PART 53

21 5 0
                                    

"Begini juga lebih baik," Gumamku.

"Hoi, ngelamun apaan sih?" Lambaian tangan Anggun membuatku terkejut.

"Tidak ada," Jawabku.

Aku kembali sekelas dengan Anggun dan kami lain kelas dengan Dedi, Fahmi serta Arif. Di kelas ini tidak banyak berubah, Aku masih menemukan teman kelasku yang dulu. Tapi sayangnya aku juga sekelas dengan Aisyah yang merupakan mantan Dedi.

Dia masih tidak berubah, Sifatnya masih sama. Dia masih suka merendahkan ku tapi dia tidak membuat masalah terhadapku. Kupikir itu bagus, Aku hanya perlu belajar untuk masuk universitas saja. Itu yang ku fokuskan sekarang, Menjadi seorang dokter yang diinginkan oleh Papa.

Hari ini tidak belajar banyak, Hanya pemilihan pengurus kelas dan juga mengenal wali kelas baru serta teman-teman kelas lainnya. Aku sudah mengenal mereka, Tidak perlu berkenalan lagi.

"Kak Anggi! Kak Anggun!" Si kembar menghampiri kami, Banyak mata yang memandang mereka.

Si kembar termasuk murid populer di tahun pertama mereka, Tak heran banyak yang memperhatikan mereka. Mungkin aku tidak perlu khawatir, Mereka pasti punya banyak teman.

"Mau pesan apa?" Tanyaku.

"Yang sama kayak kakak deh," Jawab si kembar, Aku mengangguk.

"Aku juga ya Gi" Seru Anggun, Aku kembali mengangguk.

Aku pun pergi memesan, Aku hanya memesan jus jeruk dan membeli beberapa roti. Setelah selesai aku kembali sembari membawa nampan.

"Makasih kak, Maaf ngerepotin." Ucap Putri.

"It's okay, Put." Balasku, Putri tersenyum.

"Si-si kembar!" Tiba-tiba ketiga temanku datang menghampiri kami, Hanya Arif dan Dedi yang heboh sedangkan Fahmi bertingkah biasa saja dan duduk di sampingku.

"Bandana yang dia pake itu punyamu?" Tanya Fahmi.

"Iya, Tapi Fahmi tenang aja. Soalnya Anggi lagi pake yang dari pemberian Fahmi" Jawabku sembari menyentuh bandana yang menghiasi rambutku.

"Oohh, ba-baguslah." Ucapnya, Aku tersenyum.

"Jadi, Bisa kamu jelaskan ini Anggi" Tanya Arif.

"Mereka udah lama tinggal di samping apartemenku, Udah 3 minggu kayaknya. Sengaja aja aku gak ngasih tau, Biar kalian kaget." Jawabku.

"Bagus juga kalau begini, Geng kita lengkap." Ucap Arif.

"Geng pala kau, Kamu kira kita masih SD apa main geng-gengan." Timpalku.

"Dia kan gak pernah punya geng waktu kecil," Sahut Dedi.

"Kamu gak kasihan sama mukaku, Gi" Arif memelas sembari menunjukkan wajah memelas nya.

"Njirr, nih anak bisa juga gini." Batinku.

"Huft ... terserah kamu aja deh, Rif. Yang penting bahagia," Ucapku.

"Yess!" Sorak Arif.

"Seneng banget kayaknya," Batinku.

Aku menopang daguku sembari melihat mereka, Mataku fokus kepada Putri dan Dedi yang sibuk berbicara berduaan dari tadi. Aku bisa merasakan hawa-hawa percintaan disana dan itu membuatku kesal.

"Giliran aku yang punya pacar, nanti gak ada yang pdkt. Curang banget ini," Gumamku. Aku kembali menyeruput jus jeruk, Aku melirik ke arah Fahmi. Dia sedari tadi sibuk bermain game.

"Ini cowok satu kerjaannya main game terus, Gak capek tuh tangan." Gumamku, Aku menghela nafas melihat mereka.

"Semoga tahun ini berjalan dengan lancar," Batinku.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang