25.

506 58 1
                                    

"Lo bucin banget ya, Bang. Tapi, saking bucinnya ngerepotin."

Cibiran itu menyambut Jungkook begitu ia membuka pintu. Jungkook menaikkan alis, menangkap sosok Somi yang sedang duduk di atas karpet, mengerjakan tugas di meja ruang tamu.

Somi tak melirik walaupun tahu saudaranya itu tengah berjalan ke arahnya. Ia tidak mood melihat wajah orang yang ia anggap brengsek mulai saat ini.

"Siapa bilang aku ngerepotin?" Jungkook bertanya datar, duduk tepat di sofa yang ada di belakang adiknya. Somi menghela nafas. "Gara-gara abang, Seongwoo harus nganter aku, Lisa, Bambam, Sehun ke sini. Terus dia nelpon supirnya biar supirnya bawa mobilnya balik ke rumahnya sedangkan dia harus anterin motor abang ke rumah pacar abang tercinta karena pacar abang ngotot minta dianterin pake mobil yang dia bawa."

"Tapi, abang kan anterin Seongwoo balik ke rumahnya." Jungkook membalas sok polos membuat Somi geram. "Jahat banget sih lo! Dia udah antar kita---"

"Iya, iya. Abang tahu abang salah. Tapi mau gimana? IU minta diantarin. Gak enak dong. Coba deh kamu di posisi IU. Kamu sakit hati gak kalo minta dianterin pulang tapi pacarmu nolak?"

Somi meletakkan pulpennya kasar, memutar badan agar bisa menghadap Jungkook. Tatapannya benar-benar sinis, seakan tatapan itu mampu memutilasi orang yang ditatap. "Abang hebat! Merasa gak enak nolak anterin pacar pulang tapi ngerasa B aja ceritain cewek lain di depan pacar!"

"Somi---"

"Ngerasa ga enakan sama pacar tapi kalo pacarnya ga ada lengket banget sama ciwi SMA!"

"Somi, diam. Kamu ga tahu apa-apa. Kamu udah ngomong keterlaluan sama abang." Jungkook membalas tak suka, membuat Somi terkekeh miris tanpa suara.

Tak tahu apa-apa, katanya?

Apa saudaranya ini gila?

"Kenapa lo gak bilang kalo lo punya pacar?"

Jungkook menaikkan alis. "Memang kamu harus tahu kalo aku punya pacar?"

"Bukan aku yang perlu tahu. Tapi, Lisa harus tahu." Balas Somi cepat. Gadis itu menatap Jungkook penuh emosi dan mulai mengoceh. "Abang jelas tahu dia suka abang. Abang itu idolanya! Belum lagi sikap Abang yang sok baik! Lisa itu cewek, Bang! Dia pasti baper sama perlakuan Abang! Apalagi sebelum--"

"Dia cuma fans aku. Dia jelas paham soal itu, Somi."

"Tapi, seenggaknya jangan buat dia berharap!" Bentak Somi penuh amarah. Somi mengepalkan tangannya kesal, menahan tangis. "Abang bikinin dia sirup aja dia udah kesenengan! Apalagi kalo Abang kasih dia harapan!"

Jungkook hanya diam, memberi kesempatan untuk Somi masih mengutarakan kekesalannya.

Lagipula, Jungkook sadar.

Ia pantas mendapat makian ini.

"Tiba-tiba abang follow dia di ig! Terus pake chat dm segala! Belum lagi tadi sebelum IU datang abang berdua terus sama dia lengket! Otak Abang dimana?! Abang punya pacar tapi Abang malah caper ke fans Abang sendiri! Terus tadi apa katanya? Abang bahas Lisa ke IU? Pacar idaman sekali Anda!"

"Somi, maaf. Abang gak mikir sejauh itu. Abang minta maaf."

"Bilang maaf ke IU sama Lisa! Jangan ke Somi! Kalo Somi jadi IU atau Lisa, Somi gak bakal mau lihat muka Abang lagi!"

Jungkook hanya bisa bungkam. Ia sepenuhnya sadar ini kesalahannya. Semua yang dikatakan Somi sepenuhnya benar. Sedangkan Somi mengusap air matanya sendiri kasar.

Gadis itu memang sering dibuat kesal oleh Jungkook karena kejahilannya. Tapi, kali ini kesal yang ia rasakan berbeda. Bahkan, bisa dikatakan sekarang ia membenci abangnya sendiri. Jungkook memberi harapan pada Lisa disaat memiliki IU sebagai pacar.

Lisa adalah sahabat terbaik yang Somi punya. Jelas Somi paham bagaimana kecintaan Lisa terhadap abangnya yang memalukan ini dan sebesar apa luka yang Lisa rasakan setelah apa yang terjadi tadi.

"Bang, IU itu cewek yang itu, kan? Lee Ji Eun yang---"

"Iya. Dia Ji Eun yang itu." Jungkook memotong perkataan Somi, membuat Somi spontan tertawa sinis.

Lengkap sudah alasan yang Somi punya untuk membenci Jungkook.

"Pantes kedengerannya gak asing. Ternyata dia Ji Eun yang itu. Lo bener-bener gak punya otak, ya. Gak punya hati. Kalo gue jadi IU, pasti gue bener-bener kecewa sama lo."

Usai mengatakan itu, Somi memilih untuk langsung membuang muka. Segera ia membereskan buku dan peralatan tulisnya. Tanpa menoleh, Somi melengos pergi menuju kamar.

Meninggalkan Jungkook yang terdiam, untuk kesekian kalinya tertampar kata-kata adiknya sendiri.

*

Maaf semalam ga up:'(
Hamba habis paket:'(

JungLookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang