bisa diplay gaes apalagi part namjin wkwk.
.
.
.
Seokjin mendapat jatah cuti tiga hari, itu pilihannya. Divisinya mengadakan kunjungan pada cabang baru perusahaan di lain kota sekaligus mereka ingin berjalan-jalan dengan akomodasi dari perusahaan. Dan Seokjin memilih tidak ikut, ia akan menerima laporan di rumah atas persetujuan atasannya.
Seokjin ingin menghabiskan waktu bersama Jeongguk dan Soobin, jadi siang ini dirinya tengah bermain bersama Soobin sementara Namjoon tengah menjemput Jeongguk di sekolah. Pria berjas hitam itu keluar dari mobil mewahnya, berjalan pelan menuju sekolah Jeongguk.
Banyak orang tua yang menoleh menatap Namjoon, tentu mereka yang biasa datang merasa asing dengan sosok bertubuh besar dan tinggi ini. Satu orang guru yang memang berdiri di pintu masuk membungkuk pada Namjoon—tentu ia mengenali siapa sosok ini.
"Direktur Kim?"
Namjoon tersenyum mengangguk. "Aku kemari untuk menjemput Jeongguk. Dimana dia?" Sang guru sempat terdiam lalu mengangguk. Kilas balik tentang kedekatan Namjoon dan Jeongguk beberapa bulan lalu terlintas diotaknya.
"Jeongguk bersama teman-teman yang lain menunggu jemputan. Mari saya antar."
Namjoon berjalan mengekor, ia melepaskan kancing terakhir jasnya, menatap sekitar pada beberapa bagian yang sepertinya berbeda dari terakhir kali ia berkunjung.
"Eum ! Tas Googie bagus? Iya iya warna merah. Googie suka merah, Gyeomie mau beli juga?"
"Iya mau beli, Gyeomie suka mobil-mobilan, Googie beli dimana?"
Jeongguk membalikkan badan sekedar menunjukkan tas merah kecilnya. "Beli jauuuuuh, Namu beli. Tapi Gyeomie suka warna apa?"
Dari kejauhan Namjoon dapat melihat empat anak kecil yang melingkar, bahkan ia tahu sekalipun ia hanya melihat punggung, itu adalah Jeongguk. Dirinya tersenyum, mereka sangat menggemaskan.
Jeongguk yang kembali berbalik tiba-tiba membolakan mata melihat figur yang amat sangat ia kenali itu. "Namu, Namu Namu sini.. Googie disini." Teriak Jeongguk. Tangannya melambai sambil kakinya melompat-lompat kecil agar Namjoon melihatnya. "Yeay Namu kesini." Ia berbalik memberitahu temannya yang lain.
"Jeongguk-ah, sudah ada yang menjemput." Guru wanita itu berjongkok dan mengelus pipi Jeongguk lalu kembali memundurkan badannya.
"Naaamu." Jeongguk yang merasa sangat bahagia ini memeluk paha Namjoon dan menarik Namjoon mendekat pada teman-temannya. "Teman-teman Googie, ini Namu, Namu yang beli tas Googie."
Mereka mengangguk, tentu mereka hafal dengan nama 'Namu' yang hampir setiap hari Jeongguk ceritakan. "Ini Ayah Googie? Iya tinggi kata Googie !" Namjoon menaikkan alisnya terkejut.
"Iya iya kan???? Tinggi? Nanti nanti Googie kaya Namu." Jeongguk mendongak menatap Namjoon. "Namu.. ini teman-teman Googie, yang tas biru Gyeomie, yang tas hijau Jingoo, yang tas merah kaya Googie Eunwoo."
Namjoon tersenyum kikuk—ia tak pernah berkenalan dengan anak kecil seperti ini.
"Ah ya, h-halo semuanya?"
Jeongguk mengangguk bangga. Mengurangi rasa gugupnya Namjoon melepaskan tas Jeongguk agar dirinya yang memikul beban tas kecil itu. "Namu makan daging banyak. Nanti kalian makan daging ya?" Namjoon mengulum senyum mendengar Jeongguk dan melihat ketiga temannya yang lain mengangguk.
"Baiklah saatnya Googie pulang. Jeongguk-ah, ayo berpamitan dengan teman dan Ssaem."
Jeongguk kembali mengangguk, melepas tangan dari genggaman Namjoon. "Googie pulang dulu ya? Nanti sampai rumah kita harus makan daging ! Gyeomie jangan lupa beli—oh Namu beli tas dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue, still Don't
FanfictionSeokjin merasa ia sudah cukup. Cukup dengan sakit hati Dan rasa malunya. Tapi kenapa dunia selalu mendorongnya menuju labirin biru? mpreg