EL POV
Aku cukup terkejut begitu melihat pria paling disorot saat ini naik keatas panggung dan memberikan sebuah buket besar mawar pink, kesukaanku.
" bukankah ini terlalu besar ? wajahku hampir tidak terlihat " candaku. Calvin menyentuh tanganku yang masih memegang buket dari nya. dan membantu memegangnya. " sudah merasa lebih baik El ? kita hanya perlu melakukannya berdua " bisiknya membuatku begidik.
Dan seperti dugaan , semua mata kamera beserta Blitzz nya mengarah kepada kami berdua. " bukankah kau seharusnya cukup sibuk menjalankan D- Corporation dibandingkan datang keacara seperti ini ? " tanyaku dengan tatapan menyelidik begitu aku sudah didalam mobilnya setelah acara Fashion week nya selesai. " prioritasku berubah sejak aku bertemu denganmu " jawabnya membuat aku menoleh dan menatapnya kecut.
Aku mendengar Calvin tertawa lirih sebelum menginjak gas mobilnya. " mau makan siang sebenatar sebelum kuantar pulang ? " tanyanya. " kau yakin mau mengajakku makan ? " aku balik bertanya membuat Calvin mengerutkan keningnya. " selera makan ku sangat jauh berbanding terbaik dengan penampilanku " imbuhku. " tentu saja , memangnya kenapa? " Calvin terlihat cukup yakin. Aku berfikir sesaat sampai akhirnya aku mengangguk. " baiklah " jawabku akhirnya.
CAL POV
Aku tidak menyangka Elena tidak bercanda dengan kalimat nya tadi. Wanita ini benar benar memesan banyak makanan untuk tubuh nya yang sangat kecil dan ramping itu." kenapa ? kau merasa aneh ? " tanyanya merapikan makanan didepan nya. " kau bisa pindah meja dan bersikap seolah kita tidak datang bersama kalau memang kau malu Calv, aku bisa memahaminya " imbuhnya , membuatku menggeleng tak percaya, bukan karena aku merasa risih dengan jumlah makanan yang dipesan nya tapi aku hanya tidak percaya bagaimana dia bisa menghabiskan ini semua dengan tubuh seramping itu ? Dia bahkan seorang model, bukan kah seharusnya jumlah makan nya dibatasi ? . Elena tertawa. " aku tidak mudah eh bukan, aku tidak bisa gemuk meski aku terus menerus makan bahkan dimalam hari, kalau kau penasaran apa aku mampu menghabiskan semua ini, tentu saja " ucapnya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat perempuan makan dengan sangat baik. Aku menyukainya.
- - -
" terimakasih Calv sudah mengantarku " ucapnya begitu kami sampai di depan rumahnya. Aku keluar dan membukakan pintu mobil untuknya. " dan terimakasih untuk kencan nya " imbuhnya membuatku terkejut. " kencan ? " ulangku. Elena menatapku dengan tatapan mengejek. " mm kencan , kau memberiku bunga, menjemputku selesai bekerja, mengajaku makan dan mengantarku pulang, bukan kah itu sudah termasuk berkencan ? " tanyanya. Kali ini dia membuat ekspresi tak percaya , dan menatapku tajam. " jangan bilang kencan dalam kamusmu adalah sesuatu yang lebih intens atau bahkan ? " tanyanya tak percaya. Elena menggeleng dan membuat ekspresi seolah olah sedang ketakutan, membuatku tertawa atas tingkahnya. " kau sungguh wanita yang menarik " ucapku tanpa sadar menatap kedalam maniknya cukup lama. Dia terlalu cantik untuk diabaikan. Aku mendekatkan wajahku dan mencoba menghapus jarak diantara kami. Nafasnya terasa menyapu bibir dan seluruh wajahku, aroma mint yang segar. Bibirku hampir saja menjangkau miliknya saat kami mendengar seseorag berteriak, dan membuatku mengurungkan niatku seketika. " El . . .. " aku melihat seorang wanita dengan rambut pendek berlari ke arah kami. " amber " ucap Elena lirih. Ah . . . teman nya ? . " masuklah , aku akan pulang " ucapku sebelum kembali kedalam mobilku dan meruntuki kedatangan teman nya yang tidak dalam saat yang tepat.
EL POV
" El... El... El .... " Amber berteriak , membuat telingaku sakit. " apa yang terjadi ? " tanyanya dengan tatapan ingin tahu. " beritamu dimana mana , kau . . . kau . . . pergi dengan pria ter seksi se amerika ? " tanyanya membuatku membungkam bibirnya dengan tanganku seketika. " masuk , jangan bicara disini " ucapku singkat sebelum berjalan ke dalam mendahuluinya.
" jadi El, katakan . . . katakan " Amber menariku ke sofa dan menatapku dengan tatapannya yang mengintrogasi, membuatku terkekeh. " katakan kenapa kau kemari ? " tanyaku membuat dia mendesah. " ah . . . ini " Amber menyerahkan sebuah undangan kepadaku. " dia ingin kau datang dan melihat koleksi terbarunya, siapa tahu kau tertarik menjadi model utamanya selain aku " jelasnya.
Amber mencoba menarik undangan dari tanganku karena ingin menjelsakan sesuatu, membuat kertas itu menggores jari telunjukku hingga berdarah. " god, sorry , kau baik baik saja El ?" tanyanya cemas. Aku menggeleng dan meyakinkanya kalau aku baik baik saja. ini bukan apa-apa, batinku. " baiklah , aku akan menjemputmu besok pagi kita kesana bersama " jawabku .
- - -
Aku menatap cermin kamar mandi cukup lama sepeninggal amber tadi dan mengusap sisa darah yang mulai mengering di jariku. sudah tidak ada bekasnya, tidak sedikitpun.
Aku segera mengganti pakaianku dan bergegas naik ke tempat tidur. istirahat, hanya itu yang kubutuhkan saat ini.- - -
Aku terkejut begitu aku terbangun di sebuah meja besi dingin dengan tangan yang terikat.
Dimana aku ?
Aku melihat beberapa orang berpakaian putih sedang mencoba memasukan sesuatu melalui jarum suntik ke tubuhku , Aku ingin mencegah mereka tapi rasanya aku tidak mampu mengeluarkan apapun dari tenggorokan ku. Mereka menyuntikan sesuatu yang terasa begitu menyengat dan membakar seluruh tubuhku, aku berusaha meronta dan terjaga seketika.
mimpi buruk.
Aku melirik jam di nakas dan terkejut. Jam 6 pagi ? bukan kah terakhir aku tidur sore hari ? astaga ? apa aku tidur selama itu sampai melewatkan makan malam ? sial, aku pasti sangat lelah.Baru saja aku bangkit ketika aku mendengar ponselku berdering. " ya ? " jawabku malas. Suara dari seberang terus berbicara , aku tidak tahu apa yang dia katakan, yang jelas ini pasti tentang pekerjaan. " jangan khawatir , aku sudah mulai mengerjakan proyeknya " ucapku singkat sebelum mengakhiri panggilan sepihak. menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE'S SECRET (COMPLETED)
RomanceTidak ada yang tidak mungkin dalam hidupku, bahkan aku mungkin tidak menyadarinya. . . - ELENA YOUNG POV- Segala nya sempurna ditanganku, sampai kau muncul dan menghancurkan setiap kepingan nya , meski begitu aku tidak bisa membedakan benci dan cint...