Hari-hari berlalu normal hingga akhirnya sampailah mereka di penghujung minggu. Hari Minggu ini rasanya benar-benar menyenangkan. Tidak ada tugas ataupun kerja kelompok. Ini benar-benar waktu yang tepat untuk bersantai.
Seharusnya begitu, andai saja tidak ada hal yang merusak kedamaian hari ini.
"JEON SOMI!" Seru Jungkook pada pukul setengah enam pagi yang adem ayem ini. Jungkook mengulang seruannya berkali-kali sambil mengetok-ngetok pintu kamar Somi dengan barbar. Usaha Jungkook tak sia-sia karena kebisingan yang ia timbulkan berhasil membuat Somi mau tak mau membuka mata.
"Anjir, ada apaan sih?!" Ketus Somi kesal karena tidurnya diganggu.
Sial. Padahal tadi sedang enak-enaknya mimpi jadian sama Bambam.
Mendengar omelan Somi membuat Jungkook merasa sudah saatnya membuka pintu kamar adiknya tersebut dan menerobos masuk. Hal yang jelas membuat Somi berdecak. "Kebiasaan, deh!"
Abangnya itu hanya memasang senyum lebar, tak peduli dengan tatapan membunuh milik Somi. "Udah, ayo bangun siap-siap."
"Siap-siap?"
Pria itu mengangguk. "Iya, siap-siap. Kita mau pergi." Somi mengernyit. "Pergi? Memang kita hari ini ada janjian?"
Jungkook menggeleng polos. Somi menghela nafas gusar. "Mau tidur lagi aja."
"Yakin?"
"..."
"Ini aku mau bawa kamu ke tempat wisata yang baru itu, lo. Temen abang dapat tiket tujuh terus ajakin abang. Kamu boleh ajak temen atau mungkin gebetan kamu juga boleh."
"..."
"Ini bisa jadi sarana pendekatan kamu sama gebetan kamu, loh. Tapi, ga bakalan terlalu kelihatan juga. Soalnya kan kamu ngajak temen kamu yang lain. Jadi---"
"Serius gak bakal ketahuan?" Tanya Somi yang diangguki Jungkook. "Iya. Serius. Namanya juga bawa temen lain. Dia mana bisa curiga. Tapi, bisa jadi dia baper diajakin jalan sama kamu. Gimana?"
Peluang emas deketin Bambam, gitu? Batin gadis tersebut tanpa sadar mengulum senyum dengan rona merah menjalar di pipinya. Jungkook berdeham, "Mau nggak?"
"Mau!" Seru Somi semangat membuat Jungkook mengulum senyum. "Oke. Kamu ajakin tiga teman kamu, ya. Mandi sana."
Somi menurut, segera mengambil ponsel dan membuka grup chat untuk mengabari ketiga temannya itu.
Ah, ralat. Kedua temannya. Yang satu lagi kan gebetan bukan teman.
Uhuuuuuuy!
Duh, gawat. Sepertinya kenarsisan Jungkook sudah menular padanya.
Line!
Notifikasi itu membuat Somi mengernyit.
Lisa Kang Halu : Duh hari ini aku mau belanja sama Mama Papa
Somi : Jan bilang-bilang Sehun ama Bambam. Kalo gak mereka ga jadi semua ntar
Lisa Kang Halu : :(
Lisa Kang Halu : Aku sebenernya diajak ga si:( kok kayaknya yang penting Bambam ikut:( itu Sehun kudu ikut biar Bambam ada temennya kan:(
Somi : Tau aja deh si mbaknya, peka banget♡
Lisa Kang Halu : Jahat beut sih mbak:(
Somi : Ya siapa suruh ga bisa ikut. Padahal ini yang ngajak babang Jungkook, loh
Lisa Kang Halu : Serius?:(
Somi : Ya iya
Somi : Kan yang punya tiket dia
Hanya dibaca. Tak ada lagi balasan dari Lisa. Somi menggedikkan bahu, memilih untuk mandi dan bersiap agar bisa menikmati lebih banyak waktu di tempat wisata itu.
.
.*
Lisa kini berada di ruang makan. Ia sudah mandi dan berdandan rapi karena memang sudah ada janji untuk menemani sang Mama belanja.
"Lisa, kenapa lesu begitu?" Tanya pria yang memerhatikan wajah suram putri sematawayangnya itu. Menggeleng, Lisa menjawab. "Gapapa, Pa."
Papa dan Mama Lisa saling bertukar tatap. Lisa yang melihat hal itu mengernyit. "Kenapa Ma? Pa?"
"Ah, ini Mama kamu mau bicara---"
"Bukannya Papa yang mau ngomong?"
"Loh kok gitu sih, Sayang---"
"Ma, Pa, apapun itu Lisa bakal dengerin, kok." Potong Lisa menyudahi keributan kecil orangtuanya. Menghela nafas, Mama Lisa akhirnya angkat bicara. "Jadi, gini. Mama sama Papa udah janji belanja bareng sama kamu hari ini, kan?"
Lisa mengangguk. "Terus?"
"Papa sama Mama minta maaf banget. Karena---"
"Batal, ya?!" Seru Lisa menebak, memotong ucapan Papanya. Kedua orangtuanya mengerjap karena terkejut namun mengangguk sebagai respon. Awalnya, pasangan itu mengira Lisa akan marah. Tetapi, apa yang terjadi selanjutnya justru membuat kedua orangtuanya bingung harus merasa senang atau sedih.
"Yeeeey! Makasih, Ma! Makasih, Pa!"
"Kamu gak sedih kita gak jadi belanja bareng?" Tanya sang papa yang langsung dibalas gelengan oleh Lisa. "Enggak! Soalnya tadi teman Lisa ngajakin pergi. Boleh kan, Pa?"
Kedua orangtua Lisa mengangguk. Gadis itu bersorak riang, mencium pipi kedua orangtuanya sebelum akhirnya naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. "Lisa siap-siap dulu ya, Pa! Ma! Lisa sayang kalian! Kalian mau pergi kerja, kan? Hati-hati di jalan!"
Kedua orangtua Lisa saling bertukar pandangan.
Kok rasanya mereka seolah sedang diusir oleh putri mereka sendiri, ya?
- J u n g L o o k -
Ini Lisa yang kesenengan karena ga jadi belanja sama emak-bapaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
JungLook
FanfictionJeon Jungkook Fanfiction | Lizkook Di mata para fans, pasti ada hal yang menarik perhatian dari bias atau idol yang disukainya. Entah itu wajahnya yang rupawan, entah itu suaranya yang merdu, atau alasan lainnya. Untuk Lisa sendiri, Jungkook sudah s...