"Nar. Malam ini kita bakalan makan diluar."
"Serius, Mih?"
"Iya, jangan lupa dandan yang cantik."
"Kok harus dandan segala sih?"
"Aduh jangan banyak nanya deh, pokoknya kamu ikuti apa kata Mamih, mau jadi anak yang baik, kan?"
Yaudah, pasrah.
Malam ini gue sama keluarga pergi makan diluar, tumben Mamih sama Papih ajak makan diluar, padahal setiap gue ajak mereka selalu gak mau, katanya buang-buang uang.
"Hai."
"Hai."
Loh tunggu. Kanapa dia ada disini?
"Nara, duduk." kata Papih.
Gue duduk di antara Mamih sama Papih, didepan gue ada orang aneh.
"Kalian kenalan dulu dong."
Gak usah, udah kenal. Namanya Yu Ze Yu, anak yang populer di sekolah karena ketampanannya, yang padahal biasa aja.
"Iya Ma. Kenalin, Yu Ze Yu."
Tiba-tiba dia ngulurin tangannya di depan gue, Mamih langsung nyenggol tangan gue, maksud Mamih supaya gue jabat tangannya. Oke, gue jabat tangan dia.
"Nara Tuan."
Setelah berjabat tangan, tangan gue sama dia langsung lepas. Kita semua jadi hening sampai makan malam selesai.
"Nara, pulang sama Zeyu, ya."
Tunggu, apa-apaan ini?
"Mamih sama Papih, terus Mama Zeyu sama Papanya, dan Nara sama Zeyu." kata Mamih.
"Mih, kok gitu sih? Nara pengen pulang sama Mamih Papih." kata gue.
"Kenapa kamu gak mau sama Zeyu?" tanya Papih.
"Dia tuh ugal-ugalan, Nara gak mau mati sekarang gara-gara dia." tangan gue nunjuk Zeyu.
"Heh, enak aja lo ngomong." ucap Zeyu.
Sewot banget mas-nya.
"Udah udah, kita pulang sekarang. Zey, antar Nara sampai rumahnya." kata Papa Zeyu.
Sumpah gue gak mau mati sekarang, gue belum lulus SMA, belum kuliah, belum nikah, belum punya keturunan.
"Ayo pulang." kata Zeyu sambil pake jaket.
oooOOOooo
Sampai di depan rumah gue turun dari motor Zeyu.
"Tumben selow." kata gue.
"Serba salah gue sama lo." jawab Zeyu.
Ih, bener-bener ya, ini orang buat kesel terus kenapa sih?
"Udah, sana masuk, gue mau pulang."
Belum juga di jawab udah main pergi, yaudah, ini juga udah terlalu malam mending gue masuk.
Klek.
"Eh anak Mamih udah sampai rumah."
Ternyata Mamih sama Papih udah duluan sampai rumah dong. Gue langsung samperin Papih yang lagi nonton TV.
"Pih, maksud Papih sama Mamih itu apa sih? Mending tadi aku gak usah ikut aja." ucap gue.
"Aduh sayang, gak boleh ngomong kaya gitu, Zeyu itu tunangan kamu." kata Mamih.
"Apa?!"
"Iya, Zeyu itu tunangan kamu, jadi Papih sama Papa Zeyu itu sahabatan udah lama. Kita akhirnya setuju buat jodohin kamu sama Zeyu." kata Papih.
"Kok gak bilang sama aku dulu sih? Aku gak terima ini, Mih, Pih." ucap gue.
"Terima aja. Zeyu itu baik anaknya." kata Papih.
Baik?
Helo. Baik dari mana? Dia cowok nakal gitu, apalagi ke-dua temannya.
"Kalau Papih jodohin aku sama yang modelannya kaya Jackson Wang, aku terima pih, tapi gak sama yang kaya gini juga."
"Siapa itu Jackson Wang? Papih gak tau, kalau Mawang Papih tau."
Ih! Kenapa sih semua orang nyebelin!
"Sekalian aja jodohin aku sama Om Bambam!"
"Jangan. Istrinya banyak, nanti kamu malah dijadiin istri ke 5 sama dia."
Tau, ah! kesel!
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENA
FanfictionDasar ibu hamil, eh... gak boleh gitu Zey, inget demi anak. Mulai : 27.05.20 Selesai : 06.06.20 Revisi : 06.06.20 Selesai : 07.06.20 Merekomendasikan : 🎶 Waktu Yang Tepat