yang kangen cung? >.<
.
.
.
Seperti sebuah rutinintas, Namjoon yang berdiri menyender pada mobil, dan Seokjin bersama kedua anaknya sedikit berlari menghampiri Namjoon setelah keluar dari gedung apartemen. Jeongguk yang berlari paling kencang dan segera berada dalam pelukan Namjoon.
"Ada apa? Memangnya kau tidak lelah?" Tanya Seokjin ketika dirinya dan Soobin berdiri di sebelah Namjoon.
"Tidak, kan dari kemarin tidak bertemu karena aku sibuk?" Lalu Namjoon menoleh pada Jeongguk sekedar mencubit gemas pipi bocah itu. "Aku bahkan tidak menjemput saat pagi tadi dan tidak menjemputmu pulang kantor. Ingin makan apa?"
Seokjin terdiam berpikir, matanya mengedar, beberapa orang menatapnya—atau tepatnya beberapa orang yang mengenalnya. Tatapan penuh tanda tanya, tatapan penuh selidik dan tatapan seolah ingin berkomentar. "Hey ingin apa?"
"O-oh, coba tanya Soobin."
Soobin yang ditatap Namjoon dan Seokjin hanya mengerjapkan mata dan memainkan jemari kecilnya. Namjoon terkekeh lalu mendekatkan diri mencium Soobin yang berada digendongan Seokjin membuat Jeongguk juga ikut mendekat dan Seokjin mencubit gemas pipi putera sulungnya.
"Jeonggukie ingin makan apa?"
Jeongguk menatap Namjoon, dagunya terangkat dengan bola mata melirik keatas, bagi Namjoon, mirip sekali dengan Seokjin jika sedang seperti ini. "Yang banyak dagingnya. Googie suka daging, iyakan Binie?" Soobin mengangguk mantap mengiyakan Jeongguk.
"Biar tambah tinggi?"
"Iyaa iyaa, tapi Appa, Googie sudah tinggi, lihaaaat Googie se-Namu." Namjoon segera menempatkan tangannya pada bagian bawah bokong Jeongguk agar gendongannya lebih membuat Jeongguk tinggi. "Aaaaa Appa Googie tinggi, kan kan kan Googie mau makan daging !"
Salah satu hal yang Namjoon sukai adalah ketika berkendara, suara Soobin dan Jeongguk saling bersautan. Keduanya yang duduk bersebelahan itu menyanyi bersama dengan suara khas mereka. Terdengar lucu, lirik Soobin yang tidak jelas namun mengimbangi nada Jeongguk. Atau tiba-tiba Jeongguk yang berteriak dan menunjuk ketika melihat sesuatu yang ia kagumi. Mobil Namjoon terasa begitu ramai.
Dulu Soobin dan Jeongguk tidak terlalu seperti ini—menurut Seokjin. Dulu mereka lebih pemalu, dan hanya berani ketika berada di dalam rumah. Namun semuanya seperti berubah, Jeongguk bahkan berani berlari mengitari meja makan ketika Seokjin sibuk menyuapi Soobin dan Namjoon yang harus menghentikan Jeongguk atau anak itu tertabrak pelanggan lain dan para pelayan.
Atau ketika Soobin meminta untuk dipangku Namjoon, lalu keduanya berjalan menuju taman restoran. Jeongguk yang lebih berani menatap dan berbicara dengan orang asing. Mereka seperti membuka dunia mereka.
"Jeongguk-ah jangan terus berlari nanti makananmu keluar lagi." Namjoon segera menangkap Jeongguk dan memangkunya. Dirinya melanjutkan makan sementara Jeongguk hanya bersandar pada dada Namjoon. Jeongguk berkata sudah kenyang.
"Namu ayo jalan-jalan, Googie sudah kenyangggggg."
Namjoon menaruh sumpitnya lalu menarik tisu dan mengelap pipi Jeongguk. "Lihat Soobin saja masih makan." Namjoon melirik pada Soobin yang sibuk dengan kedua tangan mengapit daging, dan gigi lucunya yang mencoba menggigit daging, total belepotan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue, still Don't
FanfictionSeokjin merasa ia sudah cukup. Cukup dengan sakit hati Dan rasa malunya. Tapi kenapa dunia selalu mendorongnya menuju labirin biru? mpreg