PART 18

47 16 0
                                    

"Ouh begitulah ... ternyata kau hebat juga ya," Ucap Rangga.

"Tentu saja, Aku bahkan bisa membunuhnya jika aku mau." Timpalku, Sambil tersenyum. Kami saling menatap tajam, Sementara Anggun hanya terdiam melihat kami.

"Ternyata kalian sudah akrab ya," Sahut Anggun.

"Begitulah," Jawab kami bersamaan. 

Pesananku dan Anggun pun datang, Aku langsung melahap makananku sambil menatap Rangga tajam. Berharap dia pergi dari hadapanku, Tapi dia hanya tersenyum manis di sana seperti orang bodoh. Ingin sekali aku melemparkan makananku ke wajahnya itu.

"Apa Aku terlalu cantik, Sampai-sampai Rangga lihatin Anggi terus?" Tanyaku.

"Dihhh ... kepedean sekali," Celetuk Anggun.

"Saking cantiknya, Aku ingin sekali memberikan polesan sedikit lagi di muka mu itu." Jawab Rangga.

"Anggi udah punya banyak polesan di sini. Anggi bakal polesin Rangga lain kali," Ucapku sembari tersenyum.

"Berani sekali!" Serunya. Aku hanya bisa tersenyum.

Selesai makan, Aku menuju kamar mandi dan meninggalkan Anggun bersama Rangga. Aku pergi mencuci tanganku, Ku tatap wajahku sendiri di cermin.

"Anggi gak terlalu nyolot gak sih tadi. Kelihatannya dia bakal habisin Anggi kali ini, bener-bener masalah." Gumamku.

"Tapi Anggi harus berani, Gak boleh kalah sama si Kakek gayung jelek itu!" Seruku.

Aku keluar dari kamar mandi, Kudapati masalah lain di depanku. Yaitu Aisyah dan kedua temannya, Apa yang mereka inginkan kali ini. Aku melewati mereka seakan tidak melihat, Tiba-tiba mereka menghadang ku. Aku berkacak pinggang kesal melihat mereka.

"Nona Aisyah yang terhormat, Apa anda punya masalah terhadapku?" Tanyaku.

"Kenapa kau suka sekali menebar pesona terhadap Dedi?" Tanya Aisyah balik.

"Hah ... aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," Jawabku tak acuh.

"Hari ini dia meminta putus denganku. Ini semua pasti ulahmu," gertak Aisyah.

"Hey Nona yang terhormat, Dengarkan aku. Dedi memutuskanmu karena kesalahanmu sendiri, Dirimu yang tidak pantas untuk Dedi." Ujarku.

"Lain kali jika ingin seseorang tulus mencintaimu, Perbaiki dirimu dulu." Lanjutku, Aku menepuk pundaknya dan berlalu pergi dari hadapan mereka.

Aku kembali ke kantin, Tapi di sana aku tidak menemukan Anggun dan Rangga. Ke mana mereka pergi sekarang, Apa mungkin Anggun sudah kembali ke kelas. Anak itu kenapa dia tidak menungguku. Aku segera menuju kelas, Rasanya aku tidak tenang.

Sampainya di kelas, Aku juga tidak menemukan Anggun. Sebenarnya ke mana anak itu pergi, Aku mengambil hpku dan mencoba menelponnya. Dia pun tidak mengangkatnya padahal tersambung, aku mulai gelisah. Tiba-tiba hpku bergetar, Ada notif pesan dari nomor yang tidak di kenal. Aku membukanya, seketika aku terkejut melihat apa yang orang itu kirimkan kepadaku.

"I-ini ..." Aku tersungkur jatuh di depan kelas saat melihat foto Anggun yang tidak sadarkan diri karena terluka, Tidak salah lagi ini pasti perbuatan Rangga. Orang itu tidak kenal ampun sama sekali, Padahal Anggun tidak terlibat apa-apa.

Aku segera berdiri dan bergegas berlari, dia baru saja mengirimkanku pesan. Saat ini dia berada di atas atap sekolah, Dia sepertinya sengaja menjadikan Anggun umpan untuk memancingku.

Sebelum itu aku pergi ke gudang untuk mengambil sesuatu yang bisa ku pakai untuk melawan Rangga. Aku menemukan sebuah balok, Aku pun membawa itu dan menuju ke atap sekolah. Aku sampai di atap sekolah, Kulihat Anggun yang pingsan dengan luka di tubuhnya.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang