*
Now I finally see you.
*Loraine Café, South Korea
Loraine Café. Sebuah café yang biasanya digunakan untuk tempat bertemu oleh para artis. Dari gerbang besar café itu, sudah dijaga belasan security, untuk mengantisipasi adanya wartawan yang masuk. Oleh sebab itu, kebanyakan para artis yang sedang berkencan dan tidak diketahui oleh publik, memilih untuk bertemu di café ini, mengingat privasi mereka sangat dijaga betul dan tidak perlu takut akan bocornya rahasia mereka. Selain itu Loraine café bukan seperti café kebanyakan yang tempat duduknya menjadi satu. Di café ini, setiap meja ada di setiap ruangan kubik berukuran empat kali empat meter. Tentu saja, sangat privasi sekali bukan?
Loraine Café terlihat ramai, seperti biasanya.
Dua orang yang berada dalam salah satu ruangan di Loraine Café itu tampak diam sejak beberapa menit lalu mereka berada di dalam sana, dengan makanan yang sudah mendingin. Tiba-tiba saja pria itu berdiri.
"Jelaskan padaku foto-foto apa ini, Yoona?"
Pria itu memandang Yoona yang saat itu duduk dengan begitu marah. Ia meletakkan iPhone-nya dengan kasar di meja depan Yoona. Tangannya terlipat di depan dada dan ia masih terus menatap tajam Yoona yang sekarang menunduk, menatap layar iPhone pria itu dengan pandangan mengabur.
"Maafkan aku," ucap gadis itu begitu lirih, menunduk dalam-dalam.
Pria itu membulatkan matanya mendengar Yoona meminta maaf. "Apa maksudmu dengan meminta maaf padaku? Tolong jelaskan padaku, Yoona.." namun Yoona tetap bungkam, membuat pria itu semakin marah, "Aku tidak mengerti kenapa tadi e-mail tidak dikenal itu mengirimiku foto-foto itu? Aku menyuruhmu bertemu denganku untuk menjelaskan semua ini."
"Maafkan aku," lagi-lagi Yoona hanya sanggup mengatakan dua kata itu.
Pria itu menatap tidak percaya pada Yoona. "Seharusnya aku bilang ini padamu sejak jauh hari yang lalu. Rencananya aku akan melamarmu hari ini, tapi e-mail tidak dikenal itu tiba-tiba masuk dan membuat semuanya berantakan, Yoona. Aku butuh kau untuk menjelaskan ini semua," pria itu berjongkok di hadapan Yoona yang masih menunduk dalam-dalam, menangis dalam diam. "Tolong jelaskan padaku."
Yoona perlahan-lahan mendongak, membiarkan pria yang baru saja disakitinya itu melihat wajah menyedihkannya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Memainkan ujung jaket hitamnya dengan perasaan resah. Menatap pria itu dengan pandangan tidak tega.
"Aku mencintainya," jawaban itu meluncur dengan mulus dari bibir Yoona.
Pria itu menatap tidak percaya kearahnya. Seperti ada beribu-ribu ton batu yang menohok dadanya detik itu pula. Pria itu tiba-tiba tertawa dengan nada menyakitkan, menyentuh kedua tangan Yoona. "Katakan padaku, kau sedang bercanda bukan?"
Yoona menggeleng pelan, menunduk lagi. "Maafkan aku."
"Apa kau hanya bisa mengucapkan kata maaf saja, Yoona?" pria itu terlihat begitu frustasi. "Aku tahu kau sedang bercanda. Setelah ini kau pasti akan memberikanku kejutan. Benar bukan, Sayang? Mana mungkin disaat hubungan kita sudah selama ini, kau tiba-tiba berkata di depanku bahwa kau mencintai pria itu."
Yoona mulai terisak. Sejujurnya dia tidak tega dengan pria yang sekarang sudah terlihat sangat frustasi itu. "Kita akhiri saja."
"A—apa?!" pria itu mendongak. "Ti—tidak. Bagaimana mungkin setelah kau membuatku benar-benar yakin kalau kau adalah separuhku, tiba-tiba saja kau mengatakan mencintai pria lain di depanku dan merusak segala mimpi indahku bersamamu?" Pria itu kemudian mengeluarkan kotak kecil dan membukanya di depan Yoona, meraih cincin itu dan hampir menyematkannya di jari manis Yoona. "Menikahlah denganku, Im Yoona."
Gadis itu menarik tangannya kasar, lalu berdiri.
Pria dengan wajah kacau itu mengikutinya, berdiri.
"Seunggi-Oppa, aku bilang aku mencintainya. Apa kau tidak mendengarnya?"
Seunggi menatap sedih padanya. Dadanya menyesak. Benarkah yang ada di depannya adalah Yoona miliknya?
"Lalu apa maksudmu dengan menerima cintaku dulu? Mempertahankan hubungan selama ini? Apa kau sedang mencoba menghancurkanku, Yoona? Aku pernah punya salahmu sebelumnya?"
"Aku tidak pernah mencoba menghancurkanmu, Oppa."
"Lalu apa yang sedang kau lakukan sekarang?!"
Yoona menatap Seunggi, "Tidak ada niat apapun atas semua kekacauan ini, Oppa. Aku dulu mengira mencintaimu karena aku merasa benar-benar nyaman denganmu, itu alasanku menerimamu. Tapi—"
Pintu ruangan itu terbuka, seorang pria berdiri di sana, namun baik Yoona maupun Seunggi tidak ada satupun yang menyadarinya.
Yoona melanjutkan, "Seandainya saja sejak awal aku sadar bahwa yang aku mau adalah Cho Kyuhyun, aku tidak akan pernah menerimamu, Oppa. Aku memang tidak berpikir panjang waktu kau menyatakan perasaanmu padaku. Aku tidak sadar dan aku benar-benar lupa, bahwa aku punya pria lain yang lebih bisa membuatku nyaman lebih dari siapapun. Dan pria itu adalah Cho Kyuhyun."
Cho Kyuhyun berdiri disana. Membeku mendengar kalimat yang dilontarkan Yoona.
Yoona menginginkannya?
Kyuhyun berusaha bernafas dengan baik, setelah beberapa waktu udara di sekitarnya seolah terkikis. Pria itu menatap Yoona yang sekarang berdiri dengan wajah menunduk dalam, masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan gadis itu baru saja. Yoona menginginkannya.
"S— Seunggi-Ssi?"
Kedua orang itu mematung ketika Kyuhyun memanggil Seunggi, lalu menutup pintu dan mendekat ke arah dua orang yang sedang berhadapan itu.
Kyuhyun berdiri di antara Seunggi dan Yoona. Dia sama sekali tidak menatap gadis yang sekarang menatapnya dengan tatapan kaget. Kyuhyun lebih memilih memperhatikan Seunggi yang sudah kelihatan sangat kacau. Kemudian Kyuhyun berusaha mengontrol dirinya, memperbaiki suaranya.
"Ada apa menyuruhku bertemu?"
*PS: Next ga nih? Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME I LOVED YOU | Kyuhyun ft. Yoona ✔️
Fanfiction❝Menjadi teman sudah sepenuhnya cara yang paling benar untuk tetap bisa bersamamu.❞ by 𝑪𝒉𝒐 𝑲𝒚𝒖𝒉𝒚𝒖𝒏