7;

34.1K 5.6K 906
                                    

Jam nunjuk angka 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam nunjuk angka 11. Masih belum masuk jam tidurnya Jo. Tapi cowok itu segera aja tutup mata pas denger bunyi kenop pintu kamarnya. Posisi tengkurep tanpa selimut, belaga tidur.

Pas pintu udah ketutup lagi, barulah Joan buka mata dan balik maenin hapenya. Jo udah hapal bener biasanya jam segini ayahnya bakal nyamperin dia yang pasti belum tidur. Tapi malem ini Jo lagi gak pengen ngomong sama ayahnya.

Ya gitu, namanya orang lagi cemburu.

Sekarang cowok itu cuma telentang kaya mayat di tempat tidurnya. Lagi gak pengen ngapa-ngapain.

Acara cosplay jadi mayat itu keganggu sama tenggorokan Jo yang rasanya kering banget. Alhasil dia milih bangun dan keluar kamar buat berniat ambil minuman dingin di dapur. Jo itu emang paling gak bisa kepisah sama air minum. Sehari minumnya bisa berliter-liter.

"Haus ya yang pura-pura tidur?"

Suara yang barengan sama tepukan di pundak itu berhasil bikin Jo kaget dengan gak selownya. Cowok itu noleh dan ngedapetin ayahnya berdiri sambil lipat tangan di depan dada.

Joan segera pasang tampang belaga bingung. "Pura-pura apanya yah?"

"Kamu tadi pura-pura tidur."

"Nggak tuh."

"I know you so damn well, son."

Nanggepin itu, Jo angkat bahu aja. Beralih duduk di kursi yang ada di pantry, dengan Raka yang setia ngikut duduk di kursi sebelah anaknya itu.

"Kamu kenapa?"

"Gak kenapa-napa."

Dapet jawaban singkat, Raka milih diem merhatiin Jo. Segakpekanya seorang Raka, tapi dia pasti selalu bisa nangkep suasana hati dua makhluk lain yang ada di rumah itu.

"Yah" setelah hening buat beberapa saat, akhirnya Jo buka suara juga.

"Em?"

"Apa ketakutan terbesar yang ayah punya?"

"Ketakutan yang kaya gimana?"

"Soal hidup, mungkin"

Raka mikir sejenak, ngerangkai kata buat jelasin isi kepalanya saat denger pertanyaan Jo.

"Takut kehilangan hidup itu sendiri."

Joan seketika ngerutin dahinya gak paham. "Explain please."

"Gini, diri dan hidup ayah yang sekarang itu rasanya udah kebagi jadi tiga bagian. My own self, you, and your damn papa. Kita satu kesatuan yang rasanya bikin ayah hidup. Kalo salah satu dari kalian pergi, ayah gak bakal punya hidup dan kehidupan yang sebenernya lagi."

"Intinya ketakutan terbesar ayah itu kehilangan aku sama papa?"

Raka ngangguk pelan.

"Ayah tau kamu suka tantangan, suka nyoba hal baru. Ayah juga tau kalo kadang isi otak papamu itu suka aneh. Tapi buat yang satu ini, selamanya ayah gak mau kalian coba-coba. I don't want to be left, Jo."

SOULMATE (roommate sekuel) - [ boyslove ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang