29. Yu Guoran

4.6K 343 16
                                    

Tiga tahun berlalu, gak terasa ya.

"Bundaaa. Ayah nakal!"

"Ayah jangan sakitin Guoran."

Guoran langsung lari ke arah gue. Kaki gue di peluk erat sama dia. Yu Guoran nama anak gue sama Zeyu. Lincah banget anaknya. Anak kesayangan kita.

"Ayah minta maaf deh, maaf tuan muda, ampuni saya."

Tak.

Kepala Zeyu malah di pukul sama Guoran.

"Sayang gak boleh gitu sama Ayah."

"Ayah nakal Ndaaa."

"Guoran. Minta maaf sama Ayah."

"Iya deh, Yah maapin Guoran."

Zeyu langsung peluk Guoran.

oooOOOooo

"Ndaaa, Nda bangun."

"Bundaaaaa."

Gue bangun dari tidur, di depan gue ada Guoran gue peluk dia.

"Ndaaa, Ayah muntah."

Hah?

"Kenapa Sayang?" tanya gue.

"Ayah muntah." jawab Guoran.

Gue liat ke sekeliling kamar Zeyu udah gak ada di tempat tidur.

"Sekarang Ayah dimana?" tanya gue.

"Kamar mandi lagi muntah."

Gue gendong Guoran. Bener aja Zeyu ada di kamar mandi, kondisinya lemes.

"Turun dulu Sayang." gue turunin Guoran dari gendongan gue.

Gue menghampiri Zeyu.

"Kenapa Zey?"

Zeyu menggelengkan kepalanya "Gak tau, rasanya mual banget."

Zeyu kembali muntah, tapi gak ada apa-apa yang di keluarin dari mulutnya.

"Udah Zey istirahat dulu, aku bantu."

Gue kembali ke kamar. Zeyu lagi tidur sekarang jadi gue sama Gouran perlahan pergi dari kamar.

oooOOOooo

Klek.

Zeyu masuk ke dalam kamar, menghela napasnya panjang.

"Guoran tidur?" tanya Zeyu sambil jalan ke ranjang.

Zeyu baru pulang kerja, Guoran yang tadinya mau nunggu Ayahnya pulang malah ketiduran.

"Iya baru aja tidur. Kasian nih, katanya nunggu Ayah pulang." jawab gue sambil merubah posisi gue jadi duduk dari tidur.

Zeyu mengusap kepala Guoran dengan lembut.

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Itu kan udah ngomong."

"Nara, aku gak lagi bercanda Sayang."

Gue diem. Zeyu pindah posisi, sekarang udah ada di samping gue.

"Apa sih?" tanya gue.

Tiba-tiba Zeyu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.

"Aku tadi mampir ke apotek, beli ini."

Astaga Yu Ze Yu!

"Cobain ya, Gouran juga kan dulu gitu, bukan kamu yang mual malah aku." bisik Zeyu tepat di telinga gue.

Tangan gue bergerak perlahan mengambil sesuatu dari tangan Zeyu. Gue pergi ke kamar mandi buat nyobain, deg-degan.

"Sayang udah belom?" tanya Zeyu.

"Sabar dong." jawab gue.

Lah, hasilnya....

"Nar, cepet keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nar, cepet keluar. Lama banget, kamu pingsan di dalem?"

"Iya Zey. Aku keluar sekarang."

Sumpah gue masih deg-degan, perlahan gue jalan ke arah pintu.

Klek.

"Gimana hasilnya?"

Tanpa jawab pertanyaan Zeyu gue kasih hasilnya ke dia.

"Yey, punya anak lagi!"

oooOOOooo

"Guoran. Ayah punya kabar gembira."

"Apa Yah?"

"Kabar gembiranya, sekarang Guoran punya adek."

"Mana Yah? Mana adek Guoran? Mana?"

"Masih di dalem perut Sayang." kata gue.

"Beneran Nda?" tanya Guoran.

"Iya Sayang." gue usap kepalanya Guoran.

"Yey, Guoran punya adek. Guoran jadi kakak, yey."












"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ TAMAT ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ TAMAT ]

Sudah deh selesai.

Terimakasih kepada semua para manusia yang sudah mau baca cerita ini sampai habis.

Awalnya bingung mau bawa ff ini kemana karena mereka masih bocil tapi... Hmm sudahlah, sekali lagi terimakasih sudah membaca.

Dadah ~

ZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang