Lagu milik Jeon Jungkook mengalun dalam kamar gadis SMA yang mengidolakan sosok itu. Tentu gadis itu adalah Lalisa Manoban.
Sepulang dari toko es krim tadi, acara jalan-jalan berubah menjadi acara 'cari-cara-hibur-Lisa' bagi Sehun dan Bambam. Sepanjang jalan Sehun dan Bambam bekerja sama agar gadis itu kembali ceria. Namun, hasilnya nihil. Bahkan ketika mereka mengantar Lisa ke rumah, Lisa melengos masuk begitu saja. Tak mengindahkan sapaan dan pertanyaan Bi Iyem yang berakhir dengan Bi Iyem yang menginterogasi Bambam dan Sehun.
Sejak pulang, Lisa mengurung diri dalam kamarnya. Menatap satu demi satu poster idolanya, ia memutuskan memutar semua lagu pemuda itu. Lisa menikmati lagu-lagu tersebut sambil merebahkan diri di kasurnya. Tak jarang ia menyanyikan beberapa part lagu. Jika makna lagunya sedih, Lisa meneteskan air mata. Namun, jika lagunya bernuansa ceria, Lisa malah cemberut.
Saat ini, lagu yang terputar adalah My Time.
Oh I can't call you,
I can't hold youOh I can't
And yes you know, yes you knowI can't call you, I can't touch ya
Oh I can't
Let me know
Sepenggal lirik milik Jungkook itu membuat Lisa tersenyum miris, merasa itu cocok dengannya. Lisa tak bisa memiliki Jungkook. Apalagi memeluk pemuda tampan bersuara merdu itu. Kalau bisa, Lisa ingin mengganti lirik selanjutnya yang seharusnya 'can I someday finna find my time' menjadi 'Can I someday finna find my love'.
Lisa hanya fans biasa. Tak lebih dan tak kurang. Tak peduli fakta bahwa Lisa bisa bertemu Jungkook karena bersahabat dengan Somi, itu tak membuatnya menjadi istimewa. Ia tetap hanyalah fans biasa.
Ah, Lisa jadi teringat dengan kata-kata Bi Iyem.
Rasa suka itu beda-beda loh, Non.
Mungkin rasa suka Non buat Jungkook itu cuma sebatas fans.Terus rasa suka Non ke Bambam itu rasa suka sebatas sahabat.
Lihat? Beda-beda, kan?
Lisa tersenyum miris. Apa benar perasaannya terhadap Jungkook hanya sebatas itu?
Non kan fansnya.
Masa karena dia punya pacar aja Non mau sedih terus berhenti jadi fansnya?
Memangnya Non ngefans biar punya kesempatan pacaran sama dia?
Ah. Mengingat penggalan kalimat milik Bi Iyem membuat batin Lisa tertohok.
Bi Iyem benar. Jika ia memang seorang fans yang baik, seharusnya melihat idolanya hidup bahagia juga menjadi kebahagiaan untuknya. Sejak awal Lisa hanya fans. Lisa menjadi fans Jungkook bukan karena ingin 'memiliki' Jungkook. Tetapi, karena mengagumi talentanya. Seharusnya, ia menghormati apapun keputusan Jungkook dalam kehidupan pribadi pria itu. Bukannya merasa tersakiti apalagi terkhianati.
Sejak awal, bagi setiap fans, menikahi idolanya itu adalah kehaluan yang hakiki.
Memang, sih. Ada beberapa manusia beruntung yang menikah dengan idolanya. Tetapi, itu kejadian satu dibanding sekian ribu orang. Dan mungkin Lisa bukanlah salah satu orang beruntung itu.
Ah. Mending ngehalu daripada galau gini. Batin Lisa. Segera gadis itu mulai melamun dan berkhayal sambil memeluki guling.
Tok! Tok! Tok!
"Non Lisa, ayo makan! Bibi udah buatin makanan sama minuman kesukaan Non Lisa."
Suara Bi Iyem membuat lamunan Lisa buyar.
Ah. Tadi dia melamun tentang apa, ya?
Lisa menggedikkan bahunya sendiri. Entahlah. Ia tak ingat. Intinya tadi dia sedang melamun.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Lisa menatap apa yang terhidang di sana. Ada pisang goreng dengan susu kental manis cokelat dan parutan keju. Makanan utamanya adalah rice noodle. Oh. Ada juga french fries tersaji lengkap dengan saus. Tanpa sadar Lisa tersenyum. Bi Iyem pasti berniat menghiburnya dengan makanan kesukaannya.
Duh. Seharusnya Lisa tak perlu membuat Bi Iyem khawatir hanya karena kegalauan tak beralasan seperti ini.
Segera Lisa duduk. Meraih makanan tersebut dan menyantapnya. Bi Iyem tersenyum. "Enak, Non?"
"Iya, Bi. Enak banget! Makasih ya, Bi." Lisa berseru semangat. Gadis itu memakan makanannya lahap.
Bi Iyem tersenyum. Hidangan terakhir ia sajikan. "Ini, Non. Diminum sirupnya biar hari-hari Non manis lagi."
Lisa mematung. Ia menatap sirup yang disajikan Bi Iyem di hadapannya. Bi Iyem menatap perubahan ekspresi di wajah Lisa.
"Aduh, Non! Bi Iyem lupa!" Bi Iyem berseru panik kemudian. Asisten rumah tangga keluarga Manoban itu panik tentu bukan tanpa alasan. Ia hanya baru ingat kalau seharusnya ia tak menghidangkan minuman yang mengandung memori Lisa-Jungkook agar nona muda yang ia layani tak lagi bersedih. Bi Iyem merutuki dirinya sendiri.
Lisa tersentak kaget karena seruan panik Bi Iyem. Gadis itu mengerjap. "Eh? Ada apa, Bi?"
Bi Iyem menggeleng, segera meraih gelas berisi sirup itu dan menenggaknya habis. Lisa melongo. Sedangkan Bi Iyem masih memasang senyumnya walau tampak canggung. "Gapapa, Non. Ga ada apa-apa. Bibi cuma haus aja. Bibi bikinin minuman yang baru, ya? Non Lisa mau apa?"
Lisa terdiam. Ia menggigit bibirnya sendiri. "Erm... sirup?"
"Yakin, Non?" Tanya Bi Iyem ragu. Lisa mengangguk. "Gapapa, Bi. Itu minuman bersejarah buat Lisa."
"Non, tapi kan idolanya Non---"
"Bukannya Bi Iyem yang bilang kalau Lisa harus bisa tetap suka Jungkook sebagai fans? Bibi bener. Lisa harusnya seneng. Bisa jadi Lisa satu diantara ratusan atau ribuan fans yang pernah dibuatin sirup sama idola sendiri. Hehehe." Lisa berujar sambil tersenyum manis.
Bi Iyem terenyuh. Ah, nona muda yang ia rawat sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang kuat. Lisa tak lagi menangis hanya karena keinginannya tak terpenuhi. Anak dari majikannya sudah mulai mengerti arti mengikhlaskan.
Jemari Bi Iyem mengusap kepala Lisa lembut. "Iya, Non. Sebentar, ya. Bi Iyem buatin."
Lisa menatap Bi Iyem yang kembali beraksi di dapur. Nafasnya dihembuskan gusar.
Apa benar yang ia ucapkan tadi sesuai dengan isi hatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
JungLook
FanfictionJeon Jungkook Fanfiction | Lizkook Di mata para fans, pasti ada hal yang menarik perhatian dari bias atau idol yang disukainya. Entah itu wajahnya yang rupawan, entah itu suaranya yang merdu, atau alasan lainnya. Untuk Lisa sendiri, Jungkook sudah s...