Centaury

4.3K 710 34
                                    

Mikha's Pov

Kami kembali ke rumah dan sudah ada Papa dan Mama menunggu dengan wajah cemas. Ketika aku masuk ke ruang tengah, Mama dan Papa langsung menghampiri dan memelukku.

"Kamu gak apa-apa sayang?" tanya Mama memeriksa keadaaanku.

"Aku gak apa-apa Ma," jawabku.

Papa menatap Aries. "Gimana ini bisa terjadi Ries?"

Aries menjawab. "Maaf Pak, saya lengah."

Papa menghela nafasnya. "Kamu ikut ke ruang kerja saya ya."

"Iya Pak," sahut Aries.

Aku memegang lengan Papa. "Pa, biar Aries obatin dulu lukanya."

Papa kembali menatap Aries, Aries sempat menoleh ke arahku lalu dia membalas tatapan Papa.

"Saya gak apa-apa. Ada hal yang harus saya beritahukan ke Pak Wisnu."

Papa tersenyum padaku dan melepaskan peganganku dengan lembut.

"Sudah, kamu sekarang ke kamar, bersih-bersih terus nanti makan malam bareng ya nak," ucap Papa kemudian pergi bersama Aries menuju ke ruang kerjanya.

Aku hanya bisa menatap mereka berdua.

Mama mengelus bahuku. "Kamu pasti masih shock, ke kamar dulu gih bersih-bersih ya."

"Iya Ma," sahutku menuruti kata-katanya.

Aku naik ke lantai dua tapi tidak langsung bersih-bersih. Aku duduk di sofa dekat kamar menunggu Aries naik. Sudah hampir 15 menit, Aries masih juga belum terlihat. Aku pun memutuskan untuk kembali turun mengecek ke ruang kerja Papa. Namun belum sempat aku menuruni anak tangga, Aries sudah terlihat sedang naik ke tempatku berdiri.

Ekspresinya datar seperti biasa. Aku tidak bisa menebak arti dari ekspresinya itu.

Aries semakin mendekat dan dia menatapku tanpa berbicara apapun.

Ketika dia ingin melewatiku, aku menahannya.

"Apa yang diobrolin sama Papa?" tanyaku.

"Oh, bukan apa-apa, cuma ceritain kronologi kejadiaan tadi," jawabnya.

"Hemmm, itu luka lo gimana?"

"Ini mau aku obatin."

"Emang di kamar lo ada P3K?"

Aries menggeleng.

"Terus mau diobatin pake apa?"

"Dicuci aja pake air."

"Stupid! Lo duduk di sofa situ, tunggu gue. Gue ambilin P3K."

Aries hanya diam menatapku bingung lalu aku masuk ke kamar mengambil kotak P3K dan handuk hangat untuk mengompres. Ketika aku keluar lagi untuk menghampirinya, dia tidak ada.

Ih, nih orang ke mana lagi sih!

Aku mencarinya dan melihat pintu bekas kamar Kak Caesar sedikit terbuka. Aku pun mengetuk pintu tersebut.

TOK.. TOK.. TOK...

"Aries?" panggilku tapi tidak ada jawaban.

"Aries?" Aku kembali memanggil namanya tapi masih juga tidak ada respon.

Jangan-jangan dia pingsan lagi!

Aku pun masuk ke dalam kamarnya dan bertepatan dengan dia yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kenapa?" tanya polos.

"Ih, lo tuh gue panggilin gak nyaut-nyaut. Tadi kan gue suruh lo untuk tunggu di sofa malah gak ada," ucapku kesal.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang