08.

728 73 2
                                    

Lisa menatap pintu rumah dihadapannya dengan gugup. Saat ini, gadis itu ada di depan rumah Somi untuk mengembalikan barang. Tetapi, sudah sepuluh menit berlalu dan ia bahkan tak sanggup untuk mengetuk pintu. Alasannya adalah karena pikiran konyolnya berharap sosok yang membuka pintu adalah Jungkook. Pemikirannya masih saja berharap bahwa Somi adalah adik perempuan Jungkook.

Duh, jangan halu deh Lis! Ga mungkin Jungkook yang bakal bukain pintu! Batin Lisa mengingatkan diri sendiri sambil menggeleng kuat.

Tok! Tok! Tok!

Lisa mengetuk pintu itu cukup kuat, tetapi tak ada yang membukakan pintu. Lisa menunggu hingga beberapa saat, kemudian kembali mengetuk pintu. "Somi? Halo? Selamat siang! Ada Somi di rumah?"

Hening menyapa.

Apa ketukan pintu dan suaranya kurang nyaring?

Tapi, tak seperti sebelumnya, keheningan itu tak berlangsung lama karena setelahnya terdengar suara derap kaki yang terkesan tergesa-gesa. Pintu terbuka, menampilkan Somi yang tampaknya benar-benar baru bangun tidur tetapi sudah ngos-ngosan.

"Eh? Lisa? Kenapa datang pagi-pagi gini?" Tanya Somi setelah menetralkan pernapasannya. Lisa terkekeh, "Ini udah jam sepuluh. Udah siang, kali." Somi berdecak, "Iya. Jam sepuluh pagi. Bagi aku ini masih pagi banget, tahu."

Lisa hanya mengangguk mengiyakan sebelum akhirnya mengambil sesuatu di tasnya. Somi mengernyit, tetapi setelah melihat apa yang dikeluarkan oleh Lisa, gadis itu langsung memeluk sahabatnya. "Aaaaa Lisaaaa! Aku udah takut banget itu hilang!" Seru Somi benar-benar senang membuat Lisa yang dipeluk terkekeh.

"Maaf, Lis. Aku baru sadar itu jatuh pas udah sampai di rumah," Somi meminta maaf sambil melanjutkan perkataannya, "Padahal kan itu hadiah dari kamu," gumamnya lesu sambil memeluk Lisa semakin erat. Lisa membalas pelukan Somi, mengusap punggung gadis itu. "Gapapa. Toh aku juga yang gak merhatiin. Aku kira punya aku jatuh ternyata punya kamu. Maaf, ya."

"Wajar tahu kalo kamu mikir gitu. Kan gantungan kunci kita couple." Somi membantah dan melepas pelukannya dari Lisa. Tersenyum, Somi berucap. "Makasih, ya." Lisa mengangguk. "Sama-sama. Aku mau---"

"Somi, itu siapa?" Potong suara seorang pria yang benar-benar Lisa kenali, bahkan hafal mati. Somi menegang, sedangkan Lisa sudah membatu di tempat melihat sosok yang baru saja turun dari tangga dan kini berjalan menghampiri mereka.

"Je-je-jeon Jungkook?" Gumam Lisa nyaris tanpa suara. Jungkook yang kini berdiri di samping Somi langsung terfokus pada gantungan kunci di genggaman Somi. "Ah, gantungan kuncinya udah ketemu? Syukurlah. Kata kamu ini hadiah dari temanmu, kan?"

Usai mengucapkan itu, Jungkook mengalihkan tatapannya dari Somi ke Lisa. Pria itu tersenyum manis, membuat orang yang ditatap mati-matian berusaha agar tidak kejang-kejang di hadapannya. "Makasih udah kembaliin ini ke Somi. Dia cariin ini sampai ngamuk ke aku karena katanya ini dari temannya. Nama kamu siapa?"

"Je-je-je---"

"Hm? Je?" Ulang Jungkook mengernyit sedangkan Lisa mencoba melanjutkan perkataannya. "Je-jeon Jungkook?"

Jungkook terkekeh. "Oh. Kamu kenal aku? Iya, aku Jeon Jungkook. Kalau kamu?"

"Li-lisa. Lalisa Manoban. A-aku--" ucapan Lisa terpenggal-penggal saking gugupnya. Jungkook sedikit terkekeh, paham benar Lisa gugup bertemu dengannya. Sadar tak sadar Jungkook jadi merasa bangga karena baginya Lisa membuktikan bahwa ia terkenal.

Sudah ku duga aku bukan artis narsis sok terkenal kayak yang dibilang Somi. Batinnya senang dengan senyum yang semakin mengembang.

"Gak sopan biarin tamu di depan pintu kelamaan. Ayo, masuk. Rileks aja, aku orangnya gak gigit, kok." Ucap Jungkook begitu manis mempersilahkan gadis itu masuk. Somi membatu, sedangkan Lisa menggigit bibir bawahnya sendiri. "Jeon Jungkookie oppa?"

"Ya?"

"O-oppa! Aku fans beratmu! A-apakah ini nyata?!" Seru Lisa kini tak dapat menahan rasa bahagianya bertemu langsung sang idola. Jungkook terkekeh, tak bisa mencegah senyumannya yang kian mengembang. Menerima kalimat seperti ini dari fansnya adalah hal favoritnya. Berdeham, pria itu berpura-pura merendah. "Wah, benarkah? Apa aku sudah seterkenal itu?"

"Astaga, Oppa! Tentu kau terkenal! Kau terkenal seantero negeri!" Lisa langsung membalas semangat, membuat telinga Jungkook langsung naik lima inchi.

Iya, Jungkook tuh suka begitu.

Merendah untuk meroket.

Berekspresi malu-malu, Jungkook menatap gadis di hadapannya berbinar hingga yang ditatap nyaris kobam. "Aku senang sekali menjadi idola gadis cantik sepertimu. Ah, aku akan membuat minuman spesial untukmu. Apa kau mau?"

Lisa spontan mengangguk semangat, segera melangkah masuk dan mengikuti kemana Jungkook pergi. Somi sendiri masih mematung, menatap kosong hadapannya.

"Ketahuan?" Gumamnya sambil menggenggam erat gantungan kunci di tangannya. Segera gadis itu menutupi wajahnya sendiri dan berjongkok.

Bagaimana ini? Ia harus bagaimana sekarang?

Ya, Tuhan! Hatinya sungguh belum siap!

Menggigit jarinya sendiri, Somi sadar. Lisa sudah tahu. Tak ada gunanya ia tetap berdiri disini sambil gelisah tak menentu atas kejadian yang benar-benar tak bisa ia duga ini. Justru karena Lisa sudah tahu, berarti sekarang Somi tinggal mengaku saja, bukan?

Tapi, bagaimana jika Lisa bertanya kenapa selama ini Somi menyembunyikannya bahkan mengelak bahwa ia bukan adiknya tempo hari?

Lemas sendiri, Somi ikut masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Gadis itu kini pasrah. Biarlah semua mengalir begitu saja sesuai kehendak penguasa waktu.

- J u n g L o o k -

Helo epribadeh!

Bagaimana pendapat kalian semua tentang part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, ya♡♡♡

See you!

JungLookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang