02. SAH!

19.8K 700 18
                                    

Seminggu berlalu, hari ini adalah hari pernikahan antara Dion dan Thalia. Pernikahan sudah selesai pukul 21.00 tadi. Karena pernikahan di hotel milik keluarga Dion, jadi para keluarga kecuali Rafli menginap di hotel, terlalu ribet jika pulang ke mansion.

"Om, saya mandi duluan ya" dibalas anggukan oleh Dion. Dion suaminya juga masi dipanggil om.

Di kamar mandi Thalia melepas gaun resepsi yang beratnya minta ampun. Melepas dengan mudah, Thalia ngga alay ya, gaya gaya minta tolong ke suami untuk bukain gaunnya wong kesusahan, terus si suami pegang pegang. Ihh engga bakalan yak.

Thalia mandi dengan tenang, selesai mandi dia mengambil bathrobe yang tersedia. Keluar dengan santainya. Melihat Dion sudah terpejam di kasur masih memakai pakaian resepsi.

"Om... Om... Bangun... Mandi dulu baru tidur"

"Enghh... Iyaa" Dion bangun, langusng masuk ke kamar mandi.

"Btw gue lupa ngga bawa baju apa apa kesini. Ohh iya, tadi oma bilang ada baju buat malem ini di paper bag" Thalia mencari paper bag yang tadi sore diberi oma.

"HAHH APAAN INI!! kurang bahan ini yang bikin, mana ngga nutup susu sama bagian bawah, iuhh sekali saya." Thalia melempar lingerine pemberiam oma.

"Bodo amat gue tidur pake bathrobe, penting badan gue ketutup. Keburu ngantuk gue, capek, kaki gue pegel banget, kalo dirumah mah banyak koyo, kalo disini mana ada, pengen nangis gue."

Thalia merebahkan diri di kasur, menutup tubuhnya dengan selimut tebal. Tak lama dia sudah menjelajah alam mimpi.

Dion keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk di bagian bawah. Mengambil paper bag yang berisi pakaiannya emang sudah sengaja dia siapkan dari rumah.

Melihat Thalia tertidur Dion pun ikut merebahkan diri di kasur memposisikan diri memeluk Thalia. Kaget saat merasakan paha Thalia tak terbungkus apa apa. Ternyata Thalia tidur mengenakan Bathrobe, udahlah bodo amat, penting dia tidur, ngga mikirin Thalia.

****

Pagi hari pun tiba. Thalia mengerjabkan matanya menyesuaikan  cahaya yang masuk ke dalam kamar.

"AAAA APAAN NIHHH" Kaget dong Thalia secara wajah Dion deket banget sama wajanya. Melompat dari kasur dan ngecek pakaiannya, huhh selamat masih make bathrobe tadi malam.

"Apaan sih teriak teriak!" Kesal Dion ikut kaget dan langsung terbangun dari mimpi.

"Om yang apaan! Ngapain tidur peluk peluk Thalia hah!"

"Kamu juga ikut peluk peluk saya kok"

"Ehh?"

"Sana mandi pake kaos saya, itu di dalem paper bag item"

"Kegedean dong"

"Daripada pake bathrobe, malu maluin. Setengah jam lagi kita balik ke mansion"

****

Mereka berlima, Oma Ani, Papa Dion (Tomi), mama Dion (Anin), serta Dion dan Thalia, sedang di mobil dalam perjalanan pulang ke mansion.

"Om, ehmm itu, ngga enak ya ngga pake daleman, ehhehehe" bisik Thalia dari belakang kursi berusaha menurunkan kaos Dion yang dipakainya, hanya sebatas setengah paha.

"Diem, udah mending saya pinjemin baju buat kamu pake" Dion ikut berbisik tanpa menengok ke bagian belakang kursi.

Jadi ceritanya mereka menaiki mobil Alp*ard, yang nyetir papa Tomi sebelahnya istrinya yaitu Anin, di bagian tengah ada Dion sebelahnya Oma Ani, dan dengan nelangsanya Thalia duduk di belakang sendirian deh, udah kek terasingkan duduk bareng kardus dan tas tas jadi sempit lagi.

"Jadi gimana tadi malem Thal?Yon?" Tanya sesepuh, siapa lagi kalau bukan Oma Ani.

"Enak oma, Thalia tid..." Dion membekap mulut Thalia sebelum itu anak melanjutkan perkataannya.

"Lancar kok oma" bisa gawat kalo oma tau mereka belom 'gituan' secara dari kemaren oma minta cicit segera mungkin, katanya si oma punya firasat bakal hidup ngga lama lagi.

"Cepat cepat kasih oma cicit! Ngga boleh tunda tunda!" Dion mengangguk

Tangan Dion masih membekap mulut Thalia, Thalia berusaha melepas tangan Dion yang menutup mulutnya dan juga hidung, jadi dia susah untuk bernafas.

"Om apaan sih! Huh huh... Thalia ngga bisa nafas tau!" Teriakan Thalia memenuhi seisi mobil.

"Bisa diem ngga sih! Brisik tau ngga!! Ngapain juga itu manggil anak saya om, kamu pikir anak saya paman kamu hah!" Mama Anin mulai emosi tuh.

"Mahh udah mah, ngga usah marah marah, biarin aja, mungkin itu panggilan kesayangan Thalia buat Dion." Papa Tomi berusaha menengahi.

"Ehh maaf mah" Thalia menunduk, ia paling tak suka dibentak apalagi dengan amarah.

####

Gimana guys? Masih mau lanjut kah? Jangan sampe bosen ya baca cerita ini.

Stay tune untuk part selanjutnya

Jangan lupa klik ⭐ dan kalau ada request alur bisa tulis di komentar 💬.

NIKAH (KONTRAK)✅ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang