"Ehhe, Anggi. Maaf kamu kena tubruk aku ya." Aku langsung tersadar dan turun dari pangkuan Fahmi.
"Ahh ... i-iya gak apa-apa," Ucapku.
"Aku baru aja lihat pemandangan yang menarik," Sahut Arif.
"Kalian ini apaan sih, nyanyi kayak orang gila. Heboh gitu." Aku mengalihkan pembicaraan.
"Kami tuh lagi semangat nyanyi nih, biar kamu juga ikut semangat. Anggun bilang liburan ini bosen," Ujar Dedi.
"Aduuuh, kalian ini. Gak nyanyi kayak gini juga kali, aku memang bosan sih. Tapi aku gak mau ngerepotin kalian karena udah ngajak aku liburan, itu gak enak buatku." Jelasku.
"Gimana kalau malam ini kita pesta barbeque," Usul Arif.
"Ide bagus tuh, Rif. Aku juga gak pernah barbequean." Timpal Anggun dengan senangnya.
"Ada bahannya gak?" Tanyaku.
"Ada dong, lengkap banget." Jawab Arif, Aku hanya mengangguk. Aku melirik Fahmi yang dari tadi bergeming, kenapa dia tidak berbicara. Apa aku melakukan kesalahan tadi.
"Fahmi, maafkan Anggi!" Batinku.
Malamnya pun sesuai rencana, kami pesta barbeque. Yang cowok sibuk memanggang, sementara aku dan Anggun sibuk menyiapkan bahan yang lainnya.
"Arif sama Dedi tolong ambilkan kursi dong," Suruhku.
"Siap." Katanya kompak.
Aku pun menghampiri Fahmi untuk membantunya memanggang, sekalian ingin minta maaf atas kejadian tadi.
"Mi" Panggilku.
"Hmmm," Jawabnya. Aku mengumpulkan keberanian ku.
"Maaf soal tadi siang, Fahmi gak apa-apa kan. Anggi takut Fahmi terluka," Ujarku.
"Lah, maksudnya?" Tanya Fahmi.
"Anggi ini berat, takutnya waktu Anggi jatuh tadi bisa buat tulang Fahmi patah. Soalnya Anggi liatin Fahmi diam mulu, Anggi takut." Jawabku.
"Buahahaha ... hahhahaha ... lucu banget kamu Gi." Fahmi tertawa lepas membuatku bingung sekaligus terkejut.
"Kenapa ketawa?" Tanyaku.
"Aku tuh cuman kaget tau, soalnya kamu jatuh diatasku. Apalagi kamu natap aku terus, aku malu banget. Makanya aku diem aja dari tadi. Kamu nih bego banget sih," Jelas Fahmi.
"Yang bener nih, Fahmi gak apa-apa kan?" Tanyaku panik.
"Iyalah, kamu bego banget sih." Jawabnya sambil mengacak-acak rambutku, Aku tersenyum kearahnya.
"Lain kali jangan natap aku kayak gitu, itu bisa bikin aku salah paham. Begitu pun dengan cowok lainnya, tatapan dan senyuman mu itu sangat mematikan untuk cowok sepertiku." Ujar Fahmi.
"Entah kenapa Anggi jijik dengarnya," Ucapku.
"Bego, mending kerjain yang lain sana. Kalau gak aku panggang kamu disini," Gerutu Fahmi, Aku terkekeh pelan.
"Perasaannya masih ada tah," Batinku.
Malam ini jadi malam yang menyenangkan, kami pesta barbeque sekaligus melihat ribuan bintang yang yang cantik menghiasi langit malam.
"Semoga kedepannya kehidupanku baik-baik saja," Batinku. Itu termasuk doaku saat melihat bintang jatuh.
Pagi ini setelah sarapan, Aku berjalan-jalan sendirian di dekat villa. Disana terdapat tanaman bunga yang yang cantik dan berwarna-warni.
Aku mengambil beberapa foto untuk kukirimkan ke kak Angga dan juga Mama. Tiba-tiba dari belakang ada yang membekap mulutku, secepat kilat langsung aku membanting orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGAKU GANTENG
RomanceNamaku Anggi, Aku seorang cewek berusia 18 tahun yang duduk di kelas 2 bangku SMA. Mama adalah seorang pemilik apartemen yang di pegangnya sekarang, Semenjak Papa tidak ada Mama yang menghidupi kebutuhanku selama ini. Sampai sekarang ini hidup kami...