Harusnya aku makan saja dari tadi, bukan berdebat. Aku jadi susah menelan karena merasa canggungkan.
Kami sama-sama berkonsentrasi pada pasta, seolah telah lama kelaparan. Aku mencoba mencari topik pembicaraan, tapi otakku belum selesai memberikan perintah untuk menenangkan detak jantungku yang ambyar.
"Kau tidak mau bicara sesuatu?" tanya Seokjin dengan mulut penuh makanan.
"Entahlah. Otakku sedang membagi konsentrasi antara mengunyah makanan dan mengunyah rasa malu gugup cheesy yang kurasakan."
Seokjin tertawa. "Sykurlah paling tidak rasa malu ku tidak bertepuk sebelah tangan."
Aku jadi berhenti mengunyah.
"Kenapa?" herannya.
"Sekarang aku ingin otakku berkonsentrasi untuk membuat pilihan, menyerah atau bertahan. Mencoba atau keras kepala. Percaya atu menganggap semua orang sama saja."
"Kau sedang bermain game?" keluh Seokjin ikut berhenti makan dan memperhatikanku dengan seksama. "Ini dunia nyata, tidak ada tombol riset jika kau salah. Santai saja."
"Thats way. Because it's not a game. Ini hidupku. Aku benci terluka."
Seokjin menganggukan kepala sambil menyesap minum sebelum bicara. "Tidak ada yang suka. Namun kita tidak bisa menghindarinya. Akan ada saja yang membuat luka. Yang harus kau lakukan adalah terus berjalan, kau pasti akan menemukan apotik yang menjual atau memberikan obat secara cuma-cuma."
Aku tersenyum pelan.
"Rasanya aku pernah dengar tentang hal ini dari Jimin."
"Tentu saja, aku pernah mengatakan nasihat ini saat dia terluka."
Aku tertawa lalu melanjutkan makan. Otakku sudah memutuskan untuk menyerah, dan membiarkan diri untuk goyah.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Reminds - BTS Kim Seokjin FF [5] [✔️]
FanfictionBegini, Bukannya aku gak percaya cinta dan ending happily ever after. Aku percaya! Contohnya aku melihat sendiri temanku yang lambat jadi tambah bego pas suka sama gebetannya. Dan sepupu ku yg aneh jadi tambah alay pas modus sama orang yang dia suk...