagia. Saya bisa lihat itu dari sorot matanya. Abbie udah saya anggap seperti adik saya sendiri. Saya minta ke kamu, tolong jangan menyusahkan dia lagi ya."

Dan Carina pun pergi berlalu meninggalkan Mikha yang masih terdiam mencerna perkataan pengawalnya itu.

***


Keesokan Harinya

Mikha yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih setengah tertutup, membuka pintu kamar untuk turun ke bawah ikut sarapan bersama Papa dan Mamanya. Namun, tiba-tiba langkah Miikha terhenti tepat setelah dia membuka pintu kamar.

Dia memicingkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya. Pandangan dia pun perlahan jadi terlihat jelas. Dia sangat kaget mendapati seseorang yang selalu menganggu pikirannya selama hampir dua minggu ini.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang