28. ❤

3.3K 285 5
                                    

Masih Zeyu POV.












"Xiao Yu."

Nara duduk di atas pangkuan gue. Akhir-akhir ini Nara manjaaa banget sama gue. Sampai-sampai gue pernah gak boleh kerja sama Nara, pokoknya harus temenin dia 24 jam dirumah.

Manja pake banget, banget, banget.

Gue peluk pinggangnya "Apa Sayang."

"Pengen yang manis-manis." kata Nara.

"Aku kan manis." jawab gue.

Nara langsung pukul bahu gue. Ngidamnya itu dari kemarin terus aja yang manis-manis. Kemarin gue beliin dia coklat 5 bungkus habis semua sama dia sendiri, ibu hamil tuh banyak maunya.

"Aku mau es krim."

Gue liat ke jam dinding, jam 10 malem, kemauannya aneh-aneh.

"Terus mau apa lagi?"

Semua gue beli kalau perlu, bahkan sama tempat jualannya gue beli sekalian.

"Pengen martabak kejuuu."

"Udah?"

"Beliin."

"Kamunya turun dong." kata gue.

"Gak mau, mau ikut."

"Udah malem."

"Yu Zeyu aku mau ikut!"

Gemes~

"Pake jaket."

"Yey."

Nara langsung cium seluruh wajah gue. Dasar ibu hamil. Eh, gak boleh gitu Zey, inget demi anak.

oooOOOooo

Gue bawa Nara ke cafe yang masih buka.

"Duduk dulu biar aku yang antri." kata gue.

"Zey. Liat deh itu. Bukannya Erik sama cewek yang kamu hamilin?"

Haduh, Nara Nara -___-

Tiba-tiba Nara narik tangan gue. Kita berdua datang ke mejanya Erik.

"Kok ada foto kita Rik?" tanya Nara ke Erik.

Gue ambil amplop coklat di atas meja. Gue buka, ternyata isinya duit.

"Ini apa?" tanya Nara.

Di dalam amplop ada kertas, baru aja gue mau keluarin Nara udah ngambil kertas itu duluan.

"Oh. Jadi dia hamil palsu. Lo sengaja gini supaya rumah tangga gue ancur? Asal lo tau Rik, gue stres gara-gara lo, itu artinya sama aja lo mau bunuh anak gue secara perlahan. Gue gak habis pikir sama lo. Gue kira lo itu orang baik ternyata lo penghianat, lo nusuk dari belakang." ucap Nara sebelum kita pergi.

Gue sama Nara langsung pulang ke rumah.

oooOOOooo

Nara langsung peluk gue dengan erat. Gue balas pelukannya, gue usap kepalanya.

"Aku minta maaf, harusnya aku percaya sama kamu."

Gue usap punggungnya Nara naik turun. "Udah sayang, mending sekarang kita tidur ini udah terlalu malam."

Cup.

Gue cium keningnya Nara sebelum kita ke kamar. Gue seneng banget. Asli gue seneng banget Nara sekarang percaya sama gue. Mulai sekarang gak ada lagi orang yang bisa pisahin gue sama Nara.

"Zey tangannya diem dong."

Hehehe.

"Usap-usapnya besok aja geli tau."

Gue ubah posisi gue jadi duduk dari tidur.

"Gak kangen ya sama Ayah." gue usap-usap lagi perutnya Nara terus gue cium anak gue yang masih di dalam perut.

ZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang