Sekarang Thalia merasa lapar ,maklum ye lagi hamil , bawaannya laper mulu.
Dia bergegas ke dapur untuk mencari makanan. Saat akan membuka pintu lemari es , tangannya dicekal "jangan sekali kali sentuh makanan gue!"
Rafli menatap Thalia tajam.
"kak...."
Tangan Thalia bergetar. Dia shock kenapa kakaknya jadi se galak ituu.
"Thalia laper kak dari siang belum kesini apa apa" Thalia menunduk takut.
"Kalo laper ya beli, modal dong jangan ambil punya orang!" ketusnya.
Thalia terheran heran, ya secara Rafli kakaknya sendiri, masalah makanan saja dia perhitungan.
"buat malem ini aja kak Thalia mintanya, besok Thalia beli buat ngestok sambil ganti punya kakak" ucap Thalia sembari membuka kulkas lagi.
BRAKK!!
Tak terduga Rafli mendorong Thalia hingga terlempar ke dinding sebelah kompor. Thalia jatuh terduduk, punggungnya sakit , kepala belakangnya pun nyeri, perutnya kram, Thalia takut anaknya kenapa kenapa.
"aaarghhh... kakk, sakitt , aaahh" satu tangannya memgang perut dan satunya memegang kepala.
Pusing . Kakaknya mendorongnya dengan tenaga.
"Makannya dibilangin jangan ngeyel, udah disini numpang , mau ambil makanan orang, gatau diri!" Rafli keluar dari apartemen tanpa membantu Thalia yang kesakitan.
"aaahhh, sakitt... KAKAK JAHAT!" Thalia berusaha berdiri, tak apa, sakitnya tidak se parah kemarin kemarin, Thalia masi bisa menahannya.
Kalau kalian bertanya kenapa Thalia tidak pesan makanan online jawabannya karena dia sengaja mematikan ponselnya agar Dion tida menerornya.
Mama Anin juga sempat berpesan jangan keluar kemana mana takutnya Thalia akan bertemu Dion , bisa bisa dibawa kerumah lagi
Di ruang tamu Thalia termenung. Bingung hal apa yang akan dia lakukan. Dikarenakan pusing , sudahlah dia akhirnya tertidur di sofa ruang tamu apartemen Rafli.
****
BRAK BRAK BRAK!!
Thalia terbangun tengah malam karena kaget pintu apartemen Rafli digedor oleh seseorang.
"BUKA PINTUNYAAA THALIAA!!"
Dari suara itu terdengar tidak asing "Hah, kaya suara mas Dion, ehh bukain ga yaa, tapi ganggu tetangga nanti diomelin, gue kudu ngapain ini anjir" Thalia panik bukan main, tapi ya percuma, Dion sudah mengetahui posisi dirinya ada di apartemen ini.
Berjalan pelan pelan menuju pintu.
"hahh...." Thalia membuang nafas gusar.
cklekk...
"Mass..." Thalia kaget melihat keadaan Dion se berantakan itu. Dion masih menggunakan pakaian tadi siang saat pergi ke Dufan, pakaiannya berantakaan, kancing bajunya beberapa ada yang terlepas. Dan lihatlah , punggung tangan kanann Dion berlumuran darah, ada serpihan kaca menempel di tangannya.
"Mas Dion kenapaa?!!" Panik Thalia sambil memegang tangan Dion yang terluka.
Muka Dion terlihat tidak bersahabat , "Jangan sok polos kamu!"
Tangan Thalia ditarik paksa keluar menuju basment apartemen.
"arrghhh... mas pelan pelann..." satu tangan Thalia memegang perutnya, ingatlah Thalia tidak bisa berjalan secepat itu, apalagi membawa anak dalam perut.
Dion membawa Thalia kedalam mobil.
Brakkk!! Dion menutup pintu mobil dengan keras. Thalia tersentak kaget. Mobil berjalan dengan kecepatan diatas rata rata, Dion mengendarai seperti orang kesetanan.
"Mass... kenapaa? jangan marah marah kaya gini" Thalia berucap dengan mulut bergetar. Mobil berhenti, Thalia tidak tahu mereka berada di daerah mana.
"Apa? kamu pikir setelah kamu kabur kaburan ga bikin saya marah?! Dan apa maksut dari surat ini!! jangan macam macan ya Thalia" ucap Dion sambil melemparkan map coklat ke arah Thalia. Rahang Dion mengetat.
Thalia panas dingin, dia pikir Mama Anin sudah membereskan masalah dia dan Dion, ternyata tidak.
"Mas.... maaf... hikss..." Thalia menunduk, Dion sudah tau kalau dia selama ini menandatangani surat nikah kontrak, dan sekarang Thalia menggugat cerai dirinya, HELLO semudah itukah permainan pernikahan di mata Thalia?
"KAMU PIKIR NIKAH ITU MAINAN HAH!? SAYA UDAH MULAI SERIUS SAMA KAMU TAPI APA BALASAN KAMU THALIA!! DASAR BOCAH GATAU DIRI!!"
Whatt!! setelah kakaknya yang memarahi dia sekarang suaminya, ralat deh kayanya mantan suami. Thalia sedang malas berdebat hanya bisa menunduk menahan nangis. Dia tidak punya cukup tenaga untuk berdebat saat ini.
plakk!
Wajah Thalia terlempar setelah menerima tamparan dari Dion.
"JAWAB THALL! LIAT SAYA!! sebenarnya apa sih yang kamu mau dari saya Thal? kamu cuma mau harta saya? dengan kamu cerai kamu akan dapat uang lebih banyak dari Mama kan?!" Dion tersenyum sinis
Thalia kaget , menatap mata Dion dengan tajam, air matanya menetes "Jaga ya omongan mas. Saya tidak serendah itu!"
Thalia keluar dari mobil. Dan mobil Dion pergi meninggalkan dirinya
Thalia terduduk di trotoar. Tengah malam, gelapp , Thalia sendirian.
"Tuhan... Thalia capek. Apa yang selama ini Thalia itu salah kah? Thalia cuma ngikutin alur Tuhan. Tujuan Thalia dari awal cuma membantu Oma Ani, kenapa berakhir seperti ini Tuhan. Thalia butuh tempat bersandar."
Air hujan sedikit demi sedikit menetes ke bumi. Tak sedikitpun Thalia berniat berteduh, biarkan hujan membasahi dirinya dan membawa pergi segudang masalahnya.
"hikss... Tuhann, Thalia tidak kuat dengan ini semua. Tolong sudahi..."
####
helo everyone
asli Ini random banget aku gatau mau ngetik aapaa. asal yang ada di otak aku tuliss.
semoga kaliann sukaaa.
kalau ada request alur selanjutnya kalian bisa chat aku yaah.
jangan lupa klik bintang dan komen sebanyak banyaknya. komenn dan vote kalian berarti banget buat semangat akuu🥰
Stay Tune gaisss
4 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH (KONTRAK)✅ On Going
Genel Kurgu"Jadi kamu hamil?" Tanya Wanita paruh baya kepada gadis belia yang terduduk di ranjang rumah sakit. "ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma masuk angin biasa kok. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sud...