Taurus

4.4K 601 29
                                    

Mereka berempat pulang ke rumah Mikha dengan perasaan cemas. Ketika mereka masuk, Pak Wisnu sudah menunggu di ruang tengah. Mikha langsung menghampiri papanya dan menjelaskan apa yang terjadi. Raut wajah Pak Wisnu sangat serius menatap putri bungsunya itu, lalu dia memanggil Abbie.

"Abbie, kamu ikut ke ruang kerja saya sekarang," perintah Pak Wisnu langsung dipatuhi oleh Abbie.

Mikha menahan lengan papanya. "Pa, biar Abbie obatin dulu itu luka di tangannya. Ini bukan salah Abbie Pa."

Pak Wisnu menatap tajam Mikha. "Kamu lebih baik ke kamar sekarang."

Mikha tidak bisa berkata apa-apa selain mengikuti perintah papanya.

Sudah 20 menit Abbie belum juga kembali ke kamarnya. Sejak tadi Mikha menunggu bodyguard-nya itu bersama kedua sahabatnya.

"Ck, Papa ngapain Abbie sih kenapa lama banget gini?" gerutu Mikha kesal.

Lyra dan Manda mencoba menenangkannya.

"Mungkin lagi nanya-nanya kali Kha."

"Iya itu pasti, tapi kenapa lama banget? Duh, gue samperin aja deh ke ruang kerjanya Papa." Mikha beranjak dari sofa dan ketika dia ingin menuruni anak tangga, ada Abbie berjalan ke arahnya.

"Papa nanya apaan aja?" tanya Mikha.

"Tanya tentang Bryan," jawab Abbie datar.

"Lo gak diapa-apain kan sama Papa?"

"Hemm?"

"Ya, maksudnya Papa gak mecat lo kan?"

"Engga kok."

"Terus?"

"Terus kenapa?"

"Ya, terus gimana?"

"Gak gimana-gimana."

Mikha mengerutkan dahinya.

"Papa gak lakuin apapun gitu ke si Bryan?"

"Kamu gak usah pikirin itu."

"Gimana bisa gue gak mikirin hal itu. Dia udah nyerang lo terang-terangan kayak tadi, bisa aja kan besok-besok dia lakuin hal nekat lagi?"

Abbie sedikit tersenyum ke Mikha.

"Urusan dia udah selesai. Kamu gak perlu khawatir ya."

"Selesai gimana sih Bie?"

"Papa kamu udah nuntut Bryan ke jalur hukum."

"What?"

"Pas tahu tadi kita diserang, Papa kamu langsung minta Om Draco urus semuanya. Mungkin sekarang Bryan lagi dicari sama polisi."

"Serius?"

Abbie menganggukkan kepalanya. "Iya."

Mikha menghela nafas lega. "Syukurlaaah. Yaudah, sekarang obatin luka lo."

"Iya, nanti aku obatin di kamar. Aku pamit ke kamar dulu ya."

"Gue ikut," ucap Mikha sambil mengekori Abbie masuk ke dalam kamar.

Lyra dan Manda hanya bisa saling menatap.

"Yah, udah deh kita dicuekin Ra. Ke kamar Mikha aja deh yuk," ajak Manda menggandeng lengan Lyra.

Lyra mengikuti Manda dengan tatapannya yang sejak tadi tertuju ke kamar Abbie.

Di dalam kamar Abbie, Mikha duduk berhadapan dengan bodyguard-nya itu.

"Buka jaket lo," ucap Mikha.

"Iya,"Abbie menurutinya.

Mikha melihat luka lebam di lengannya Abbie lalu ia buru-buru ke kamarnya mengambil handuk kecil serta wadah berisikan air hangat.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang