Devano berputar balik mengendarai mobilnya. Saat sudah tiba di Caffe, rencana itu gagal total. Dirinya tak sanggup menahan amarahnya sendiri.
Terjadi pertengkaran hebat antara dia dan Aisyah. Devano tak menyangka bahwa akan seperti ini keadaannya. Jauh dari ambang fikirnya.
Jangankan untuk berbicara kembali, tersenyum sedikit untuk Aisyah saja dia sudah tak bisa lagi. Di malam ini.
Hatinya sangat sakit, teriris-iris dengan perkataan yang telah di lontarkan oleh orang yang sangat disayangi nya. Tau kan seperti apa rasa itu? Tak dapat diungkapkan. Semua hanya bisa dirasakan oleh kita sendiri.
Aisyah merasa sangat bersalah telah berucap seperti itu. Sungguh ia tak menyadarinya. Perkataan itu seperti keluar dengan sendirinya.
Tak usah menyesal jika itu telah kamu lakukan. Berpikir juga percuma, apa akan memperbaiki keadaan? Kurasa tidak.
Berpikirlah sebaik-baiknya, berbuatlah sebaik-baiknya. Karena penyesalan akan menghantui pikiranmu sendiri, nantinya.
"Dev" panggil Aisyah. Namun tak mendapatkan jawaban.
"Dev!"
"Dev"
"Dev"
Devano terus-terusan diam, tak menjawab panggilan Aisyah sedikit pun. Mungkin karena terlalu sakit. Padahal kalau di pikir-pikir, kurang usaha apalagi dia demi Aisyah? Apa semuanya belum cukup? Dan balasannya apa? Malah seperti ini.
Aisyah menghela napas berat.
"Dev gue tau gue salah"Devano terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia sudah tak tahan lagi ingin menjerit, menghilangkan semua kekesalannya.
Sejenak keadaan dalam mobil hening, Aisyah juga diam tak berbicara lagi. Ia sungguh sangat takut, Devano membawa mobil dengan sangat kencang, membuat jantungnya dag dig dug.
Mata Devano memanas, pikirannya mulai buyar entah kemana.
Sekali lagi Aisyah memberanikan diri untuk mulai bicara kembali.
"Dev gue minta maaf!" ucap Aisyah.
"Turun!!!" bentak Devano. Sekarang mereka telah tiba di depan rumah Aisyah.
Aisyah sangat terkejut mendengar nya. Ia tak pernah dibentak sekali pun dengan orang tua nya sendiri.
"Dev gue tau gue salah, maafin gue" lirih Aisyah. Entah mengapa, ia meneteskan air mata beningnya itu. Ia sendiri pun tak mengira akan menangis.
"Gue bilang turun!" ketus Devano sekali lagi, membuat Aisyah terbungkam.
Aisyah turun dari dalam mobil itu perlahan, dengan sangat berat hati kaki nya melangkah keluar.
Ketika Aisyah turun dari mobil, Devano langsung menginjak gas mobil nya dan berjalan meninggalkan Aisyah disana.
Aisyah memperhatikan mobil Devano hingga tak terlihat lagi dari tatapannya.
"Sebenarnya salah gue apa sih?" lirih Aisyah sembari mengusap air mata di pipi nya.
Ketika ia berbalik badan dan melangkah kan kaki nya, ia melihat ada seorang pria berdiri dan seperti sedang memperhatikan gerak-gerik Aisyah.
Sontak, Aisyah langsung berlari menghampiri pria itu.
***
Angga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, cuaca diluar cukup dingin. Angga terus-terusan menghubungi nomor dari gadisnya itu, tapi tak juga diangkat. Padahal, nomornya tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BISAKAH? ( REVISI )
Romanceseorang perempuan cantik yang selalu berkhayal tentang seseorang yang diimpi kan nya, walau tak mungkin baginya. Apakah mereka akan bersama walau status membedakan? Semua keadaan berbalik, ketika kecelakaan itu terjadi. Bisakah mereka semua menyeles...