PART 19

49 17 0
                                    

"Lain kali jangan terlibat hal berbahaya lagi," Ucap Mama, Aku mengangguk.

"Mama istirahat lagi, Anggi mau lihat Anggun" Timpalku.

"Apa dia juga menjadi korban?" Tanya Mama, Aku mengangguk. Kami pun menuju ruangan Anggun sampai di sana aku melihat Mamanya.

"Maaf Tante," Ucapku.

"Tidak apa-apa, Anggi Ini kecelakaan," Balas Mama Anggun, Aku mengangguk dan tersenyum.

"Wahhh ... orang itu benar-benar kuat, Rasanya aku hampir mati seketika di buatnya." Sahut Anggun.

"Aku pun merasakannya," Jawabku.

"Jadi, Muka mu itu gara-gara dia." Tebak Anggun, Aku hanya mengangguk.

"Istirahat ya, Aku mau ngelihat satu orang lagi." Ucapku, Anggun mengangguk.

Aku pamit kepada Anggun dan Mamanya, Setelah itu aku menuju ruangan kak Ardi. Sampainya di sana, Aku melihat dia sedang memakan cemilan yang banyak. Padahal orang itu baru saja sadar, sudah bisa makan banyak.

"Hai Anggi," sapa kak Ardi.

"Hai kak," balasku.

"Wahhh ... lukamu sangat parah," Timpalnya.

"Tidak juga, Ini masih biasa." Ujarku, Tiba-tiba kak Ardi menjitak kepalaku.

"Sakit tahu," rengekku.

"Apanya yang biasa, Luka tusukan itu sangat dalam dan kamu bilang masih biasa!" Gertak kak Ardi.

"Maaf deh, Anggi salah." Ucapku dengan ekspresi cemberut, kami langsung tertawa bersama.

Sepertinya ini sudah berakhir, Aku sudah bisa menjalani hidupku seperti biasa. Aku bisa menjahili mereka seperti biasa lagi tanpa adanya hal-hal kekerasan seperti yang terjadi beberapa hari lalu dan saat ini.

Malam ini aku berada di bangsal rumah sakit, Aku sedang melihat langit malam. Besok aku sudah bisa pulang, Karena menurutku lukaku tidak terlalu parah. Sementara yang lainnya masih harus di rawat sehari lagi, Karena tubuh mereka masih lemah.

"Kenapa kau belum tidur?" Tiba-tiba kak Angga muncul dan berdiri di sampingku.

"Sebentar lagi," Jawabku.

"Maafkan aku. Karena aku sudah membuatmu terluka sampai seperti ini," Ujar kak Angga.

"Tidak apa-apa, Akan kuanggap itu seperti permainan." Ucapku.

"Kau hampir mati, Bagaimana itu bisa menjadi permainan?" Tanya kak Angga.

"Entahlah, Tapi itu bisa membuatku menjadi kuat." Jawabku sambil memandang lurus ke depan, kak Angga hanya terdiam.

Aku menatap wajah cowok itu, Di malam hari wajahnya tampak begitu bersinar. Entah mengapa dia sangat tampan, Tapi sejujurnya Papaku lebih tampan.

"Apa, kenapa kau menatapku?" Tanya kak Angga.

"Aku berfikir tentang jawaban dari pertanyaanmu waktu itu," Ujarku.

"Jadi, Apa jawabanmu?" Tanya kak Angga.

"Jawabanku adalah ... besok." Sahutku.

"Maksudnya?" Tanya kak Angga.

"Besok aku akan menjawabnya," Jawabku.

"Jika kau tidak menjawabnya, Aku akan memaksamu." Ancamnya.

"Aku akan memberikan jawaban yang memuaskan," Ucapku.

"Baguslah kalau begitu," Timpalnya sembari mengelus kepalaku, Aku mengangguk.

Hari ini aku tidak bersekolah, Aku menemani Mama. kali ini Mama, Anggun dan Ardi satu ruangan bersama. Mereka baru saja di pindahkan kemarin, Sore nanti mereka bisa pulang ke rumah.

TETANGGAKU GANTENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang