PART 17

48 16 0
                                    

"Kalian tunggulah di sini, Aku akan mencari Anggi." Lanjut Angga, Mereka berdua mengangguk.

Aku bergidik ketakutan saat Rangga memegang sebuah pistol, Aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Mau kabur pun rasanya mustahil, Aku pasti tetap akan tertangkap olehnya.

"Melawan Aisyah lebih mudah dari pada Rangga. Dia terlalu kuat. Tadi saja dia memukulku rasanya bola mataku akan keluar," Batinku.

"Rangga, Besok Anggi harus sekolah. Gimana nanti kalau Anggi mati, Nanti banyak yang cariin." Ujarku.

"Aku tidak peduli," Jawab Rangga.

"Cuihhh ... sombong sekali anak ini.

"Baiklah, Sepertinya aku harus mencoba melawannya. Dari pada aku harus mati muda, Menikah pun belum." Batinku.

"Rangga, Lihat itu. Ada polisi datang ke mari," Ucapku sambil menunjuk ke arah belakangnya, Dia menoleh. Ini kesempatan bagus, Langsung aku menendang kakinya dan memukul lehernya. Seketika Rangga tersungkur, Aku langsung merebut pistolnya.

"Akhirnya berhasil," Ucapku.

"Lumayan juga," Timpal Rangga dan berdiri. Aku menodongkan pistol ke arahnya saat dia mendekat.

"Kau tetap saja tidak bisa melawanku," Ucap Rangga.

"Ayolah Rangga, Menyerah saja. Jangan mencoba membunuh cewek imut seperti Anggi ini" Ujarku dengan santai.

"Kau sungguh bodoh, Entah apa yang Angga pikirkan karena menyukaimu." Kata Rangga.

"Karena Anggi cantik," Jawabku.

"Huh ..." Dengus Rangga.

"Baiklah, Aku akan menantang mu bertarung denganku. Jika kamu kalah aku akan membunuhmu, Jika kau menang aku akan menyerah." Jelas Rangga.

"Itu sama saja kau ingin membunuhku," Timpal ku.

"Apa kau takut?" Tanya Rangga.

"Tidak sama sekali," Jawabku dengan yakin.

"Astaga ... aku melakukan kesalahan besar," Batinku berteriak.

Rangga langsung menyerang ku, Untung saja aku langsung menghindar. Rangga benar-benar mempunyai sisi yang buruk, Dia sangat berbahaya. Jika aku lengah, Nyawaku pun akan melayang.

Jadi, Untuk mempertahankan hidupku aku harus mati-matian melawan Rangga, Aku tidak peduli jika aku terluka atau lecet, Asalkan aku menang darinya. Rangga kembali menyerang, Aku langsung menangkisnya. Beberapa kali aku terkena pukulan Rangga yang kuat, Wajahku pun sudah luka-luka dan mengeluarkan darah segar.

"Lumayan. Ternyata kau masih kuat," Timpal Rangga.

"Ya iyalah, Siapa juga yang mau mati." Jawabku.

"Anggi!" Aku mendengar suara orang yang asing, Aku menoleh ternyata itu kak Angga.

Dia langsung berlari dan memukul Rangga, Ternyata kak Angga lebih kuat. Rangga saja langsung tersungkur dengan wajah yang berdarah.

"Hentikan semua ini, Kau hanya di peralat oleh Pak Tua itu. Dan jangan memaksaku untuk kembali kerumah dan menjalankan bisnisnya, Jika kau mau sebaiknya kau saja yang menggantikan ku." Ujar kak Angga.

Kak Angga langsung membawaku ke mobilnya, Kami meninggalkan Rangga yang tergeletak di sana. Kasihan juga melihatnya seperti itu, Tapi dia sudah berani melukaiku hingga seperti ini. Kak Angga melajukan mobilnya dengan cepat.

"Kak Angga, Mama dan kak Ardi gimana?" Tanyaku.

"Mereka sudah berada di rumah sakit," Jawab kak Angga.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang