PART 46

25 5 0
                                    

"Tangannya kak Anggi lecet Pak," Jawab Putri.

"Gak sakit kok, Pak." Ucapku.

"Ini teh tetap harus diobatin atuh. Ayo sini ikut kerumah Bapak, biar bisa di obatin." Ujar Pak Budi, Aku hanya mengangguk dan mengikuti Pak Budi bersama dengan si kembar.

Sampainya dirumah Pak Budi, beliau langsung mengobati tanganku yang lecet. Setelah itu beliau memberikanku cemilan dan air.

"Tunggu aja disini, teman-teman mu nanti datang." Ujar Pak Budi.

"Pak Budi panggil teman-temanku?" Tanyaku.

"Iya, takutnya mereka khawatir." Jawab Pak Budi.

"Iya sih khawatir, tapi pasti kena omel mereka nanti" Batinku.

"Maaf ya kak Anggi, gara-gara kami kakak jadi gini." Ucap Putra.

"Gak apa-apa. Biar mereka kapok aja," Jawabku.

"Kak Anggi kapan pulang ke kota?" Tanya Putri.

"Tinggal 3 hari aku disini," Jawabku.

"Bentar lagi dong," Ucap Putri, Aku hanya mengangguk.

"Anggi!" Teman-temanku pun datang dan dengan paniknya menghampiriku.

"Kamu gak apa-apa kan, Gak ada yang lecet?" Tanya Anggun.

"Cuman tangan aja sih gun pada lecet, Tapi Pak Budi udah obatin," Jawabku.

"Kamu nih, dicariin di villa gak ketemu-temu. Untung Pak Budi nelpon kalau kamu lagi disini, kita khawatir banget tau." Omel Fahmi.

"Nih anak ngomel kek Emak-emak," Batinku.

"Terus yang lawan kamu gimana?" Tanya Dedi.

"Mereka udah kabur kak," Sahut Putra.

"Bagus deh kalau mereka udah kabur, yang penting kamu gak apa-apa." Ujar Dedi, Aku hanya mengangguk.

"Kalau gitu kita pamit pulang dulu, Pak Budi." Ucap Arif.

"Iya Nak Arif" Balas Pak Budi.

"Dadah kak Anggi." Si kembar melambaikan tangan kepadaku, aku membalasnya dan tersenyum.

Sampainya di villa, Aku langsung duduk di sofa ruang tengah. Teman-temanku melakukan kesibukannya lagi.

"Nih makan salad buah." Fahmi menyodorkan ku mangkok yang berisi salad buah, aku mengambilnya dan melahapnya. Fahmi duduk didekatku dan memainkan hpnya.

"Lain kali tuh izin kalau mau keluar. Kita tuh kaget tau tiba-tiba kamu hilang," Ujar Fahmi.

"Maaf mi," Ucapku.

"Hufft ...." Fahmi menghembuskan nafasnya.

"Silahkan diminum." Dedi datang membawakan ku jus buah, Dia meletakkannya di meja samping sofa.

"Dari tadi kalian ini ngapain sih?" Tanyaku.

"Kita sibuk buat makanan dari buah," Jawab Dedi.

"Tunggu bentar ya," Timpalnya, Aku mengangguk.

Mereka pun datang dengan membawa bermacam kue dan meletakkannya di meja depan sofa, aku yang melihatnya langsung merasa kelaparan.

"Ini semua ada buahnya?" Tanyaku.

"Betul sekali," jawab Anggun. Mataku berbinar-binar dan air liurku hampir saja menetes melihat semua kue ini.

"Sekarang ini kita pesta buah!" Sorak Arif, kami bersulang.
Sore harinya setelah mandi, aku turun menuju ruang tengah untuk menonton televisi. Anggun sedang berada dikamar sementara ketiga cowok itu entah kemana mereka pergi.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang