Pagi itu berlalu begitu saja, meninggalkan debaran pada hati masing-masing dengan seribu pertanyaan yang muncul di benak mereka. Baik Abbie maupun Mikha, keduanya kini sedang mencoba mengerti perasaan apa yang tengah mereka rasakan. Aneh memang, tapi getaran itu mampu membuat mereka merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Hari sudah mulai gelap, kediaman Pak Wisnu tiba-tiba menjadi ramai karena pengusaha itu mengundang beberapa rekan bisnisnya untuk makan malam bersama. Mikha memilih duduk di balkon tempat biasa ia meneropong bintang.
Sedangkan Abbie sudah bersiap diri mengenakan jaket kulit lengkap dengan senjata semiotomatis yang ia sematkan di dalam jaketnya. Ketika Abbie keluar dari kamar, ia menghampiri Mikha.
"Lagi apa?" tanya Abbie.
Mikha menoleh dan bukannya menjawab, dia malah balik bertanya.
"Lo mau ke mana?"
"Ke suatu tempat."
"Ngapain?"
"Urus sesuatu."
"Sendirian?"
Abbie sempat terdiam lalu dia menganggukkan kepala.
"Disuruh Papa?"
"Iya."
"Mau ke mana sih?"
"Ada."
"Gue pasti gak boleh ikut?"
Abbie kembaii menganggukkan kepalanya.
Mikha mendengus kesal lalu dia berdiri di depan pengawalnya itu.
"Bawa.. itu kan?"
"Bawa."
"Hp lo aktif terus kan?"
"Iya."
"Naik motor?"
"Mobil."
"Hemmm."
Abbie hanya menatap wajah nona-nya.
Mikha kembali berbicara. "Jangan pulang malem-malem."
"Aku gak tau akan sampe jam berapa."
"Ck, yaudah, pokoknya harus pulang ke sini."
"Iya."
"Satu lagi."
"Apa?"
Mikha menatap dalam mata Abbie.
"Don't get hurt, please," ucapnya lembut membuat tatapan Abbie langsung berubah hangat ke Mikha.
Abbie pun tersenyum tipis yang terlihat samar oleh Mikha. "Iya, gak akan."
"Hati-hati ya Bie."
"Iya Mikh, aku jalan dulu ya."
"Iya. Gue bakal tungguin lo sampe pulang."
"Jangan, takutnya sampai tengah malem."
"Ya, terus emang kenapa?"
"Ya, yaudah, terserah kamu."
"Okay," sahut Mikha berusaha untuk tetap terlihat cuek.
"Ummm, yaudah, dah."
"Daaah."
Mikha pun menatap punggung Abbie yang perlahan hilang sambil menuruni anak tangga. Lalu dengan cepat, Mikha berjalan ke balkon menunggu Abbie keluar rumah. Dengan rasa penuh cemas, Mikha melihat mobil Fortuner hitam keluar dari gerbang rumahnya dan itu pastilah Abbie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna
Action"A blank space, a missing part." Pengawalan ketat selalu dilakukan oleh Wisnu Soedrajat bagi setiap anggota keluarganya. Pebisnis kaya yang memiliki banyak saham di berbagai perusahaan besar di ibukota ini memang memiliki banyak lawan sehingga ia ha...