24

8.6K 1K 504
                                    

Tak hanya Namjoon dan Manager Lee, Seokjin yang mengerti situasi apa yang terjadi pun hanya dapat berdiri gugup di samping ranjang Jeongguk. Mendadak ribuan rasa bersalah dan ketakutan menghampiri Seokjin. Dan kini matanya bahkan tak sanggup lagi menatap Namjoon dan Manager Lee yang tengah berdiri saling berhadapan.

"Paman Lee?"

"Kau, sedang apa disini Namjoon?"

Namjoon menjilat permukaan bibirnya, tenggorokannya terasa kering, matanya bergulir, mengintip Seokjin lewat ekor matanya. Pria itu tengah membelakanginya sembari menunduk.

"Bisa bicara di luar Paman?"

Hyuna yang pertama kali bergerak berjalan mendekat pada Seokjin. "Seokjin-ah, itu lelaki tunangannya keponakan Manager Lee bukan?" Dada Seokjin berdetak begitu kencang. Seharusnya ia dapat mengatakan dengan keras, iya itu orangnya. Tetapi Seokjin masih membelakangi Hyuna dan menunduk.

"Benar, buktinya tadi panggil Paman?" Sungjin berceletuk dan ikut mendekat. "Oh Jeongguk-ah, bagaimana kabarmu?"

Jeongguk hanya menatap Sungjin dengan bingung, sama seperti Soobin yang juga terdiam dengan raut polos mereka. "Paman bawakan ini, pedang sakti kerajaan." Jeongguk membulatkan mata dan mulutnya terbuka lebar. Wajahnya begitu berseri saat Sungjin membuka bungkus pemberiannya. "Nah ini jika kita tekan tombolnya akan berubah warnanya, woah, ada suaranya juga. Jeongguk suka?"

Jeongguk mengangguk semangat seperti tidak memiliki tulang leher. Menerima pemberian pedang Sungjin bahagia. "Ini kereeen. Googie suka. Terima kasih Paman."

Sungjin tersenyum bangga. "Binie mana?" Dan senyum Sungjin hilang seketika, menepuk jidatnya kasar seolah ia melupakan sesuatu. Seharusnya ia ingat, Seokjin memiliki dua anak yang masih begitu kecil. Dan tanpa mengingat keadaan keduanya pasti akan saling iri.

"Ahahaha, Paman lupa. Soobinie mau uang saja tidak?"

Hyuna memukul keras tempurung Sungjin lalu tersenyum pada Soobin. "Bibi bawa kue, mau tidak?"

Soobin mengerucutkan bibirnya, melirik pada Jeongguk yang masih asik mengagumi pedang dari Sungjin. "Ituuu."

"Sungjin memang bodoh." Bisik Hyuna mengumpat pada Sungjin. Haein yang sedari tadi diam kini terkekeh, lalu memberikan sesuatu pada Soobin.

"Ini untuk Soobin dan ini untuk Googie." Terdengar sorakan nyaring dari keduanya. Dua kakak beradik itu kini hanyut dalam dunia mereka. Membuka mainan pemberian Haein.

Moonbyul mencoba mendekat dan menepuk bahu Seokjin. "Seokjin kau tak apa?"

"Ah ya.." Seokjin membalikkan badannya gugup. "Aku tak apa."

Lalu Hyuna dan Moonbyul menyerahkan buah dan kue yang mereka bawa. Mata mereka masih memandang Seokjin dengan selidik. Tentu, mereka menginginkan sebuah jawaban atas rasa penasaran mereka.

"Dia itu.. tunangan keponakan Manager Lee kan?" Hyuna kembali menanyakan pertanyaan yang sama. Meski ia sudah tahu jawaban dari pertanyaannya, ia hanya ingin mendengar dari mulut Seokjin.

"Ya."

Ketiga temannya terkesiap. Saling memandang dengan bingung. Berbeda dengan Haein yang kini menatap Seokjin khawatir.

Saat berada di mobil bersama Hoseok, Haein tak dapat melupakan apa yang tadi Hoseok ucapkan tentang Namjoon. Sosok yang selama ini ia pikir begitu sempurna, nyatanya punya banyak masa lalu yang tidak dapat Haein sanjung.

"Jadi, bagaimana Kim Namjoon?"

Hoseok tak langsung menjawab, ia mengunyah dagingnya hingga lembut baru menatap Haein. "Ya seperti itu. Anaknya memang baik, tapi bagaimana ya menjelaskannya. Dia saja baru memutuskan pertunangan dengan Eunji."

Blue, still Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang