27. Ambyar

131 19 0
                                    

Aku melambaikan tangan santai saat sosok wajah tampan itu masuk dengan gelagat mencari seseorang. Laki-laki itu tersenyum, berjalan dengan cara keren menghampiriku.

Aku ingin menjerit. Iya ingin sekali. Tapi selain aku akan malu dihadapan pengunjung cafe dan Seokjin, kami juga akan diusir karena dianggap gila.

"Kenapa kamu tidak mau di jemput?" Omelnya setelah duduk.

Ah, tampan sekali. Aku mulai dilema jika begini. Tetap bertahan untuk tidak goyah, atau membiarkan diriku di goyahkan. Ck, murahan sekali rasanya.

"Ahh aku tidak mau orangtua ku tahu aku keluar dengan laki-laki." Sahutku cepat.

"Kenapa?"

"Ah, so many question. Bukan kau, tapi mereka."

Seokjin menganggukan kepala. "Tapi Jimin tahu kok." Aku memejamkan mata pening. Laki-laki itu pasti akan bergosip dengan Ibunya, lalu Ibu kami bergosip. Mereka akan tahu juga.

"Kenapa kamu harus mengatakan pada semua orang, sih?" Sebalku.

Seokjin ikut membulatkan mata. "Tidak semua orang, hanya teman-temanku saja." Bela Seokjin.

"Ya sudahlah." Aku menyerah. Tidak mau mendengarkan omelan. Sekalipun dari mahluk tampan didepan mata.

"Kau sudah buat question list?" Tanya Seokjin kemudian.

Apa itu. "Kau sudah buat?" Elakku. Ah, sepertinya aku melupakan janji sendiri.

"Sudah, tapi kalau kamu belum selesai, tidak apa-apa aku bisa menunggu." Cerianya. Ini scene yang jelas sekali.

"Seokjin, aku langsung to the point saja." Aku menguatkan hati untuk menatap mata Seokjin. Mata kami yang bertatapan membuat aku tidak ingin melanjutkan dan memilih untuk meleleh saja.

Aku menghela nafas. "Kau kelihatan jelas sekali. Kau yakin menyukaiku?" Apa yang dia lakukan terlihat jelas. Sama dengan apa yang aku lakukan untuk mendekati orang yang aku suka. "Aku salah?" Tambahku.

Aku bisa melihat Seokjin tersenyum mencoba tenang meski telinganya sudah memerah dengan sempuna. "Tidak. Kau benar?"

Aku menggaruk kepalaku tidak nyaman.

SUNGGUH TIDAK NYAMAN. JANTUNGMU BERDEBAR. OTAKMU BLANK dan KEPALAMU TIBA-TIBA TERASA GATAl.

Oke, Keep calm Sophie.

"Aku biasanya jadi orang yang mencoba mendekat. Karena sekarang terbalik. Aku tidak tahu harus bagaimana?" Apa aku terdengar terlalu bodoh dan tidak berpengalaman?

"Ya, kau tinggal diam. Biar aku yang mendekat."

DAGING KAMBING AMERIKA DIBIKIN SATE SAJA—jantungku bisa diam?

"Ah, lagipula kenapa harus aku? Aku yang standar seperti ini?" Elakku mencoba kembali pada kenyataan.

Jin tersenyum, memundurkan diri untuk bersandar kebelakang.

"Lalu, kenapa harus Namjoon, bukan aku? Padahal aku jauh diatas standar."

Otakku bahkan tidak bisa memberikan perintah untuk bereaksi seperti apa.

...

*tenggelam aja lah kalian berdua! Geli gue sumpah ngetik nya!!

Reminds - BTS Kim Seokjin FF [5] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang