ENAM

1.6K 121 1
                                    

Melfa keluar dari ruangan kepala sekolah, ia menelusuri sepanjang jalan menuju kelasnya yang terletak paling ujung.

Matahari bersinar cerah mewakili hati gadis itu. Melfa menikmati keputusan yang telah ia bicarakan pada pak Ilham bahwa ia akan diutus untuk mewakili sekolah dalam olimpiade Fisika tingkat kabupaten, meski ia menyadari tidak terlalu menguasai materi-materi Fisika, tidak seperti Keyza sahabatnya cepat menyerap pelajaran dibandingkan Melfa yang hanya biasa-biasa saja tidak terlalu pintar. Namun Melfa memiliki kelebihan menghitung cepat dalam belajar dari pada Keyza. Makanya ia ditunjuk.

Melfa akan berusaha semampunya untuk melakukan yang terbaik demi sekolahnya.

Di pertengahan jalan Melfa dikagetkan oleh sekumpulan geng cewek kelas XII yang mengelilinginya saat itu.

Geng itu diketuai oleh Sherin. Yang merupakan sahabat dekatnya Fandra si ketos dan Keysal pacarnya sendiri.

"Ikut gue sekarang!!"

Tegas Sherin mencekal tangan gadis itu lalu menariknya.

"I-kut kemana kak?"

Tanya Melfa bingung.

"Udah ikut aja, gausah banyak tanya."

"Tapi kak..."

"Diam, coba aja teriak bakal gue tampar muncung lo!!"

Bentak Sherin semakin menguatkan pegangannya di tangan Melfa. Rasanya sungguh sakit, mungkin sekarang tangan Melfa sudah merah.

Mereka membawa Melfa ke dalam toilet perempuan. Kemudian mendorong Melfa masuk hingga mengakibatkan gadis itu jatuh ke lantai.

Tidak ada siapa-siapa di sana selain mereka berempat.

"Kalian jaga di luar, jangan sampai ada orang masuk!"

"Sipp Rin," jawab Widya sembari mengacungkan jempolnya.

Kedua temannya keluar dari toilet itu. Sekarang hanya ada Melfa dan Sherin di sana.

"Lo taukan kenapa gue bawa lo kemari?"

"Engga kak," jawab Melfa dengan muka polosnya.

"Gausah sok polos lo sama gue, lo pikir gue takut kalo lo pacar Keysal sekalipun!!"

Melfa menunduk, dan Sherin melirik gadis itu dengan seksama mulai dari kaki sampai kepala.

"Gue heran sama Keysal, bisa-bisanya dia milih tipe cewek kalo lo, udah jelek, kurus, hitam, jerawatan duhh komplit deh buat lo yang kampungan, najis!!"

Sherin berdelik dengan tampang jijik.

Tetes demi tetes mengalir dari pelupuk mata Melfa, hatinya hancur mendengar hinaan itu.

"Selain lo kalah dalam hal fisik, ternyata lo juga kalah dalam hal mental, cengeng banget sih gitu aja nangis, dasar lemah!!"

Beribu caci maki telah dikatakan Sherin terhadap adik kelasnya, kini Melfa semakin tak bisa menahan kesabarannya namun tubuhnya seketika lemah tak berdaya.

"Aaaaaaa!!!"

Teriak Melfa sangat keras membuat Sherin bertambah marah.

"Lo kenapa? Kerasukan setan?!"

Sherin hendak melayangkan tangannya menuju pipi Melfa yang sudah sembab karena air mata terus saja mengalir tak henti-henti.

Tapi tiba-tiba sebuah tangan menghentikan, membuat Sherin terkejut. Padahal hari ini Keysal tidak masuk sekolah karena diskor mengenai kasus perkelahian kemarin, lantas siapa sosok yang berani melakukan hal senekat itu pada Sherin sang ratu bulying di sekolah.

***

Well, buat kalian yang suka sama ceritanya tolong beri suara ya...

Thank For reading:)

Putri Safira ✍️

Rasa Tak Bernama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang