42 • Yang Sebenarnya

6.6K 1.3K 48
                                    

CASSIE menangis sesenggukkan di pelukannya Mila. Gadis itu merasa terpukul ketika mengetahui jika kematian kakeknya itu karena aksi pembunuhan. Apalagi yang membunuhnya itu adalah kakak kelasnya sendiri yang pernah ia kagumi.

Dia adalah Noah.

Semua teman-teman Cassie menatap dirinya dengan iba, ikut bersedih juga atas kenyataan yang baru saja di dapatkan.

Sepulang sekolah, kelima belas murid Golden Class berkumpul di ruangan diskusi. Namun dua orang sedang pergi untuk menghampiri pak Reno, karena mereka sangat membutuhkan bantuan gurunya itu.

Sekarang ini mereka akan berusaha untuk merencanakan sesuatu untuk menghentikan kepala sekolah yang sepertinya akan melakukan kejahatan.

"Kita harus telepon orangtua lo, Cass." Ujar Gea.

"Iya, ini kita nunggu Bian sama Leon dulu jemput pak Reno. Nanti kita pinjem hpnya." Balas Mila.

Kemudian terjadi hening, Cassie masih menangis di pelukannya Mila. Membuat Auriga dan juga Ravan menatap gadis itu khawatir.

Sampai akhirnya, Bian dan Leon pun akhirnya datang. Namun mereka tidak bersama pak Reno.

"Pak Reno-nya mana?" Tanya Manova.

Leon menggeleng, "kita udah keliling sekolah, sumpah! Pak Reno enggak ada!" Lapornya.

Bian mengangguk membenarkan, "guru-guru juga pada enggak tau, aneh enggak sih?"

"Apa mungkin pak Reno pergi keluar sekolah?" Tanya Gina.

Bian dan Leon mengangkat bahunya tidak tahu.

"Terus sekarang gimana? Orangtua Cassie enggak bisa dihubungi, hpnya 'kan enggak ada." Kata Mila.

"Lagian kenapa sih?! Pake segala di ambil hp sama laptop kita?!" Tanya Berno frustasi.

"Mending sekarang kita kumpulin petunjuk dulu," ujar Ravan.

Semua mengangguk paham.

"Jadi informasi apa yang kalian dapetin?" Tanya Leon.

"Pertama, fakta bahwa kakek Cassie dibunuh oleh Noah. Apa mungkin Noah di suruh oleh miss Erlin?" Tanya Auriga.

"Enggak mungkin dia berani ngebunuh orang kalau di suruh kayak gitu aja. Mungkin kak Noah sama miss Erlin punya hubungan?" Kini giliran Manova yang bertanya.

Ravan memandangi mereka, "kayaknya dia adiknya miss Erlin." Ujarnya terlihat yakin. "Gue sempet denger kak Noah teleponan sama seseorang dan gue yakin orang itu pasti miss Erlin." Lanjutnya.

"Jadi miss Erlin sama Noah itu adik kakak?" Genta menarik kesimpulan.

Semua saling berpandangan. Namun kemudian mereka pun mengangguk secara bersamaan. Lagipula jika dilihat-lihat, aura yang miss Erlin dan Noah pancarkan seolah sama. Seperti... mereka itu mempunyai sebuah hubungan.

"Itu yang pertama. Yang kedua, pak Rama juga terlibat karena pernah hampir ngebunuh tim CAR pake panahan." Ujar Auriga lagi. "Yang ketiga, dalang dari semua ini adalah kepala sekolah kita sendiri. Miss Erlin. Dia pengen ngehancurin sekolah ini lewat kekuasaannya." Lanjutnya dengan yakin.

"Kita enggak tau strategi apa yang miss Erlin buat, tapi gue rasa hal besar akan terjadi di waktu dekat."

Semua tercenung mendengar ucapannya Ravan. Mereka mulai memikirkan hal apa yang harus mereka lakukan.

"Sedendam itu miss Erlin sama sekolah ini dan orangtua kalian." Lirih Amanda memandangi Auriga, Ravan dan Cassie secara bergantian.

"Meskipun ini bersangkutan dengan keluarga mereka. Tetapi tetep aja gue enggak rela kalau sekolah ini dihancurin. Sebisa mungkin gue bakal cegah agar hal itu enggak terjadi!" Ujar Leon, "soalnya gue udah nyaman banget sama sekolah ini." Lanjutnya.

Selion High School (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang