Seminggu telah berlalu setelah kejadian Thalia keguguran salah satu janinnya.
Hari ini masih subuh tapi Thalia sudah berada di kamar mandi, kebiasaannya setelah keluar rumah sakit adalah morning sickness.
"Huek.... Huekk...."
Thalia berusaha mengeluarkan isi perutnya tapi yang keluar hanya cairan bening. Dion setia mengurut leher Thalia dengan mata masih mengantuk.
"Mas.... Lemess" panggilan baru ini sudah berlaku sejak tiga hari yang lalu.
Dion mengangguk "Iyaa, masuk yuk minum teh anget dulu" Dion membantu Thalia jalan menuju kasur.
Thalia duduk bersandar di kasur sambil memegang teh anget yang sudah dibuatkan Dion.
"Sayang..." Dion duduk di samping Thalia sambil mengusap-usap perut Thalia.
"Apa mas?" Bahagia banget Thalia dipanggil sayang sama suami tercinta ini.
"Kamu mau tau ga kenapa kamu bisa hamil anak kembar?"
Thalia diam sejenak "iya mas kok bisa ya?, setau aku kalau mau hamil anak kembar harus ada keturunan kembar dulu, sedangkan aku gaada sama sekali yang kembar"
"Jadi dulu waktu Mama Anin hamil saya, dia juga hamil anak kembar kaya kamu karna papa Tomi ada keturunan kembar. Kata dokter, bayi di kandungan itu cewek cowok, Mama sama papa udah seneng banget nunggu kelahiran saya dan adik saya. Selesai lahiran, belum ada satu jam, adik perempuan saya tidak bisa diselamatkan karena terkena kelainan paru paru. Namanya Dian, kata Mama dia cantik banget, tapi dia udah ada di alam lain"
Thalia mendengarkan dengan serius, tak terasa air matanya menetes, dia jadi teringat calon bayinya yang sudah tiada.
"Sabar ya mas, kak Dian udah bahagia disana sama calon anak kita. Hikss...."
Dion memeluk Thalia yang menangis. "Udah ga boleh sedih sedih lagi, nanti siang kita main ke dufan"
"YEAYY KE DUFAN!!" Thalia berteriak senang.
"Shutt.... Masih subuh, berisik"
"Hehehehe"
****
Sudah pukul 11 siang, Thalia dan Dion bersiap siap akan ke dufan untuk menyenangkan hati Thalia sekaligus calon anak merek yang masi dalam kandungan.
"Sayang makan dulu, kalo ga makan kita ga jadi berangkat!" Paksa Dion karena Thalia susah makan.
"Thalia mual mas, gamau makan" bibir Thalia maju dua centi tanda merajuk.
"Yaudah kita ga jadi ke Dufan" Dion mengancam.
Thalia melirik sinis "Dih ga bisa gitu dong, mas udah janji ya ke Thalia mau ke Dufan"
"Makannya makan dulu, 5 kali suapan aja"
"Oke deal 5 kali suapan!"
Dion menyuapi Thalia dengan sabar, Thalia berusaha menahan rasa mualnya. Kalo muntah bisa bisa dia gagal jalan jalan ke Dufan.
"Udah selese, ayo mas ke Dufan! YEAYY KE DUFAN" teriak edited Thalia menggelar di dapur mansion.
Diperjalanan menuju dufan, Thalia bersenandung kecil tanda mood nya sedang sangat sangat baik.
Sampai disana, mereka berdua menikmati banyak wahana yang aman untuk ibu hamil seperti Thalia.
Selesai menaiki wahana ice age Thalia tiba tiba berhenti "Mas.... Mau naik halilintar ehehhe"
Dion terbelalak "jangan ngadi-ngadi, kamu lagi hamil. Kalo kamu naik bianglala bisa bisa janin kamu nyusul kembarannya"
"Astagfirullahalazim, mas omongan kamu tuh lo bikin Thalia takut." Thalia langsung memegang perutnya erat-erat.
"Yaudah gausah naik yang aneh aneh"
Thalia berfikir sejenak "gimana kalo mas Dion aja yang naik halilintar, aku sama dedek nunggu kamu"
Dion lebih kaget, seumur-umur dia tidak pernah naik halilintar karna takut, bahkan sangat takut, naik kora-kora saja dia sudah teriak sampe suara abis, ini disuruh naik halilintar , bisa bisa nyawanya melayang.
"Gausah aneh aneh, mending kita beli es krim disana" Dion berusaha mengalihkan perhatian Thalia.
"Gabisa gitu mas, ini dedek yang minta loh, kata orang dulu dulu kalo ibu hamil ga diturutin nanti anaknya ileran. Mas mau anak kita ileran? Kalo Thalia sih engga" Thalia masih berusaha membujuk sang suami untuk menaiki wahana halilintar.
Dion diam, berfikir, iya juga ya, dia tidak mau kalau nanti anaknya jadi ileran.
"Oke, satu kali putaran!"
Thalia berteriak senang.
*****
"Huek.... Huekkk...."
No, bukan Thalia yang muntah, tapi Dion.
Lima menit yang lalu Dion baru saja turun dari wahana halilintar, dan langsung berlari mencari toilet, Thalia yang panik pun ikut lari mengikuti Dion.
Thalia mengurut leher Dion sambil meneteskan air mata karna merasa bersalah.
"Hikss..... Hiks"
Dion menoleh "kamu kenapa nangis?"
"Hiks.... Maafin Thalia, karna Thalia minta yang aneh aneh jadi mas muntah muntah kaya gini, hiks...." Dion mencuci mulutnya dan berdiri menghadap Thalia.
"Shuttt..... Udah, saya gapapa, cuma mual sedikit, saya ngelakuin ini ikhlas kok bukan karna paksaan dari kamu, udah ya gausah nangis lagi" Dion memeluk Thalia yang sesenggukan.
"Hikss.... Mau es krim"
"Iya ayo, tapi jangan nangis lagi ya"
****
Di kedai es krim , Thalia sudah menghabiskan 2 cup es krim, dan itu masih minta tambah lagi.
"Sayang, udahan ya es krim nya. Kasian anak aku ikut kedinginan" ucap Dion halus,
"Heh! Anak aku ya ini!" Teriak Thalia sebal.
"Anak aku dong, kan aku yang ngasih benih" jawab Dion mencoba menggoda Thalia.
"Loh tapi aku yang ngandung kan di dalem perut, kamu mah enak tinggal kasih benih doang"
"Shutt.... Udah itu anak kita"
Thalia hanya mengangguk ngangguk saja sambil menghabiskan cup es yang ke 3.
Tiba tiba hp Thalia berbunyi, Thalia melihat notifikasi.
Mama Anin ✨
Cpt pulng! Ada surat perceraian yg harus km urus!!Deg!
*****
Wahhh gaiss surat perceraian? Ape tuch?
Maaf sebelumnya ngaret up, kemaren baru nulis setengah, terus otak ga jalan bingung mau begimane.
Doain besok bisa up lagi.
Maaf ye sekali lagi🤣
Jangan lupa klik ⭐ biar author semangat ngetik
Stay tune ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH (KONTRAK)✅ On Going
General Fiction"Jadi kamu hamil?" Tanya Wanita paruh baya kepada gadis belia yang terduduk di ranjang rumah sakit. "ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma masuk angin biasa kok. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sud...