25. Masuk Rumah Sakit

2.9K 263 1
                                    

"Nara. Sampai kapan kamu sama Zeyu mau gini terus? Kalian harus secepatnya baikan, gak boleh marah kaya gini." kata Mamih.

Gue belum cerita sama orangtua gue tentang masalah gue. Yang mereka tau gue sama Zeyu lagi ada masalah intinya.

"Akh... Mih kepalaku sakit."

"Nara, kenapa? Duduk dulu sayang."

Gue gak kuat. Kepala gue pusing.

"Nar, Nara. Bangun sayang. Pih, Papih tolong!"

Pandangan gue semakin lama semakin gelap. Gue gak kuat lagi.

oooOOOooo

"Sayang akhirnya kamu sadar. Mamih sama Papih khawatir banget sama kamu." Mamih genggam tangan gue dengan erat.

"Sayang. Jangan stres, kasian baby di dalam perut kamu." kata Papih.

"Apa?! Aku hamil?"

"Iya sayang. Emangnya kamu gak tau kalau kamu lagi isi?" tanya Mamih yang gue jawab dengan gelengan kepala.

Klek.

"Mih, ayo keluar." kata Papih.

Mamih sama Papih udah keluar dari ruangan. Zeyu masuk ke ruangan duduk di samping ranjang gue.

Zeyu menundukkan kepalanya, menghela napasnya dalam-dalam.

Tangannya mulai bergerak ke atas perut gue, mengusapnya secara perlahan.

"Masih ada niatan buat pisah?" tanyanya dengan suara yang pelan.

Gue mengalihkan pandangan tanpa menjawab pertanyaan Zeyu.

"Hei, Nara. Liat aku sini."

Ucapan Zeyu berhasil buat gue jadi noleh ke arah dia.

"Sebentar lagi kita jadi orang tua," Zeyu mengusap perut gue. "Ini calon anak kita, Sayang yang selama ini kita tunggu-tunggu."

"Perempuan itu yang bilang duluan kalau kamu yang mau pisah dari aku." ucap gue.

"Tolong percaya sama aku. Aku gak mungkin khianati kamu. Aku berani bersumpah kalau itu bukan anak aku, tolong kamu percaya sama aku Nar."

Gue lagi gak mau ngomong apa pun sekarang. Bukan gak percaya tapi... hm.

"Naraaa."

Zeyu genggam tangan gue, dia cium-cium punggung tangan gue.

"Percaya sama akuuu."

"Zey. Aku lagi gak mau bahas apapun sekarang." Gue tarik tangan gue.

oooOOOooo

Gue hari ini pulang dari rumah sakit. Gue kembali pulang ke rumah sama Zeyu.

"Jangan stres, gak usah dipikirin hal yang gak penting."

Gak penting apanya, jelas-jelas lo yang buat gue kaya gini.

"Udah ah mau tidur. Malam ini kita beda kamar tidurnya." kata gue.

"Yang..."

"Shut. Banyak ngomong banget sih jadi orang." ucap gue sebelum ninggalin Zeyu.

Malam ini gue tidur di kamar lain, rumah gue punya 3 kamar yang satunya lagi kamar buat tamu.

Erik: Nara, gimana kabar kamu hari ini?

Nara: Baik.

Erik: Syukur deh.

Nara: Cuma kemarin masuk rumah sakit.

Erik: Kok bisa sampai sakit? Makanya jaga kesehatan kamu Nara. Jangan sakit-sakit lagi.

read

Apaan sih Erik, banyak ngomong banget. Tapi kok dia perhatian ya sama gue?

Nara: Cuma stres.

Erik: Aduh kenapa bisa kaya gitu?

Nara: Gapapa.

Erik: Jangan di pendem sendirian. Coba cerita sama aku. Aku ada 24/7 buat kamu.

Nara: Aku berantem sama Zeyu sampai stres terus masuk rumah sakit, taunya aku lagi hamil.

Erik: Kamu hamil?

Nara: Kata dokter sih baru seminggu.
r

ead


Ih, malah di read doang tadi katanya suruh cerita.

ZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang