31.

578 66 6
                                    

"Kenapa dia lama sekali? Apa dia lupa?" Gumam Jungkook sambil memakan es krimnya. Jungkook hendak mengambil ponselnya, tapi tubuhnya berhenti bergerak ketika indra pengelihatannya menangkap sosok gadis yang sangat familiar baginya.

Gadis itu memang bukan gadis yang ia tunggu saat ini. Tapi, gadis itu adalah gadis yang ia harapkan ada di sisinya saat ini.

Lisa.

Sahabat adiknya yang kini melangkah keluar dari toko es krim tempat Jungkook menunggu IU saat ini.

Ah. Jungkook ingin sekali menyapa gadis itu dan mengajaknya bicara. Sayangnya itu hanya bisa jadi sekedar keinginan. Setelah apa yang terjadi kemarin, Jungkook merasa tak pantas untuk bersikap seolah tak terjadi apapun pada Lisa.

Somi benar. Lisa pasti tak ingin bertatap muka dengannya lagi.

Jungkook menghela nafas. Pikiran ngawur macam apa itu tadi? Lisa gadis yang ia inginkan ada di sisinya? Astaga. Ia berpacaran dengan IU. Tak seharusnya ia berpikiran begitu.

Setelah Lisa benar-benar tak lagi terlihat, Jungkook kembali menghela nafas gusar. Dadanya terasa sesak. Hatinya pun risau. Keinginan untuk memiliki terhalang oleh status yang ada padanya saat ini. Terlebih lagi fakta bahwa ia sendiri pun tak mengerti kenapa hatinya sangat ingin Lisa ada di sisinya. Ia tak mengerti bahwa perasaan yang sedang ia rasakan itu apa.

Mau bagaimana lagi. Jungkook adalah manusia yang tak peka, bahkan pada perasaannya sendiri.

"Kookie,"

Jungkook tersentak. IU yang sejak dua menit lalu ada di hadapannya terkekeh. "Lamunin siapa, hayo?"

Pertanyaan itu tak Jungkook jawab. Ia menggeleng, menggaruk tengkuk yang tak gatal karena salah tingkah. "Ah. Maaf aku melamun."

"Gapapa. Kamu udah lama nunggu?"

"Lumayan. Aku sudah menghabiskan satu porsi es krim."

"Yah, I see." IU mengangguk. Gadis itu kini duduk di hadapannya. "Aku pikir kamu pesan itu buat aku. Kamu--"

"Memang." Jungkook memotong ucapan IU. Berdeham, Jungkook menjelaskan. "Aku memesan dua. Yang sedang ku makan ini sebenarnya untukmu karena aku tahu ini rasa kesukaanmu. Tapi,"

"Tapi?"

"Aku--ah. Kamu lama sekali. Aku pikir kamu lupa. Jadi daripada mubazir lebih baik aku makan."

IU mengangguk-angguk. "Mianhae. Tadi aku terlalu sibuk jadi sedikit terlambat." Jungkook menggeleng, tersenyum. "Gwenchana. Aku paham penyanyi senior sepertimu pasti sibuk."

Ah. Entah kenapa kata-kata Jungkook membuatnya merasa terkena serangan double kill. Serangan pertama adalah karena Jungkook mengiranya sibuk bekerja hingga telat padahal sebenarnya hari ini IU benar-benar tak ada jadwal. Ia lama hanya karena bingung mau memakai high heels atau snickers dan akhirnya memutuskan untuk memakai flat shoes. Serangan kedua yaitu Jungkook menyebutnya sebagai 'penyanyi senior' entah kenapa membuatnya merasa sangat tua padahal gadis itu pun tahu Jungkook tak bermaksud menyebutnya lebih tua, tetapi bermaksud menghargainya sebagai orang yang lebih dulu terjun ke industri hiburan.

"Eun, kenapa kamu tidak memanggil pelayan untuk memesan?" Tanya Jungkook membuyarkan lamunan IU. IU menggeleng. "Gak ah. Lagi gak pengen."

"Serius? Gak pengen?"

IU mengangguk sebagai jawaban. "Ya. Aku sedang tidak ingin. Makanlah yang lahap."

Jungkook memicing, "Kamu aneh."

"Hah?"

"Kamu sangat suka es krim. Gak mungkin kamu ga kepengen. Kecuali ada alasan yang bikin kamu gak bisa makan es krim."

JungLookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang