*
I realized that it's love.
*Seoul Hospital, South Korea
Seoul Hospital.
Salah satu keistimewaan rumah sakit itu adalah di mana beberapa lantai teratas digunakan khusus untuk para artis, orang penting, dan semacamnya. Jadi, sudah dipastikan bahwa penjagaan di lantai tersebut benar-benar ketat. Dan privasi sangat dihormati disini. Selain itu, sudah disediakan pintu dan beberapa lift khusus untuk mencapai lantai-lantai tersebut.
Kyuhyun dengan terburu-buru memarkirkan mobilnya dan terburu-buru pula membuka pintunya dan menutupnya.
Satu hal lagi yang perlu diingatkan, bahwa tingkahnya baru saja benar-benar membuat Ahn Kimra terluka dibuatnya.
Bagaimana bisa pria itu mengkhawatirkan perempuan lain—tepat di hadapannya, bahkan sampai melupakan kehadirannya?
Pria itu bahkan terlalu lupa untuk memakai masker ketika keluar dari mobilnya. Dia benar-benar tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya yang menatapnya dengan tatapan terkejut. Tentu saja, mereka yang hanya berpapasan dengannya yang tanpa penyamaran apapun dapat langsung mengenalinya.
Cho Kyuhyun Super Junior.
Langkah cepat pria itu berubah menjadi larian cepat ketika dia sadar bahwa ia sudah mengundang banyak orang berkumpul, bahkan beberapa pembawa acara yang sedang melintas segera mengabadikan sosok Kyuhyun dengan kamera ponsel seadanya.
Sialnya, tempat parkir mobil Kyuhyun untuk menuju pintu khusus yang terletak di samping Seoul Hospital itu sangat menyulitkannya.
Semakin lama ia berada di luar tanpa penyamaran, orang-orang yang sekarang juga berlarian padanya sudah dipastikan akan semakin banyak. Ketika Kyuhyun menggapai pintu kaca dengan beberapa penjaga di depannya, para penjaga itu segera membiarkan Kyuhyun masuk dan segera mengatasi keributan yang di buat orang-orang yang mengejar Kyuhyun—baik itu penggemarnya maupun pembawa acara.
Satu pertanyaan sama dalam benak mereka semua. Apa yang seorang Cho Kyuhyun lakukan di rumah sakit?
Kyuhyun segera masuk ke dalam lift dan menekan angka 20. Dan selama menunggu mencapai lantai 20, ia mengecek kembali pesan dari Tiffany yang dikirimkan tadi, dimana gadis itu memberitahunya nomor kamar inap Yoona.
Dengan tidak sabaran, pria itu keluar dari lift begitu pintu terbuka dan berlari cepat ke arah ujung ruangan, dimana kamar nomor 209 berada. Saat ia sampai di depan pintu kamar itu dengan satu penjaga di depannya, tiba-tiba tangannya mendingin. Bahkan hanya untuk menggapai gagang pintu putih di hadapannya, ia benar-benar kesulitan.
Tapi mengingat kalau Im Yoona ada di dalam, pria itu segera meyakinkan dirinya kuat-kuat. Setelah merasakan tenaganya sudah terkumpul dengan benar, ia membuka pintu itu perlahan dan apa yang ia saksikan selanjutnya membuat hatinya mencelos.
Gadis cantik itu berbaring dengan wajah pucat. Hal itu saja sudah berhasil melukai hatinya dan dia yakin apa yang tersaji di hadapannya saat ini seratus persen adalah akibat perbuatannya.
Langkahnya terasa lamban namun tetap terarah pada gadis yang sedang tertidur itu.
Pria itu menatap lama wajah pucat gadis itu, kemudian meraih sebelah tangan kurusnya dan menggenggamnya begitu erat. Seolah dengan cara itu, tangan dingin gadis itu bisa menghangat karenanya.
"Bagaimana keadaannya?"
Tiffany mendongak pada Kyuhyun, dia pikir pria itu tidak menyadari adanya dirinya dalam kamar itu.
"Dokter bilang dia hanya kelelahan, dokter juga bilang bahwa dia sakit karena terlalu banyak memikirkan sesuatu yang mengganggunya—akhir-akhir ini. Dan yang Yoona butuhkan saat ini hanya istirahat yang cukup dan meminum obat serta vitaminnya secara teratur."
Kyuhyun menghela napas lega. Setidaknya sekarang dia tahu bahwa keadaan gadis ini selanjutnya akan baik-baik saja jika ia mendapatkan istirahat yang cukup serta meminum obat dan vitaminnya secara teratur.
Tiffany kemudian meraih tasnya, "Oppa, bisakah kau menjaga Yoona untuk beberapa jam kedepan? Aku harus kembali ke dorm dan mengambil beberapa barang dan baju Yoona. Apa aku bisa mempercayakan Yoona padamu?"
Kyuhyun tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya sekalipun dari wajah Yoona.
"Apa aku terlihat seperti akan berbuat jahat pada Yoona di matamu?"
Tiffany tersenyum, "Tidak. Bahkan sekalipun kau seolah bertingkah jahat dan tidak peduli padanya, sejujurnya kau benar-benar khawatir padanya. Kalau begitu aku akan pergi. Jaga dia baik-baik, Oppa."
Bersamaan ketika Kyuhyun mendengar pintu itu tertutup, setetes air matanya jatuh tepat mengenai pipi gadis itu. Melihat keadaan Yoona yang seperti sekarang ini, entah kenapa dia hanya ingin menyalahkan dirinya atas segalanya. Seharusnya dia tidak bersikap sedingin itu pada Yoona. Seharusnya dia tidak sekeras itu pada Yoona saat di Loraine. Seharusnya dia jujur saja saat di Loraine dan membuatnya tidak menjadi seperti ini.
Dia berjanji bahwa ini adalah kali pertama dan terakhir ia melihat Yoona terbaring tidak berdaya seperti sekarang ini. Dia benar berjanji untuk satu hal ini.
"Maafkan aku, Im Yoona."
Pria itu menundukkan wajahnya, kemudian mengecup kening Yoona untuk beberapa waktu lamanya—melupakan fakta bahwa apa yang ia lakukan saat ini adalah salah, karena di sisi lain dia sudah mempunyai Ahn Kimra.
Sampai kemudian, ia merasakan tangan dingin yang digenggamnya itu balas menggenggam tangannya, dan hal itu seketika membuatnya melepaskan kecupannya di kening Yoona dengan enggan.
Pria itu menatap Yoona. Tidak, gadis itu bahkan masih terpejam.
"Kyuhyun-Ah, jangan tinggalkan aku."
Kyuhyun membeku ketika mendengar suara lirih itu meluncur begitu saja dari bibir Yoona dan yang ia lakukan hanyalah semakin menggenggam erat tangan dingin gadis itu, mendekatkan dirinya lagi padanya.
"Tidak akan pernah, Yoona. Aku disini."
Seketika mata yang terpejam itu terbuka dengan perlahan, dan pria itu mengembuskan napas leganya, kemudian tersenyum hangat pada gadis itu. Dia tidak peduli lagi akan apa yang terjadi setelah ini, ketika ia bersikap seperti itu pada Yoona.
"Ch—Cho Kyuhyun?" lirih gadis itu.
Kyuhyun sekali lagi tersenyum, "Aku disini, Yoona. Berhentilah berpikiran kalau aku akan meninggalkanmu. Tidak. Sekalipun aku tidak pernah punya pikiran untuk meninggalkanmu."
Kyuhyun dengan pasti kembali menundukkan wajahnya, kemudian mengecup kening Yoona. Cukup lama, namun tidak selama sebelumnya. Kemudian pria itu mengangkat wajahnya, dan sekarang tangannya berganti mengusap pipi gadis itu. Tidak ada pikiran lain dalam benaknya selain mengungkapkannya saat ini juga.
"Im Yoona, aku mencintaimu.."
Brak!
Kedua orang itu menoleh pada pintu dan menyaksikan gadis itu berdiri di sana—dalam keadaan sangat kacau.
Disaat itu pula jantung Kyuhyun seolah berhenti berdetak dan ia tiba-tiba ingin menghilang dari muka bumi saat ini juga.
"Kim—Kimra?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME I LOVED YOU | Kyuhyun ft. Yoona ✔️
Fanfiction❝Menjadi teman sudah sepenuhnya cara yang paling benar untuk tetap bisa bersamamu.❞ by 𝑪𝒉𝒐 𝑲𝒚𝒖𝒉𝒚𝒖𝒏