43 • Kemampuan Yang Mengakhiri

8.3K 1.5K 157
                                    

RAVAN merasa gelisah ketika lampu mati secara tiba-tiba. Perasaannya menjadi tidak enak dan ia merasa tidak tenang.

Sedari tadi ia melihat sekelebat kejadian-kejadian yang membuatnya khawatir. Cowok jangkung itu kemudian berjalan ke arah pintu, lampu belum menyala, namun ada lilin yang Ravan hidupkan untuk menerangi ruangan ini.

Cowok itu kemudian membuka pintu dan sedikit terperanjat ketika merasakan ada orang berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

"Rav, gawat! Cassie sama Auriga enggak ada!" Itu adalah Leon, cowok yang memegang senter kecil itu menatap Ravan dengan panik.

Air muka Ravan mendadak jadi tegang.

"Ini kenapa lampu dimatiin?"

Seseorang ke luar dari dalam kamarnya, saat Leon menyorotkan senternya ternyata dia adalah Manova.

"Gawat Man, gawat! Dua temen kita hilang!" Seru Leon dengan heboh.

Manova melotot, "siapa?!" Tanyanya panik.

"Cassie sama Auriga!" Ujar Leon memberitahu.

"Leon, lo bangunin anak-anak, kita kumpul di aula. Jangan lupa bawa senter." Perintah Ravan.

"Pak Tono, Rav?" Ujar Manova ketika melihat ada sebuah cahaya datang dari ujung lorong asrama.

Ravan menepuk pundak Manova, "lo yang urus. Gue ke aula sekarang."





●□●




"Auriga sama Cassie, hilang?"

Mila bertanya tidak percaya. Kini semuanya sudah berkumpul di aula yang gelap, hanya ada cahaya senter yang menerangi mereka.

"Tadi gue liat kamar Auriga sama Cassie kebuka, terus pas liat ke dalam enggak ada siapa-siapa." Lapor Leon.

Ravan menghela napas, kemudian ia melihat Manova yang baru saja datang.

"Gimana pak Tono?"

"Gue pukul, terus masukin gudang." Ujar Manova enteng membuat semuanya melongo.

"Enggak sampai mati 'kan?" Tanya Leon hati-hati.

Masalahnya, pukulan Manova itu sangat fatal. Kekuatan pukulannya itu bisa-bisa membuat orang yang kena pukul sekarat.

Manova menggeleng, "enggak, tenang aja." Ujarnya.

"Jadi sekarang kita harus ngapain?" Tanya Amanda.

"Apa mereka diculik miss Erlin?" Tebak Gina.

"Guys, Gue denger suara Cassie," ujar Vito tiba-tiba.

Semua menoleh ke arahnya, "dimana?" Tanya Ravan.

"Gue enggak tau, tapi suaranya lumayan jauh banget." Katanya, "gue juga denger suara Auriga sama Miss Erlin. Tapi suara mereka samar-samar." Sambungnya.

"Jadi beneran, mereka di culik miss Erlin?" Tanya Gea tidak percaya.

"Oke, sekarang kita harus susun rencana." Ujar Genta.

Selion High School (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang