PART 15

54 17 0
                                    

Aku juga sangat penasaran apa yang akan di lakukan Rangga, Tidak mungkin dia hanya mengawasi kakaknya itu. Pasti ada motif tertentu di balik semuanya dan aku berharap mereka tidak menyeretku sama sekali.

Beberapa saat kemudian kami pun sampai di mall, Ini pusat perbelanjaan yang paling besar. Banyak tersedia makanan enak di sini, Sepertinya aku harus menghabiskan uang keempat cowok ini.

Kami berkeliling mencari toko pakaian yang bagus, Setelah berkeliling kami menemukan satu toko yang menarik perhatian kami. Kami segera masuk dan melihat baju-baju yang ada, Semua modelnya bagus pasti harganya pun mahal. Satu persatu mereka mencoba pakaian yang mereka pilih, Aku yang akan menentukan pakaian yang cocok untuk mereka.

"Mereka sangat cocok dengan semua pakaian itu," Gumamku.

"Bagaimana Gi?" Tanya kak Ahmad.

"Ambil semua aja kak," Jawabku, Mereka mengangguk.

"Ayo Anggi... sekarang giliranmu, Biar kami yang menilai!" Seru kak Imam, Aku mengangguk.

Aku pun masuk ke ruang ganti sembari membawa pakaian yang ku pilih tadi. Aku mencoba satu pakaian dan keluar memperlihatkannya, Tiba-tiba keempat cowok itu terdiam sambil memandangku.

"Aneh ya?" Tanyaku.

"Kamu cantik banget Anggi," Teriak kak Imam, Ketiganya mengangguk tanda setuju. Aku kembali masuk ke ruang ganti dan mengganti dengan bajuku yang tadi, Setelah itu kembali ke luar.

"Kok nyobanya cuman satu?" Tanya kak Imam.

"karena kalian bilang Anggi cantik, Jadi gak perlu di cobain. Anggi juga tetap cantik kok pake yang lain," Ujarku.

"Dihhh ... kepedean," Timpal kak Imam, Aku tersenyum.

Setelah membeli banyak baju, Kami berkeliling mencari makanan. Karena aku sudah sangat lapar, Apalagi ini sudah malam hari. Kita benar-benar terlarut di mall ini. Kami singgah di toko makanan.

"Kita bungkus aja ya, Sebentar lagi pasti Mama mu pulang. Kita makan bareng aja sekalian," Ucap kak Ardi.

"Oke," Jawabku.

Sementara yang lain sedang membeli makanan, Aku dan kak Angga menunggu mereka. Kami hanya berdiam, Sesekali aku mencuri pandang ke arahnya. Begitu pun dengan kak Angga.

"Aku peringatkan kamu jangan dekat-dekat sama Rangga" Ucap kak Angga.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Turuti saja kata-kataku," Ketusnya sambil menatapku tajam, Aku tersentak ketakutan.

"Ba-baiklah," Jawabku.

Selesai membeli makanan, Kami pun kembali pulang ke apartemen. Kami pasti berbelanja berjam-jam di dalam, Pastinya Mama juga sudah pulang dari bekerja.

Sampainya di apartemen, Kami langsung masuk ke apartemenku. Ternyata benar, Mama sudah pulang dari bekerja.

"Kalian ini pulang malem terus!" Seru Mama.

"Maaf Tante, Kita tadi habis belanja baju. Sekalian beli makan malam," Jawab kak Ardi sambil nyengir.

"Sudahlah, Mari kita makan." Ucap Mama, Kami mengangguk.

Malam ini kami makan bersama, Suasana ini seperti makan bersama dengan keluarga sendiri. Aku pun juga menganggap mereka sebagai keluarga, Mama pun pasti setuju akan hal itu. Tiba-tiba aku memikirkan kak Angga, Aku kembali teringat saat dia menembakku sepulang sekolah tadi.

"Apa yang harus aku lakukan dengan kak Angga" Batinku.

"Anggi, Bangun!" Mama menyingkap jendela kamarku, Membuat sinar matahari menerobos masuk dan menyilaukan mataku. Aku bangun perlahan sambil mengucek mataku pelan.

"Ma, Ini hari minggu loh. Biarin Anggi tidur lagi," Pintaku.

"Gak ada, Ini udah jam 9 pagi. Mending kamu pergi mandi sana," Gertak Mama.

"Huh ..." Dengusku. Dengan langkah malas, Aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Sedangkan Mama keluar dari kamarku setelah selesai membangunkan ku.

Aku berendam di dalam bak mandi sambil memainkan gelembung sabun, Aku masih sangat mengantuk karena tadi malam aku begadang nonton drakor di laptop.

Hari ini pun Mama juga tidak bekerja karena ini hari minggu, Pasti Mama akan mengajakku ke pasar hari ini. Itu sebabnya Mama membangunkan ku pagi-pagi.

Setelah mandi, Aku memakai baju. Aku memakai baju yang kemarin di belikan oleh mereka di mall, Aku tidak membiarkan rambutku terurai. Aku mengepang nya seperti gadis desa, Tampilan ku ini lumayan sempurna.

Aku keluar dari kamar dan memperlihatkan kepada Mama, Mama melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Cantik gak Ma?" Tanyaku.

"Cantik," Jawab Mama, Aku tersenyum.

"Gimana Angga, Cantik gak?" Tanya Mama.

"Hah ... sejak kapan kak Angga berada di sini?" Tanyaku balik.

"Dari tadi," Jawab kak Angga.

"Mama suruh dia nganterin kita ke pasar," Ucap Mama.

"Yang lain mana?" Tanyaku.

"Kak Imam dan kak Ahmad ada kegiatan di kampus hari ini, Sementara kak Ardi dia masih tertidur." Jawab kak Angga.

"Kasihan banget kak Ardi masih tidur," Gumamku.

"Ayo kita berangkat," Ucap Mama, Kami berdua mengangguk.
Kami pun menuju pasar, Kak Angga melajukan mobil dengan perlahan. Mama duduk di belakang, Sedangkan aku duduk di sebelah kak Angga. Di dalam mobil kami terdiam, Sementara Mama berdehem sejak tadi.

"Lebih cantik lagi kalau kamu pake make up," Timpal kak Angga.

"Anggi gak suka pake make up. Lebih baik gini aja, Lebih natural." Ucapku.

"Bener juga sih, Kamunya tambah imut." Jawabnya. Aku merasakan jantungku berdetak dan pipiku rasanya panas.

"Ma, Besok kita ke rumah sakit ya. Kayaknya anggi sakit jantung deh," Ujarku.

"Anak bodoh," Timpal Mama.

"Jahat banget sih Ma," Cibirku, Mama memalingkan wajahnya. Sementara kak Angga tersenyum.

Beberapa menit kemudian kami pun sampai di pasar, Aku melihat banyak makanan enak yang mereka jual. Aku jadi kelaparan melihat semua itu.

"Ma, Laper." Lirihku.

"Yaudah, Pergi makan sana. Sekalian tunggu Mama," Jawab Mama sambil memberi 2 lembar uang 50 ribu.

"Oke," Ucapku.

Sementara Mama pergi berbelanja, Aku mengajak kak Angga mencari makan. Tak sengaja kami bertemu dengan orang yang kak Angga benci, Siapa lagi kalau bukan Rangga.

"Hai Rangga" Sapaku.

"Hai," Balas Rangga, Tiba-tiba kak Angga menatapku tajam.

"Apa kau juga mengikutiku sampai ke sini?" Tanya kak Angga.

"Tidak, Aku di sini juga ingin membeli bahan makanan." Jawab Rangga.

"Kalau begitu pergilah," Ketus kak Angga.

"Baiklah, Seharusnya kau tidak memperlakukan adikmu seperti ini. Aku hanya ingin melihatmu saja," Ucap Rangga.

"Jika kau dulu tidak melakukan kesalahan, Aku tidak akan memperlakukanmu seperti ini." Ujar kak Angga dan menarik tanganku pergi menjauh dari Rangga.

Apa maksudnya dengan kesalahan, Apa Rangga membuat kesalahan besar hingga kak Angga membencinya. Aku ingin sekali menanyakannya tapi sepertinya moodnya tidak baik, Aku tidak mau membuat dia marah.

Kami singgah di warung makan, Kami pun memesan makanan. Aku memesan bakso begitu pun dengan kak Angga.

"Sudah kubilang untuk tidak dekat dengannya kan?" Tanya kak Angga.

"Ya, Itu memang benar. Tapi aku hanya menyapanya saja," jawabku.

"Itu sama saja," Ucapnya.

"Baiklah," lirihku, Aku tidak ingin berdebat panjang dengannya.
Aku segera memakan bakso yang ku pesan tadi, Aku hanya fokus makan tanpa melihat kak Angga.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang