EMPAT

2.2K 147 0
                                    

Keesokan harinya.

Bugh....

Bugh.....

Tanpa aba-aba, Keysal langsung memukul rahang Fandra mengakibatkan sudut bibirnya berdarah. Semua penghuni kantin langsung menatap ke arah mereka berdua kaget.

Bugh....

Bugh....

Balas Fandra memukul perut Keysal sangat keras. Sehingga Keysal mundur dari langkahnya dan kembali menerjang tubuh Fandra tanpa ampun. Namun secepatnya Fandra menangkis.

Keysal dan Fandra adalah dua atlet yang aktif di dunia pencak silat juga sudah pernah menjuarai tingkat nasional bahkan internasional. Meskipun berbeda perguruan, keduanya mempunyai tenaga yang bisa dibilang kuat.

Walau di sekolah Keysal terlihat lebih nakal dan suka membuat onar dengan penampilannya yang seperti preman, dibandingkan Fandra yang hanya berpenampilan sederhana dengan ciri khasnya sebagai siswa kutu buku.

Bugh....

Bugh....

Bugh....

Bugh.....

Berulang kali Keysal memukul dan menendang tubuh Fandra sampai tersungkur. Namun Fandra tak mau kalah, ia bangkit lalu membalas Keysal dengan menendang kemudian memukul perut Keysal dengan keras.

Sherin yang melihat kejadian itupun refleks panik dan mulai mencoba menghentikan aksi mereka berdua.

Gadis itu benar-benar tak menyangka, Fandra dan Keysal sedang berkelahi, padahal Minggu kemarin mereka baru saja berkumpul di rumah Sherin mengerjakan tugas kelompok, dan keduanya baik-baik saja, tidak ada permusuhan sama sekali yang Sherin lihat.

"Hentikan!!!!!"

Teriak Sherin yang menjadi pusat perhatian di kantin. Keysal dan Fandra yang mendengar suara Sherin refleks menghentikan aksinya, lalu diam sejenak menatap Sherin yang sedang berjalan ke arah mereka.

Plakk.....

Plakk....

Dengan emosi yang tak terkendali Sherin melayangkan dua tamparan keras di pipi sahabatnya hingga memerah.

Sherin juga merupakan atlet pencak silat, satu perguruan dengan Keysal.

"Kalian ini kenapa? Masih punya otakkan? Lo Keysal mantap benar ya sok-sokan mau jadi pahlawan di sekolah ini liat aja pas latihan nanti malam bakal gue aduin ke pelatih karena udah menyalahgunakan ilmu bela diri lo. Dan lo juga Fandra, sadar diri dong, lo tuh ketua Osis di sekolah ini, harusnya jadi contoh teladan yang baik, bukan malah berantem bikin hancur nih kantin."

Jelas Sherin panjang lebar.

"Dia duluan kok yang mukul gue."

Bela Fandra, sembari menunjukan tangannya ke arah Keysal.

"Eh bangsad, lo udah tahukan letak kesalahan lo di mana? Gausah sok belain diri supaya terlihat baik di depan orang gih. Sama aja lo munafik,"

Ucap Keysal geram menatap Fandra tajam.

"Karena satu cewek lo rela mukulin gue!! Lo tuh salah paham tau gak."

Kata Fandra dengan nada kecewa.

"Dia tu cewek gue, kalo sampe dia mati di tengah lapangan karena lo hukum, mending gue aja yang bikin lo mati sekarang juga."

"Suruh siapa dia gak di siplin dan datang terlambat, punya cewek kok gak bisa ngurus."

"Ohh jadi ini lo bilang, setelah empat tahun kita segeng, benar-benar lo ya."

"Gue menghargai lo sebagai teman gue Key, tapi enggak cewek lo."

"Gue gak minta lo menghargai dia, tapi tolong pahami baik-baik ngapain lo suruh Melfa lari-lari keliling lapangan panas-panasan sampai dia pingsan lo diam aja ngeliatin, lo tau gak sih dia tu punya penyakit. Mikir dong, di mana letak rasa toleransi lo!"

"Gue gak tau kalo dia punya penyakit atau apapun, lagian gue cuma menjalankan amanah di sekolah ini. Itu artinya biar dia cewek gue atau cewek lo, yang namanya melanggar peraturan pasti gue hukum."

"Kejam banget lo, gue gak pernah memperlakukan Fita sekejam itu, tapi lo tega banget sih, bahkan hampir merenggut nyawa orang yang gue sayang."

Keysal menarik kerah baju Fandra dengan kasar.

"Key lepasin, jangan karena satu cewek pertemanan kita hancur."

Sherin mencoba menenangkan Keysal.

"Lo juga cewek, diam aja, gausah ikut campur urusan cowok."

Bentak Keysal membuat mata Sherin mulai berkaca-kaca.

Sherin tak habis pikir jika dia mendapatkan bentakan sekasar itu dari Keysal, padahal sebelumnya Keysal sangat baik padanya dan selalu menjaga tutur bahasa agar tidak menyinggung perasaan hati gadis itu.

Namun hari ini, sikap sahabatnya telah berubah, ia mengatakan yang sebelumnya tak pernah di katakannya karena membela Melfa si adik kelas itu.

Keysal semakin kuat menarik kerah baju Fandra, membuat Fandra meringis kesakitan, dan bahkan ia tak bisa sedikitpun bergerak.

"Astaghfirullah Keysal.....!!!! Fandra.....!!!! Kalian ikut bapak ke ruang kepala sekolah sekarang juga."

Perintah pak Hendra.

Semua penghuni kantin menundukan pandangan dan ada juga menutupkan wajahnya agar pak Hendra tidak mengenali mereka.

Pak Hendra terkenal guru terkiller di sekolah, tentunya paling ditakuti oleh siswa, baik itu laki-laki maupun perempuan.

***

Jika ada kesalahan dalam penulisan dikomentari aja ya, dan jangan lupa tekan tombol bintang di bawah ini tapi buat yang mau aja kok gak maksa lagian. Oke baca terus chapter selanjutnya, see you👋

Putri Safira 🌻

Rasa Tak Bernama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang