*
It's awkward but will you hold my hand?
*Loraine Café, South Korea
Kyuhyun tersenyum ringan dengan pandangannya yang selalu fokus pada jalanan di depannya.
Rindunya benar-benar terobati ketika Yoona kembali duduk di bangku penumpang di sebelahnya—setelah sekian lama, karena mungkin ini adalah kali terakhir ia berhak atas Yoona yang masih bisa kemana pun ia ajak pergi.
Kalau diperbolehkan berlama-lama, ia pasti akan melajukan mobilnya dengan kecepatan paling rendah yang ia bisa. Sayangnya jalanan hari itu cukup padat, bisa saja pengendara di belakangnya emosi dan menabrakkan mobilnya padanya.
Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum setelah melirik satu-dua detik pada Yoona yang sedang melemparkan pandangannya pada pemandangan di kanannya.
Tadinya pikirannya begitu banyak dan sangat terbagi-bagi, memikirkan kalimat-kalimat tepat yang akan ia sampaikan ketika di Loraine nanti, menyempurnakan letak susunan kalimatnya. Namun, hanya dengan melihat Yoona yang tampak tenang, Kyuhyun seolah-olah sudah menemukan susunan kalimat terbaik yang akan ia sampaikan. Nanti.
Mobilnya sudah melaju perlahan pada satu jalan menuju Loraine dan ketika sampai di gerbang utama, Kyuhyun menurunkan kaca mobilnya dan memberikan ID Card Loraine, ketika petugas keamanan melakukan pengecekan pada ID Card tersebut dan sesuai, mobil Kyuhyun dipersilakan masuk. Segera saja pria itu memakirkan mobilnya pada area kosong dan segera melepas seatbelt-nya, menoleh pada Yoona yang terlihat sedang melamun.
"Im Yoona?" panggilnya pelan.
Yoona seketika menoleh pada Kyuhyun, menjawab dengan sedikit tergagap, "Y-ya, ada apa?"
"Ayo kita turun," ajak Kyuhyun dan pria itu segera keluar dari mobil. Setelah mendapati Yoona telah berdiri di sampingnya, pria itu melempar senyuman ringan, sekedar meredakan suasana kaku dan debar jantungnya. "Ayo."
Kyuhyun memang bodoh saat itu, hampir saja tangannya meraih tangan gadis cantik itu namun ia segera mengepalkannya erat-erat dan memilih untuk berjalan mendahuluinya. Kali ini ia tidak lagi ingin menjadi pria jahat, dengan meraih tangan Yoona dan membiarkan gadis itu menerka-nerka apa maksud dibalik genggaman tangan itu.
Kyuhyun memang Kyuhyun. Ia begitu banyak mengenali publik figur yang beberapa kali berpapasan dengannya, tentu saja pria supel itu beberapa kali berhenti dan mengobrol sebentar dengan siapapun itu. Sampai kemudian Kyuhyun melihat dua orang yang sangat dikenalinya keluar dari pintu utama Loraine. Kai dan Krystal.
"Bagaimana kabarmu, Hyung?" tanya Kai saat berada di hadapan Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum, menjawabnya, "Tentu saja sangat baik."
"Aah, tentu saja sangat baik. Semoga berhasil, Hyung?" ucap Kai dengan pelan setelah sebelumnya sempat melirik Yoona dengan senyuman jahilnya.
Hampir saja Kyuhyun mengembuskan napas dengan berat kalau saja ia tidak bisa menahannya. Pilihannya kemudian adalah menyunggingkan cengiran menyebalkannya. Membiarkan Kai membenarkan segala macam pemikirannya tentang dirinya dan Yoona.
Tak bisa berlama-lama karena ia harus segera menuntaskan ini semua, ia segera mengucapkan perpisahan pada dua orang itu, tanpa mempedulikan tatapan sedikit kesal yang diberikan Krystal dan Yoona.
"Tentu, kalau begitu kami akan masuk. Kalian sudah selesai, bukan? Hati-hati di jalan, mengerti? Jaga Krystal baik-baik. Sedikit saja kau melukai adik cantikku, kau benar-benar habis, Kim Jong-In."
"Tentu saja aku akan menjaganya dengan baik, Hyung. Kau juga, jaga kakak tercantikku baik-baik. Sekali lagi kau melukainya, kau juga benar-benar akan habis, Kyuhyun-Hyung," balas Kai.
Seketika Kyuhyun membeku untuk beberapa detik mendengar ucapan Kai.
'Tidak. Kali ini kau tidak bisa mempercayakannya padaku, Kai.'
Kyuhyun tersadar, tanpa mau memperumit keadaan, ia berbohong, "Tentu."
Kyuhyun kembali melangkahkan kakinya setelah memastikan Yoona mengikuti langkahnya menuju ruangan paling pojok dan kemudian duduk saling berhadapan dalam diam. Kyuhyun bahkan sempat pusing karena dia tidak tahu harus membuka obrolan dengan kalimat apa, yang ia bisa hanya memesan menu makanan dan minuman, kemudian menyerahkan telepon pada Yoona agar gadis itu bisa memesan.
Drrt. Drrt.
Kyuhyun membuka pesan yang masuk di ponselnya, sempat menyunggingkan senyumnya yang sangat tipis, membalasnya dan kemudian menatap Yoona yang sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, menatapnya saat gadis itu belum menyadarinya. Ia mungkin akan merindukan waktu yang ia lewatkan hanya untuk melihat Yoona, karena di detik ketika ia keluar dari ruangan ini nanti, semuanya akan benar-benar berubah.
Beberapa menit berlalu masih dengan Kyuhyun memandangi Yoona tanpa gadis itu tahu, pesanan mereka datang. Kyuhyun menelisik pandangan Yoona yang terarah pada menu di hadapan mereka. Pria itu paham, Yoona adalah gadis pintar dan dia akan bertanya-tanya mengapa ada sebanyak 3 gelas minuman sedangkan mereka di sini hanya berdua. Kalaupun Yoona bertanya, Kyuhyun sudah berjanji akan menjawabnya dengan jujur. Walaupun ia tahu, gadis di hadapannya ini akan terluka lagi, karenanya, entah untuk kali keberapa.
Drrt. Drrt.
Kyuhyun mengembuskan napasnya, kemudian membuka pesan masuk.
'Aku bertanya sekali lagi padamu. Kau yakin dengan pilihanmu? Jika tidak, aku akan pergi. Jika iya, haruskah dengan cara ini?'
Kyuhyun mengeratkan tangannya pada ponselnya, meyakinkan dirinya bahwa inilah pilihan terbaik yang ia punya, sebelum ia menyakiti lebih dalam lagi. Begitu cepat jemari pria itu membalas pesan di ponselnya, 'Aku yakin. Masuklah.'
Tepat ketika beberapa detik pesan itu terkirim, pintu perlahan-lahan terbuka. Segera saja Kyuhyun berdiri dan menghampiri seorang gadis dengan balutan dress hitam selutut dan rambut cokelat tua sebahu yang digerai, dengan senyuman menawannya. Ahn Kimra.
"Semua akan baik-baik saja," ucap Kyuhyun tanpa suara, kemudian mempersilakan Kimra duduk terlebih dahulu, dan saat Kyuhyun menutup pintu, ia kembali menguatkan dirinya. Menyakinkan hatinya bahwa inilah pilihan terbaik, untuk dirinya, Kimra, maupun Yoona.
Kyuhyun berusaha berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terpengaruh pada apa yang selanjutnya akan terjadi, bahwa keputusannya tidak bisa diubah dengan apapun itu. Setelah berjanji dan mengembuskan napas panjang, pria itu segera duduk di samping Kimra, menyentuh punggung tangan gadis itu untuk meyakinkannya sekali lagi, dan kemudian menatap Yoona yang terlihat masih terkejut.
"Im Yoona.." panggil Kyuhyun pelan.
Melihat Yoona menoleh padanya. Pria itu berusaha menyimpan memori ini baik-baik. Mungkin ini kali terakhir Yoona bisa menatapnya seperti sekarang ini.
"Y—ya, Cho Kyuhyun. Ada apa?" jawab Yoona.
Kyuhyun sedikit sedih mendapati Yoona berusaha memaksakan senyumnya. Itu salah satu alasan kemudian Kyuhyun kehilangan senyum dan kekuatannya, kemudian menunduk dalam-dalam, karena ia yakin sebentar lagi akan melihat air mata itu jatuh lagi pada wajah gadis yang dicintainya itu. Air mata yang lagi-lagi diakibatkan olehnya.
Dengan sekuat tenaga Kyuhyun berusaha mengumpulkan sisa kekuatannya untuk mengucapkan satu kalimat, yang nantinya akan ia susul dengan begitu banyak penjelasan sepihak darinya.
"Maafkan aku, Im Yoona..."
a.n
Jangan minta maap mulu lu, Kyu!!! Authornya ikutan muak juga

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME I LOVED YOU | Kyuhyun ft. Yoona ✔️
Fanfic❝Menjadi teman sudah sepenuhnya cara yang paling benar untuk tetap bisa bersamamu.❞ by 𝑪𝒉𝒐 𝑲𝒚𝒖𝒉𝒚𝒖𝒏