26. Problem

2.8K 271 3
                                    

"Darimana kamu?" tanya Zeyu

"Dari luar." jawab gue.

"Habis ngapain? Sama siapa?" tanya Zeyu lagi.

"Habis jalan lah, sama Erik." jawab gue sebelum ninggalin Zeyu.

"NARA!"

Padahal baru juga lima langkah langsung di panggil sambil teriak, dipikir hutan harus teriak-teriak.

Gue berbalik noleh ke arahnya. "Apa sih Zey?"

Zeyu berjalan ke arah gue "Bisa gak sih ngertiin perasaan aku. Posisi aku itu suami kamu. Kenapa kamu jalan sama cowok lain."

Gue pergi masuk kamar ninggalin Zeyu.

oooOOOooo

Hari ini gue pergi jalan lagi sama Erik. Erik baik banget sama gue. Gue nyaman jalan sama dia, orangnya asik.

"Masuk sana udah malem." kata Erik.

"Makasih ya, Rik." kata gue sebelum gue turun dari mobil Erik.

Gue turun dari mobilnya Erik masuk ke halaman rumah. Ada mobil Zeyu di garasi, udah pulang ternyata, pasti kena omel lagi gara-gara pulang malem tapi jam 9 belum terlalu malam kali.

Klek.

Baru aja tutup pintu, balik badan udah ada Zeyu di depan mata.

"Darimana? Kok pulang malem?"

Gue gak jawab pertanyaan Zeyu, gue mengabaikan pertanyaannya, gue duduk di sofa.

Zeyu duduk di samping gue. Tiba-tiba Zeyu lempar amplop warna coklat ke atas meja.

"Apa itu?" tanya gue.

"Masih nanya itu apa? Buka liat sendiri." jawab Zeyu.

Gue buka amplop coklat itu. Gue liat isinya foto gue sama Erik lagi jalan bareng.

"Oh."

"Cuma oh doang respon kamu?!"

"Lagian foto-foto itu bener kok. Aku emang jalan sama Erik, gak ada yang salah."

"Nara." panggil Zeyu dengan tatapan tajam.

"Kamu juga dulu kaya gitu 'kan. Kenapa sekarang kamu larang aku?" kata gue.

Zeyu menghela napasnya.

"Urusin tuh calon anak kamu sama ibunya yang mau kamu nikahin." kata gue.

"Aku harus bilang berapa kali sih sama kamu, itu bukan anak aku." kata Zeyu.

Udah lah gue bosen denger penjelasan lo, mending gue istirahat.

"Nara, aku belum beres ngomong sama kamu."

Langkah kaki gue berhenti, gue berbalik menghadap Zeyu.

"Apa lagi, mau cerai?"

"Kurang ajar kamu!"

Zeyu sekarang ada di depan gue.

"Harusnya kamu gak bersikap kaya gini Nara!"

"Kamu yang buat aku kaya gini!"

"Aku?! Aku kamu bilang hah?!"

"Aduh Zey. Bisa gak kalau ngomong volumenya dikecilin dikit, sakit telingaku dengernya."

Gue berbalik belum juga satu langkah tangan gue udah di tarik.

Plak.

.....

.....

.....

"Nara sayang ma-maaf. Aku kelepasan, sayang maafin aku."

"Tega kamu! Kamu tampar aku! Laki-laki macam apa yang main tangan!"

"Sayang aku gak sengaja. Sumpah, aku gak sengaja maafin aku, maaf Nar."

Zeyu pegang tangan gue dengan erat, gue berusaha buat lepasin tangan gue dari pegangannya.

ZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang