38 - Mengingatkan

169 20 0
                                    

...

"Kenapa aku harus datang hanya untuk menyaksikan, Dara dan Angelnya mengukir kisah cinta mereka?" Omelku sebal, sambil menyendok potongan besar cake.

"Makanya aku datang. Setidaknya kamu tidak terlihat seperti obat nyamuk." Sahut Seokjin enteng sambil ikut memakan cakenya. Tidak terganggu dengan Dara dan Hoseok yang sedang bercanda lucu disana.

"Kalau kamu segitu khawatirnya dengan Dara dan Hoseok,  kamu suruh mereka putusa saja!"

"Heol, mana mungkin melarang adikku menjalin cinta." Seokjin menoleh. "sementara aku saja sedang berusaha mendapatkan cinta." Tambahnya.

Tiba-tiba cake itu terasa sulit ditelan.

Saat aku memilih untuk mengabaikan Seokjin dan melihat kedepan. Mataku terasa kotor. Dara dan Hoseok sedang saling memandang sambil tersenyum lebar, seolah menatap satu sama lain merupakan sebuah anugrah terindah dalam kisah cinta mereka.

Aku menghela nafas. Ini salah satu sebab kenapa aku tidak mau jatuh cinta. Bukan karena aku tidak percaya ending bahagia. Tapi ini loh, aku tidak bisa membayangkan diriku bertingkah konyol seperti Dara. Jatuh dalam pesona seseorang tanpa melihat sekitar, kemudian jadi gila sendirian. Oh tidak!!

"PIE!" Seokjin mencubit pipiku.

"Sakit!!" Aku membalas mencubit pipinya.

"Aku memanggilmu dari tadi. Kau iri sama mereka, kan?" Omelnya sambil mengusap pipinya yang kutarik sekuat tenaga. "Dan kenapa kau tarik pipiku sakit, gimana kalau aku berubah jadi jelek karena pipiku melar?"

"Ckck, kamu benar-benar mirip David. Suka mengomel. Narsis. Berlebihan. Kadang tidak tahu diri. Menyebalkan. Tapi herannya, punya banyak fans. Baik hati. Dan tam-ah, lupakan."

"Heh? Apa karena itu kau tidak menyukaiku?"

"Bukan. Malah karena semua hal tentang mu mirip David lah membuatku bisa menerimamu sebagai teman. Lagipula David cinta pertamaku. Kau harus bersyukur tentang itu." Aku menangkupkan tangan, berkata seolah memuja.

"Kau juga, cinta pertamaku." Ujar Seokjin kemudian sambil tersenyum lembut.

"Aku mirip cinta pertamamu?"

Seokjin mengangguk, masih menatapku tepat. "everything about you, reminds me of my first love." Tidak tahukah dia, tatapan dan ucapannya membuatku berusaha keras untuk tidak berteriak dan meleleh ditempat.

Aku kuat. Seorang Sophie adalah gadis yang kuat.

"You too. Reminds me of David. A lot. My first love." Ejaku tidak mau kalah.

Namun bukan Seokjin namanya jika berhenti bicara. Bukan Raja sekolah yang berkuasa, jika diam dan menerima saja. Bukan Tukang Dagang Tampan yang lihai bernegoisasi jika tidak pandai membuatku salah tingkah.

Laki-laki itu tersenyum amat tampan, tidak melepaskan tatapan matanya yang juga menawan.

"It's okay if David is your first love. Because Seokjin will be your last love."

Aku diam. Seharusnya aku jago bahasa Mandarin saja.

Mencoba menata hati. Mencoba menata detak jantung. Mencoba tidak salah tingkah dengan tiba-tiba pingsan, misalnya. Tapi secueknya aku dan berlagak sombong mencoba tidak tergoda, ternyata aku juga perempuan lemah. Aku menggigit lidahku kuat-kuat.

Sophie is strong woman.

"Jadi, kamu yakin tidak mau memiliki  hati pedagang tampan ini untukmu sendiri?

Seokjin mengedipkan matanya genit.

THAT STRONG WOMEN HAS BEEN DEFEATED.

Aku malah mempermalukan diri dengan tidak berhenti cegukkan.

Seorang Park Sophie, yang tidak percaya cinta, salah tingkah. Tinggal menunggu waktu saja, tingkahku sama konyolnya dengan Dara.

...

End
24 Juni 2020
Dalam kampanye 'DIRUMAH AJA'







*enggak deng ada 2 extrachap yang bakalan d pub dan edit kalo lagi mood 😂

Reminds - BTS Kim Seokjin FF [5] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang