Orion

4.6K 685 45
                                    

Tiga orang menodongkan senjata pada Abbie. Dia masih bersikap tenang sambil mencari celah untuk melumpuhkan tiga pria di depannya itu.

"Lo ke mobil, buka paksa pintunya dan bawa dia keluar!" salah seorang dari mereka menyuruh rekannya untuk mendatangi Mikha.

Abbie memicingkan mata melihat jenis senjata semiotomatis yang dipegang oleh para lawannya itu. Senjata mereka tidak dilengkapi dengan peredam, itu artinya kalau mereka berani melepaskan tembakan, pasti cepat atau lambat akan ada orang yang datang ke sini. Dan Abbie merasa kalau ketiga lawannya ini tidak akan sampai berani menggunakan pistol mereka.

Salah seorang dari mereka berjalan cepat menuju pintu mobil Mikha. Abbie menatap nona-nya yang terlihat ketakutan dengan anggukkan kepala. Sesaat kemudian, Abbie menurunkan senjatanya dan kembali menyematkannya di belakang pinggangnya.

Dua orang lawannya menatap Abbie sambil tertawa merasa menang.

"Haha, gitu dong. Kan jadi gak usah ada kekerasan di sini," ucap salah seorang dari mereka dan mereka juga menaruh senjatanya di saku celana.

"Buka pintunya!" bentak salah seorang lawannya memaksa Mikha membuka pintu.

Di saat bersamaan ketika kedua rekannya lengah karena perhatiannya teralihkan ke mobil, Abbie langsung menyerang mereka dengan gerakan sangat cepat. Abbie menendang keras wajah lawannya dengan gerakan memutar yang langsung mengarah ke leher orang tersebut, membuatnya langsung tersungkur.

Ketika tubuh Abbie ikut terjatuh, dia kembali menyerang rekan lawannya dengan menyengkat sebelah kakinya kemudian dia melepaskan pukulan beruntun ke wajah dan perut orang itu. Mereka bukanlah lawan yang sulit untuk ditaklukan Abbie.

Melihat kedua rekannya tersungkur, orang yang memaksa Mikha keluar semakin bertindak kasar. Dia tidak segan mengayunkan senjatanya untuk memecahkan kaca mobil Mikha.

Namun, sebelum hal itu berhasil dia lakukan, Abbie sudah berlari dan menaiki kap mobil Mikha untuk melepaskan tendangan keras tepat di wajah orang tersebut membuat mereka berdua sama-sama terjatuh. Abbie langsung berdiri tepat di depan pintu mobil Mikha untuk menjaga kliennya yang ada di dalam.

Lawan Abbie kembali bangun dan mencoba menyerang Abbie dengan melayangkan sebuah pukulan, tapi tentu saja, Abbie bisa menyangkalnya dengan baik. Lalu lawannya itu menodongkan pistol ke Abbie.

"Tembak aja kalau berani," tantang Abbie membuat lawannya ragu.

"Kalian gak berani kan pakai senjata tanpa peredam di tempat umum kayak gini?" ucap Abbie lagi tidak dijawab oleh lawannya.

Dalam keadaan terpojok, lawannya itu melihat ke salah rekannya yang sedang berusaha bangkit. Rekannya tersebut memberi sinyal padanya untuk melesatkan tembakan ke Abbie, tapi dia tidak berani melakukannya.

Abbie kemudian mendorong orang tersebut dan menghempaskan senjata dari tangan lawannya hingga terlempar beberapa meter ke jalan. Dan Abbie menghabisi lawannya itu hanya dengan hitungan detik.

Mikha tersenyum melihat aksi keren dari pengawalnya yang menjaga dirinya. Dia kini sudah sedikit merasa aman karena ketiga pria tesebut bisa ditaklukan oleh Abbie seorang diri.

Ketika merasa lawannya sudah tumbang, Abbie berjalan kembali ke arah mobil sambil menghela nafas, namun langkah dia tiba-tiba terhenti.

DOR!

Bruukkk!

Abbie jatuh tersungkur di aspal dengan darah segar yang mengalir dari bahu kanannya yang terkena timah panas.

"Aarrgghh," Abbie mengerang kesakitan.

"Abbieeee!" teriak Mikha membuatnya langsung membuka pintu mobilnya.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang