11. Obat Perangsang

23K 677 7
                                    

Sebulan berlalu setelah kejadian pesta Dina, Dina sudah kembali ke negara tempat ia belajar.

Setelah pesta bulan lalu pun Dion mulai lembut kepada Thalia. Sore ini di mansion keluarga Dion sedang bersantai di ruang keluarga.

Diam diam Oma Ani pergi ke dapur.

"Sttt.... Marni sini" Ucap Oma Ani kepada Marni yang sedang membuat teh untuk keluarga Dion.

"Ada apa nyonya?"

"Nanti kasih ini buat minuman Thalia sama Dion oke? Tapi jangan bilang siapa-siapa ini rahasia kita" Oma Ani memberi Marni sebuah botol kecil, Marni mengangkat jempol tanda setuju. Marni yang sudah berumur juga tahu benda apa itu.

Oma pun kembali ke ruang keluarga tempat berkumpul tadi.

Selesai Marni membuat teh dan menuangkan obat tadi untuk minuman Thalia dan Dion, Marni berjalan menuju ruang keluarga dengan membawa nampan.

"Silahkan dinikmati tuan nyonya, saya pamit kebelakang dulu" Marni menunduk, Oma Ani tersenyum manis kepada Marni.

Semuanya menikmati teh masing masing dengan nikmat, tak berselang lama Thalia dan Dion bergerak tak nyaman.

Thalia menggenggam erat tangan Dion tanda sedang tidak baik. Dion pun sama.

"Kita pamit ke kamar" ucap Dion terburu-buru sambil menarik tangan Thalia.

Oma Ani tersenyum dalam hati karna misinya berhasil.

Oma Ani suka bingung, udah hampir empat bulan mereka nikah tapi Thalia belom hamil hamil juga, Oma curiga mereka memakai pengaman, kalau dikasih obat perangsang kan ngga mungkin sempet make pengaman.

Sampai di kamar Dion tak lupa mengunci pintu, mendorong Thalia kasar di kasur.

"Kak... Panas..." Tubuh Thalia menggeliat tak karuan.

"Biar saya obati" Dion langsung melepas pakaiannya dan pakaian Thalia.

Mencium bibir Thalia kasar, tangannya meremas salah satu buah dada Thalia.

"Aahhh...."

Dan selanjutnya hanya Thalia Dion dan tuhan yang tahu.

****

Pagi hari telah tiba ehh engga deng sekarang udah pukul 10.30 jadi udah siang. Bayangkan saja mereka berdua 'gerak' dari sore sampe tengah malem, remuk tuh badan.

Dion membuka matanya, melihat wajah polos Thalia yang masih terpejam. Dion tersenyum mengingat kegiatan tadi malam, ada rasa bahagia tersendiri bisa menjadi yang pertama untuk Thalia.

"Enghh" Thalia membuka mata merasakan elusan di rambut.

"Malu" ucap Thalia sambil menelusupkan wajahnya di dada bidang Dion.

Tangan Dion mengelus punggung Thalia yang tertutup selimut "Kenapa malu, saya udah liat semuanya kok"

"Tau ah, aku mau mandi" Thalia menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Aarghhh..." Belom juga jalan Thalia udah jatuh terduduk merasakan nyeri pada intinya.

"Sakitt" cicit Thalia.

Dion yang sedari tadi mengamati pergerakan Thalia pun bangkit, menggendong Thalia menuju kamar mandi.

"Loh om ngapain ikut masuk?"

Cup

"Jangan manggil om, saya suami kamu" Dion mengecup bibir Thalia, hanya mengecup.

Dion menyiapkan air hangat dan sabun, ya intinya peralatan buat mandi lah.

"Kita mandi bareng" dan kata mandi bareng itu hanya alibi, malah jadi plus plus.

****

Dion dan Thalia turun saat makan siang.

"Udah siang kok baru turun" ucap Mama Anin ketus.

"Maaf" Thalia menunduk tak enak, Dion langsung menggenggam tangan Thalia erat tanda menguatkan.

"Maklum aja Nin masih pasutri" Oma Ani bercap genit.

"Terus terusan aja jadi pasutri" Masih ae ketus Mama Anin.

"Udah udah kalian duduk aja, langsung makan" Papa Tomi menengahi.

Semua duduk dengan hikmat, makan dengan hikmat. Selesai makan Oma Ani membuka pembicaraan.

"Jadi kamu masih belom hamil?" Tanya Oma Ani.

"Belum Oma" Thalia menjawab lembut, begimane mau hamil kalau ngelakuin aja baru tadi malem ehh terakhir barusan deng pas mandi.

"Kenapa lama, ini udah hampir 4 bulan loh, apa kalian butuh honeymoon?"

"ehhh... Engga Oma engga kok" Thalia langsung mendongak mendengar kata honeymoon.

"Gausah alay minta honeymoon honeymoon segala, dirumah juga udah enak" Mama Anin sinis sekali.

"Yaudah Oma tunggu satu bulan, kalau belum hamil Oma bakal suruh kalian honeymoon."

****

Selesai makan siang tadi, semua kembali pada aktivitas masing masing. Thalia yang bingung mau ngapain pun pergi ke belakang mansion. Kalau ngga ada Dion dan Oma Ani pasti Mama Anin bakal siksa Thalia lagi, untung aja ini hari minggu jadi semua berkumpul di mansion.

Thalia mendatangi kolam ikan, mengambil makanan ikan dan memberi makan ikan, ihh absurd kata katanya.

"Ikan jadi gue sekarang lagi takut nih, tadi malem gue diperkosa sama Om Dion, bukan masalah diperkosanya ya ikan, tapi gue takut kalo hamil, gue masih SMA ikan" Thalia curhat sambil melempari makanan ikan ke kolam.

"Saya udah bilang kamu bisa home schooling Thalia" tiba tiba aja di belakang ada suara Dion.

"Ehh kak Dion" Dion duduk di sebelah Thalia.

"Saya mampu kok buat bayar home schooling kamu"

"Tapi kan suasana sekolah sama rumah beda kak" Thalia menunduk lesu.

"Huhhh.... Santai aja Thal, kamu sekarang belum hamil, nikmatin saat saat ini kamu sekolah."

"Iya om"

"Thal"

"Iya?"

"Kalau saya bilang, saya sayang sama kamu gimana"

"HAH"

****

Akhirnya guys😭 tadi sempet kehapus terus aku ngetik lagi.

Janga  lupa klik ⭐ dan komen 💬 ya guys, hargain aku yang udah ngetik dua kali nih.

Yang udah vote aku ngucapin terimakasih banyak lope kalian🥰 yang udah baca juga lope deh🥰

NIKAH (KONTRAK)✅ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang