25 • Terikat

6.9K 1.4K 46
                                    

Kita itu sahabat, jadi jangan saling berkhianat.

●□●

"HATI-HATI!"

Itu adalah kata terakhir yang dilontarkan oleh miss Erlin, pak Reno dan juga pak Rama setelah mereka menyuruh semua murid untuk mulai memasuki hutan.

Kini semuanya berjalan melewati jembatan kayu untuk menyeberang dan masuk ke dalam hutan yang dipenuhi oleh pepohonan rindang.

Cassie berada di urutan terakhir bersama timnya, ia berjalan berbaris dengan posisi dirinya di tengah, Auriga di depan dan Ravan di belakang.

Jika begitu, Cassie merasa terlindungi. Ia tidak perlu khawatir jika ada yang menyerangnya dari depan atau belakang secara tiba-tiba.

Setelah menyeberangi jembatan, semua tim mulai membubarkan diri dengan berlari, berlindung dengan cara memisahkan diri dari yang lainnya agar mereka tidak cepat mati di dalam permainan.

Tentu saja sebelum mereka menyerang tim lawan untuk mengambil label, mereka harus menyusun strategi dan harus menyiapkan segala hal terlebih dahulu.

Tim CAR memisahkan diri dari yang lainnya dengan hati-hati, takut ada yang mengikuti. Mereka bertiga kini sudah berada di dalam hutan dan danau mulai tidak terlalu terlihat karena tertutup pepohonan.

Cassie, Ravan dan juga Auriga berada di bawah pohon berdaun lebat dan juga memiliki banyak cabang. Mereka berdiri berdampingan sambil menatap sekitar dengan waspada.

"Gue rasa di sini aman buat nyusun rencana." Kata Ravan tanpa menolehkan kepalanya.

Auriga maupun Cassie mengangguk setuju. Kini mereka saling menoleh.

"Kita mulai dari mana?" Tanya Cassie.

Mereka bertiga kini saling berhadapan, membentuk sebuah lingkaran kecil untuk mulai berdiskusi.

"Ada empat tim, totalnya ada 12 orang yang harus diambil labelnya." Kata Auriga dan menatap kedua rekannya.

Ravan terdiam karena ia sedang berpikir.

Cassie menaikkan kacamatanya yang sedikit merosot, "kita harus ambil satu-satu dan itu enggak gampang, apalagi mereka punya kemampuan yang berbeda sama kita." Ujarnya.

Mereka bertiga kini terdiam, memikirkan cara yang tepat agar bisa menyelesaikan misi pertamanya ini.

"Kita harus ambil per-tim. Satu tim jumlahnya tiga orang, kita bagi satu-satu," Ravan mulai mengeluarkan pendapatnya.

Auriga menjetikkan jarinya, "ide bagus!"

"Jadi, kita harus milih tim mana dulu nih?" Kini Cassie yang bertanya.

"Cari dulu yang posisinya dekat kita." Ujar Ravan.

Auriga menengadah untuk menatap ke atas pohon, cowok berkalung teropong itu kemudian naik ke atas pohon tersebut dan berdiri di salah satu cabang yang tidak terlalu tinggi.

Cowok itu memakai teropongnya untuk menerawang keadaan hutan. Ia kemudian berjongkok di sana, membuat Ravan maupun Cassie yang berada di bawahnya mendongak untuk melihatnya.

"Arah pukul dua, ada timnya Leon." Lapor Auriga. Ia kemudian menggunakan teropongnya lagi. "Mereka kayaknya gunain strategi kayak kita, soalnya mereka mencar." Lapornya lagi.

Ravan menghadap ke arah kanannya dan Cassie menghadap ke samping kirinya, kini mereka berdua saling membelakangi untuk melihat situasi.

"Kalau gitu, kita tangkap tim GGL dulu." Auriga meloncat turun, ia berdiri di antara Ravan dan juga Cassie.

Selion High School (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang