"Siapa yang bisa buatin Anggi poni?" Tanyaku.
"Untuk apa?" Tanya kak Imam.
"Untuk nutupin luka Anggi." Jawabku.
"Sini, biar aku aja. Aku bisa,' Timpal kak Ardi, Aku mengangguk dan menuju arah kak Ardi.
"Pasti bakal tambah lama nih," Gumam kak Ahmad.
"Makan ini Gi" Tiba-tiba kak Angga menyuapiku, Aku memakan yang kak Angga disuap kan kemulut ku. Cukup susah karena Kak Ardi sedang memperbaiki rambutku.
"Angga ... nanti dulu kek, Ini lagi motong rambut Anggi, Nanti jatuh ke sarapannya, Gimana?" Ujar kak Ardi.
"Kelamaan," Ucap kak Angga.
"Pemandangan keluarga kecil," Gumam kak Ahmad dan kak Imam.
Beberapa menit kemudian kak Ardi pun selesai membuat poni di rambutku, Aku menatap diriku di cermin. Potongannya bagus dan aku suka modelnya, Lukaku sudah tak terlihat lagi.
"Makasih banyak kak Ardi" Ucapku, kak Ardi hanya mengangguk. Kami pun menuju sekolah.
Sampainya di sekolah, Aku langsung pamit kepada keempat tetangga cowok itu. Setelahnya aku pun masuk ke dalam sekolah dan berjalan menuju kelasku.
"Anggi!" Tiba-tiba Anggun menghampiriku dan memegang tanganku, Sepertinya dia juga baru datang.
"Tumben baru datang?" Tanyaku.
"Iya nih. Telat bangun," Jawab Anggun.
"Ehh ... model rambut baru yak?" Tanya Anggun.
"Iya nih. Gara-gara harus nutupin luka di jidat," Jawabku.
"Yaelah ... gitu doang," Timpalnya, Aku hanya cengengesan.
Aku dan Anggun masuk ke kelas bersamaan, Tiba-tiba semua orang di kelas melihatku. Aku jadi bingung.
"Kalian lihatin apaan?" Tanyaku.
"Kamu tambah cantik aja, Gi. Pake poni gitu kelihatan manis," Jawab salah satu temanku.
"Hehehe ... makasih," Ucapku.
"Gimana menurutmu, Ded?" Aku terkejut saat mereka menyebut nama Dedi, Dia memang berada di sana.
"Benar, Anggi tambah cantik." Jawab Dedi.
Aku merasakan jantungku berdegup, Aku segera duduk di bangku seperti biasa.
"Ingat Anggi, Dia udah punya pacar. Jangan salting sama omongannya," Batinku sambil menepuk-nepuk pipiku.
"Anggi kamu gak apa-apa?" Tiba-tiba Dedi berada di depanku dan memegang keningku, Dia tersenyum manis ke arahku.
"E-enggak kok," Jawabku sambil menepis tangannya.
"Nanti makan siang sama aku ya," Ajak Dedi.
"Gak dulu deh, Aku udah janji sama anggun. Kamu kan harus makan sama Aisyah," Ujarku.
"Kita bisa makan bareng kan?" Tanya Dedi.
"Boleh tuh. Kalau ramai kan lebih bagus," Sahut Anggun.
"Nih anak butuh di kunci mulutnya, Gak bisa mikir perasaan teman apa." Batinku kesal.
"Oke, Kalau gitu kita ketemu di kantin. Harus datang ya," Ucap Dedi, Aku hanya mengangguk.
"Duhh ... kenapa kamu mau sih makan bareng mereka?" Tanyaku kesal.
"Siapa tau kita dapat traktiran," Jawab Anggun.
"Traktiran mulu temannya gak di inget," Cibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGAKU GANTENG
RomanceNamaku Anggi, Aku seorang cewek berusia 18 tahun yang duduk di kelas 2 bangku SMA. Mama adalah seorang pemilik apartemen yang di pegangnya sekarang, Semenjak Papa tidak ada Mama yang menghidupi kebutuhanku selama ini. Sampai sekarang ini hidup kami...